12

1.9K 328 51
                                    


-Polar Opposite-

12

Dalam ruangan pembesar perusahaan raksasa milik keluarga Min, Jung Hoseok hanya mampu menghela napasnya diam-diam. Pikirannya lagi-lagi terasa penuh, dadanya pun sedikit bergemuruh. Kegelisahan samar membayang, Hoseok mati-matian berusaha mengabaikannya. Namun demikian, karena rasa sayangnya pada omega dan alpha yang terlibat, juga karena dia berperan di dalam kronik mereka, ucapan Tuan Besar Min sungguh mengacaukan harinya.

Hoseok berulang kali mengumpat dalam hati, betapa dia kesal sebenarnya mengalami hal ini juga. Dia hanya seorang beta, mengapa juga harus begini repot dengan masalah alpha dan omega? Lagipula, kenapa juga dia bisa lupa kalau Tuan Besar Min, Min Taemin pasti bisa menyadari perubahan aroma dari putranya? Kenapa juga dia tidak menyiapkan diri mendengarkan ucapannya barusan?

Hari ini Tuan Taemin diam-diam murka..

Beliau murka karena menyadari jelas ada aroma alpha di sekitar Yoongi, putranya. Ada dominasi di sana, meskipun masih bersih lokasi seharusnya sudah ditandai. Barang pasti, ada alpha yang sudah menyentuh Yoongi tanpa seizinnya. Tuan Taemin murka, dia bahkan bersumpah untuk menemukan pelakunya.

"Aku akan membuatnya bertanggung jawab!"

Hoseok menghela napasnya. Meskipun Tuan Taemin seorang omega, dia tetaplah kepala keluarga. Dia tegas dan berwibawa. Tidak ada yang bisa menebak pertanggungjawaban apa yang akan diminta oleh tuannya ini. Bisa jadi memang membuat mereka berdua selamat, tapi bisa juga membahayakan. Tuan Taemin ini tak segan menghilangkan sebuah nyawa, bagaimanapun dia punya kuasa. Hoseok jelas tidak mengharapkan kemungkinan yang kedua.

Namun demikian, Hoseok tidak ingin berharap banyak. Adanya rencana pertunangan Yoongi dan Jeon Jungkook sudah cukup membuatnya memilih keputusan. Dia akan melindungi Taehyung, dia akan melindungi adiknya.

"Kuharap Taehyung tidak berbuat macam-macam hari ini," gumam Hoseok sembari memijit keningnya.

-Polar Opposite-

Rasanya berbeda, sangat. Sejak hari itu, Taehyung merasa menjadi berbeda. Entah, semuanya terasa lebih segar dan indah di mata. Taehyung jujur, dan tak bisa untuk tidak tersenyum pada apapun yang dilihatnya. Meskipun dia sudah berulang kali dipanggil orang gila, Taehyung tetap merasa dia menjadi lebih bahagia.

"Berhentilah, Kim Taehyung. Kau mulai membuatku kesal," ucap Seungjae, temannya, tidak terima. Dia merasa risih karena Taehyung jadi lebih banyak tersenyum. Dia bahkan tersenyum pada angin yang berembus. "Cepat beritahu saja siapa pacar barumu!"

"Atau lebih baik kamu traktir kami, deh. Daripada senyum-senyum sendiri seperti orang gila." Jang Moonbok, sahabat Taehyung yang lain, menyahut sembari berdecak.

Seungjae langsung mengangguk, menyetujui usulan Moonbok. Mereka berdua berulang kali brdecak tiap Taehyung kembali tersenyum tanpa alasan. Tiga sahabat berjalan bersama memasuki wilayah kampus mereka.

Taehyung berjalan di tengah, diiringi dua sahabatnya. Selain Seungjae, dia dan Moonbok tidak begitu terkenal sebenarnya. Kecuali untuk kejuaraan akademik yang diam-diam banyak Taehyung sabet, dan kontes modeling yang selalu diikuti Moonbok. Makanya, kehadiran mereka tidak begitu mencolok dan menarik perhatian.

Mereka bertiga bahkan harus berhenti karena ada suatu barisan di depan. Moonbok dan Seungjae sudah berkomentar tidak jelas sampai akhirnya yang menjadi pusat perhatian lewat.

