13

1.9K 296 33
                                    



-Polar Opposite-

13


"Min Yoongi, apa kau mendengarkanku?"

Suara Seokjin sedikit meninggi. Terdapat nada kesal dalam bicaranya. Seolah, benar-benar tidak terima jika telinga si manis, sahabatnya, tidak menangkap apa yang baru saja bicarakan.

Jika ini bukan bahasan tentang tugas kuliah, Seokjin mungkin akan baik-baik saja. Sayangnya, yang baru saja dia bicarakan adalah hal penting berkenaan dengan tugas Professor Shin yang harus dikumpul sore ini.

"Min Yoongi, apa kau ada masalah?" tanya Seokjin lagi. Kali ini dia sedikit menahan marahnya, berusaha tidak bertindak pada yang akibatnya paling buruk.

Yang ditanya hanya menghela napas, kemudian menggeleng. Kim Seokjin berusaha keras untuk tidak mendengus dengan kasar atau bahkan menggebrak meja. Ah, kenapa dia penuh emosi sekali ya?

"Maafkan aku, bisakah diulang sejak—"

Ucapan Min Yoongi seperti tertahan. Melihat respon Seokjin, sepertinya tidak tepat jika dia terlalu jujur kalau sejak awal memang tidak mendengarkan. Kim Seokjin sepertinya sebentar lagi heat. Dia terlihat begitu sensitife.

Oleh karena itu, Yoongi hanya meringis sembari mengucapkan permintaannya untuk diulangi penjelasan dari sepertiga akhir. Biarlah dia nanti cari tahu sendri apa yang tadi Seokjin jelaskan dari awal. Masih ada Hanbin dan Nari, anggota kelompoknya yang lain.

Setelah diskusi intens untuk tugas kuliah, kelompok Yoongi, sama seperti kelompok lain, akhirnya bersiap pulang karena sudah tidak ada kelas. Yoongi memijat lehernya yang kaku sembari melihat sahabatnya, Seokjin, melakukan hal yang sama.

"Sudah dikirim?" tanya Yoongi, mencoba sopan.

"Tentu saja sudah!"

Sudah diduga, jawaban Seokjin pasti ketus. Prediksi Yoongi tidak salah. Sahabatnya ini sedang masuk periode sensitifnya. Aromanya saja mulai tercium.

Kalau begitu, Yoongi mungkin akan lebih banyak diam dan mencoba menjaga perasaan Seokjin yang mudah naik turun. Itu berarti, Yoongi tidak bisa leluasa bercerita saat ini.

Bercerita? Apa perlu?

Pikiran Yoongi sebenarnya sedang penuh. Karena banyak hal, terutama soal pertunangannya, soal rumor yang santer berbicara tentang dia dan Jungkook, juga soal alpha yang merupakan matenya. Rasanya, Yoongi tidak mampu membawa topik itu ketika Seokjin masih dalam kondisi yang seperti ini, meskipun pemilik mata bulat menawan itu sempat berheboh ria di hari pertama dia tahu kalau Yoongi berangkat dengan Jungkook saja. Biasanya selalu berempat, minimal bertiga.

Yoongi tidak pernah sendirian dengan alpha—

Kecuali dengan Taehyung, Yoongi selalu didampingi orang lain di sekelilingnya. Wajar, kalau keberangkatan Yoongi dan Jungkook secara bersama-sama waktu itu menimbulkan tanda tanya besar.

Bicara soal hari pertama berangkat dengan Jungkook, Yoongi jadi teringat sesuatu. Hari ini hampir seminggu sejak terakhir dia melihat punggung seorang alpha dalam balutan kemeja sederhana dan rambut acak-acakan. Ya, Yoongi melihat Taehyung waktu itu. Sewaktu dia baru sampai di kelasnya, sesudah berpisah dengan Jungkook karena mereka berbeda kelas. Dari kelas sebelah, Taehyung keluar dengan berjalan cepat. Hanya punggung yang berhadapan dengannya, yang semakin kecil karena Taehyung berjalan semakin menjauh.

Polar Opposite (Taegi)Where stories live. Discover now