7

2.3K 350 27
                                    

We~~ ada yang baca juga di sini hahahaha...

.

.

.

-Polar Opposite-

7

Menyiksa. Rasanya begitu menyakitkan ketika semua tekanan tak kunjung dihentikan. Yoongi putus asa, hampir. Pasalnya gelombangnya kian pasang-surut tak teratur. Tidak bisa dikendalikan, dan semakin menyakitkan ketika masa pasangnya datang. Yoongi hampir putus asa, karena memang hampir tak bisa melakukan apa-apa.

Sudah bertahun-tahun dia mengalaminya, dan masalah ini semakin berat hanya karena dia sudah bertemu matenya. Yoongi mengerang, kesal, mengapa juga dia harus bertemu mate saat dia belum siap. Maksudnya, dia belum merencanakan apapun, dan matenya itu datang ketika masa heatnya sedang berlangsung. Bukankah itu ketidakberuntungan yang lengkap?

Yoongi tidak tahu kalau Mamanya akan sekaku itu dengan alpha yang tertarik padanya. Baiklah, sang Mama tidak tahu kalau waktu itu alpha yang menyelimutkan aromanya pada tubuhnya adalah matenya, takdirnya. Akan tetapi, bukankah selama ini Mamanya selalu ingin dia ditandai? Dimiliki oleh seseorang sehingga dia tidak perlu kesakitan lagi ketika heat? Yoongi hampir tak mengerti alasannya kecuali jika ingat kalau dia penerus keluarga Min satu-satunya. Bagaimanapun juga, Mamanya pasti ingin dia dimiliki dengan cara yang terbaik, dan ada pertanggungjawaban dari semua tindakan. Mamanya tidak ingin dia menderita, harus bisa menemukan pendamping sehidup semati seperti dia dan mendiang Ayahnya.

"Tapi ini menyakitkan..." Yoongi menghela lirih. Gelombangnya sedang tidak tinggi, tapi rasa panas menjalar masih setia menyengat tubuhnya.

Yoongi duduk di tepi ranjang, bersandar pada tepian dengan kaki ditekuk lelah. Dia hampir tak punya jalan keluar, sudah persis budak lemah yang merana. "Kesal.. Ayah, Yoongi kesal!"

Harus bagaimana??

Sebenarnya Yoongi tak pernah berpikiran rendah untuk siap menungging demi menghilangkan sakitnya. Yoongi rela jika harus kesakitan fisiknya. Akan tetapi, jiwanya tak bisa menyakiti dirinya lebih jauh. Ruh omega yang menemukan alphanya jelas tak ingin berhenti memanggilnya.

Taehyung... Taehyung...

Yoongi tak bisa menghentikan omeganya yang meraung pilu. Dia hanya diam, tak mampu menampar dirinya sendiri seperti biasa. Dia takluk, mengakui bahwa takdir alpha-omega memang begitu mempengaruhi hidupnya.

"Mama...." Yoongi menggumam lemah, menenggelamkan kepalanya di antara kedua kakinya. Panasnya perlahan naik, seiring dengan air matanya yang meleleh.

Yoongi tidak ingin seperti budak. Tidak ingin. Maka, digigitnya bibir bawahnya untuk menahan isakan yang akan berganti dengan lenguhan ketika gelombangnya naik. Yoongi tak ingin menjadi menjijikkan, meski kemudian sekelebat ingatan datang ketika wajah Taehyung begitu dekat dengan wajahnya. Juga suara berat yang begitu terobsesi pada tubuhnya...

"Aishh... sial!"

Yoongi menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya, sementara ia mulai merosot dengan jemari yang gatal menyentuh dirinya sendiri. Gelombangnya naik lagi...

Polar Opposite (Taegi)Where stories live. Discover now