"Datang! Datang!"

Orang-orang berseru senang, tampak antusias dan bergerak serempak. Taehyung dan dua sahabatnya hanya kebingungan, sampai tidak sadar sudah terbawa dalam barisan.

"Siapa sih?" Moonbok menyikut Seungjae, kemudian menoleh pada Taehyung juga untuk meminta jawaban. Taehyung hanya menghendikkan bahu, sedangkan Seungjae malah berdecak.

"Masa tidak tahu?" Seungjae menyeletuk dengan tangan mengacak poninya sendiri. Wajahnya sedikit kusut, ketampanannya belum cukup untuk menyaingi euforia yang membuatnya terjebak di sana.

"Yah, padahal aku juga alpha. Sial," gumam Seungjae, merasa kesal.

"Heh, jawab dulu dia siapa!" Moonbok ikut kesal karena Seungjae tidak lekas menjawab. Seungjae berdecak.

"Pangeran Perusahaan Jeon, Jeon Jungkook. Masa tidak tahu?" Seungjae menghela napasnya. "Katanya, dia baru pulang dari perjalanan bisnis."

"Perjalanan bisnis?" Moonbok mengulangi dengan heran. Seungjae mengangguk saja.

"Dia masih mahasiswa?" Kali ini Taehyung yang bertanya. Seungjae pun hanya menganggukinya saja.

"Masih adik tingkat kita malah," jawab Seungjae. "Dia disiplin sih memang, tapi kalau orang-orang memujanya karena pintar dan tampan, aku tidak sependapat. Dia hanya sedikit lebih rajin, tidak begitu pintar. Dia juga lebih ke cantik daripada tampan."

"Tapi dia kekar dan bertanggungjawab," sahut seorang mahasiswi yang berdiri di sampingnya. Seungjae sedikit terkejut, mahasiswi itu menatapnya tidak suka. "Lebih tampan daripada kalian."

Seungjae hanya diam, tidak ingin berurusan lebih jauh pada penggemar si Jeon ini. Sedangkan Moonbok, dia meringis ngeri melihat banyaknya mahasiswi yang tampak begitu menanti. Taehyung sendiri hanya diam mengamati sekitar.

"Hei, darimana kau mengenalnya?" Moonbok bertanya lagi.

Seungjae sontak berdecak tidak percaya. "Dia adik kelas kita di SMA, heol. Jang Moonbok, apa kau hidup di dalam goa?"

Moonbok baru akan membalas, sebelum suara para penggemar ini menjadi lebih riuh. Sepertinya orang itu sebentar lagi lewat.

Taehyung pun dibuat penasaran. Pasalnya, dia tidak satu SMA dengan Seungjae dan Moonbok. Dia juga baru tahu kalau di kampusnya ada peristiwa terlalu hiperbolis seperti ini. Maka, dia pun ikut berusaha melihat ke depan untuk melihat sosok yang baru saja dibicarakan.

"Ohh, itu ya. Aku ingat sekarang," ujar Moonbok.

"Iya, dasar pelupa," sahut Seungjae kemudian.

Mereka berdua saling berkomentar, tidak menyadari kalau sahabatnya yang lain sedang terpaku luar biasa. Seperti tiba-tiba merasa terbakar, tapi bukan sesuatu yang menyenangkan. Yang degup jantungnya berdetak kencang, dan terasa menyakitkan. Yang sisi alphanya mulai berlaku gelisah, dan mendengus penuh ketidaksukaan.

"Hei, hei, siapa yang bersama dengannya?"

"Apa? Oh tidak, kenapa mereka hanya berdua?"

"Tunggu, aku sering melihat mereka bersama, tapi kalau berdua bukankah..."

"Mereka alpha dan omega kan? Apa jangan-jangan mereka..."

Kerumunan mulai riuh, mempergelap suasana hati seorang alpha yang terpaku. Seorang alpha dengan kacamata tebal bundar dan rambut acak-acakan. Seorang alpha dari kalangan ekonomi pas-pasan. Seorang alpha yang menggertakan giginya diam-diam, menahan ketidaksukaan...

Min Yoongi berjalan dengan seorang alpha...



Tbc

silahkan dikomen  kalau masih berminat baca :p

Polar Opposite (Taegi)Where stories live. Discover now