Part 8

5K 279 0
                                    

1 Minggu Kemudian...

Di kantor Tiara...

Tiara, kamu temui perwakilan dari PT. Nusantara usahakan kerja sama dengan mereka deal. Kalau deal kamu akan dapat bonus dan akan saya naikkan jabatan.

Yang benar bu?

Iya, pokoknya kamu harus berhasil. Susah sekali membuat kesepakatan dengan CEO nya. Orangnya arogan, sombong dan perfectionist. Saya sudah 3X negoisasi dengannya tapi tetap tidak berhasil. Kamu harus berhasil dan bisa menyakinkan dia. Kalau kamu nggak berhasil, kamu saya pecat.

Kok gitu si bu, kalau ibu aja nggak berhasil gimana dengan saya.

Pokoknya kamu coba dulu...

Iya deh bu.

Tiara pun datang ke sebuah perusahaan ekspor impor terbesar di Jakarta. Tiara langsung bertanya dengan resepsionis dan menuju lantai 12. Sesampainya di depan ruangan CEO, Tiara langsung mengetuk pintu.

Tok...tok...tok...

Masuk...

Tiara pun masuk, menutup pintu dan berbalik melihat calon klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan di tempatnya bekerja.

Loe...

Ucap Tiara dan CEO tersebut sama-sama terkejut.

Loe ngapain ada di kantor gue?
Loe tahu dari mana gue kerja di sini? Apa loe stalker?
Ucap Zian bertubi-tubi.

Ya Allah, dari banyak tempat kenapa gue harus ketemu loe lagi, loe lagi sih. Ngapain juga gue harus jadi stalker? Emangnya gue nggak ada kerjaan apa?
Bentak Tiara kesal.

Terus ngapain loe sekarang ada di perusahaan dan di dalam ruangan gue?

Gue mau ketemu CEO di sini, tapi ternyata loe CEO nya, pantesan aja...
Ucap Tiara dengan nada mengejek.

Pantesan apa?

Pantesan loe belagu, sombong, angkuh, galak dan...

Tampan. Iyakan?
Potong Zian.

Pede banget loe, tampanan juga Tirta.

Tirta?
Oh...jadi cowok nggak modal itu namanya Tirta. 

Loe jangan ngomong sembarangan ya tentang Tirta.

Kenapa? Suka-suka gue, mulut-mulut gue.

Gue cabein juga ya mulut loe.

Silahkan aja kalau loe bisa, dasar pendek.
Ucap Zian sambil meletakkan keteknya di atas kepala Tiara.

Sialan banget sih loe, ketek loe bau bego'...

Ucap Tiara sambil memukul-mukul dada Zian dengan berkas-berkas yang ada di tangannya.

Ketek gue wangi lagi, gue pakai deodorant asli dari Paris. Loe perwakilan dari PT. Makmur kan?

Iya.

Kenapa bukan bu Shanti yang datang?

Dia males ketemu sama loe yang super nyebelin. Makanya dia nyuruh gue buat ngegantiin dia.

Terus menurut loe, gue nyebelin juga gitu?

Banget.

Ya udah kalau gitu, proyek kerja sama perusahaan gue sama perusahaan tempat loe kerja nggak jadi.

Ya...ya...ya...
Jangan gitu donk, kalau proyek kerja samanya nggak jadi gimana nasib gue? Gue nggak bakalan dapat bonus dan naik jabatan. Gue juga bisa di pecat. Kalau gue di pecat, gue nggak bisa lagi kasih uang bulanan buat Tirta. Lagi pula cari kerjaan kan sulit.

Bukan urusan gue, itu derita loe. Lagian ngapain juga loe kasih uang bulanan sama pacar nggak modal loe. Dasar cewek bego'...

Aish...
Zian, loe keterlaluan banget sih.

What?
Zian?
Tanpa embel-embel pak?

Iya.

Ikut gue makan siang sekarang juga...

Ucap Zian langsung merangkul leher Tiara dan pergi ke cafe terdekat.


Koper Cinta (1-18 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang