Maaf jika typo bertebaran dan ada penggantian untuk tempat
.
Hari ini aku masuk shift pagi
Tapi aku tengah bingung dengan fikiranku sendiri
Aku bingung dengan alex dan Daniel
Aku tak mengerti jika mereka terus terusan menggangguku apa yang harus kulakukan mengahadapi mereka.
Intinya aku berusaha menghindari mereka agar tidak bertemu muka dan diharuskan mengambil keputusan
Fix
Aku butuh waktu berfikir."Nglamun aja lo.."
Sely melirikku
Sedangkan aku hanya bereaksi cengo menanggapinya.
"Stt..liat tu pasien.."
Sely menunjuk dengan dagunya sambil berbisik ke arah wanita yang sedang gelisah kesakitan.
"Kenapa" tanyaku tak menangkap ada yang aneh dengan mereka
"Babon nya manja banget abis tu muka lakinya dicakar cakar"
Aku hampir menyemburkan tawa bersama teh yang kuminum
"Padahal sudah anak ke dua..kasian banget lakinya"
Sely masih lanjut dangan acara njurinya.
"Elo aja yang belum ngrasain mungkin tar kamu tambah lebih kolokan.."
Aku terkikik membayangkan samir suami sely diawut awut serupa itu.
Sely melirikku seram membuat tawaku makin lebar.
"Ketawa lo baru ketemu dokter alex aja dah pucat lagian ada masalah apa sih sampai segitunya?"
Sely memulai introgasinya dishift pertama pagiku setelah liburku berakhir.
Aku hanya menarik nafas berat
Mengingat kesalahan ku dimasa lalu yang bisa dibilang cukup klewatan sehingga kini harus menanggung akibatnya.
Mungkin dokter alex pun sebenarnya tidak berniat serius dan mungkin ini saatnya dia balas mempermainkanku.
Jika memang begitu??..."Suster...bayinya mo kluar..."
Teriak suami pasien panik saat sang istri kembali menjambak dan mencakar rambutnya karena kontraksi datang menyerang membuat sang istri kesakitan.
Sely menarik nafas panjang sementara aku terkikik sambil menyembunyikan tawa tertahanku.
"Masih buka 2 pak masih luama..sabuar ya pak..." sely menenangkan suami yang menatap kami memelas minta diselamatkan
Sekuat tenaga kutahan tawaku
"Adduh..." siku sely menyodok rusukku membuatku mengumpat tertahan dan sedikit melupakan masalahku.
Yah...dr Alex akankah dia jadi masa depanku
Apakah aku akan mencintainya
Setidaknya pernahkah aku mencintainya?
Jika dia takdirku akankah kujalani hidupku tanpa cinta untuk menebus sebuah dosa.Sely beranjak menuju pasien yang sedang melampiaskan kesakitanya untuk menenangkan dan menyabarkan sang suami yg memelas
Ting tung..
Kuraih hapeku dengan was was
Lah...dr.Alex
Jaga na..mo telpon tkt gangguSial
Udah ku read juga berarti harus bales nih..
Mana cepet cepet kubuka tadi WAnya la klo gak cepet kubales kan aneh
Kuremas rambutku frustasi
"Napa lo aneh banget.."
Sely natapi aku heran
Kutunjukkan layar hapeku
Sely ketawa
"Tinggal bales apa susahnya"
Aku melotot
"Dapa si lo..makanya cerita jangan disimpan sendiri
Lo anggep gue temen yang ember?"
Sely mulai marah
Aku menarik nafas panjang
"Sebenarnya..."
Dan mengalirkah ceritaku tak terbendung lagi
Sely melongo
"Tega lo ya..
Buruan mumpung dia masih mau ma elu buruan ajak meried.."
Aku merengut
"Buruan buruan emang apaan kalo dia cuma ngerjain aku gimana"
Aku mengutarakan kebimbanganku
"Salah lo sendiri anggep aja karma"
Bukkk
Kutimpuk kepala sely dengan buku laporan shift yang lumayan tebel
"Karma pala lo tuh sekata kata aja lu"
"Lah brondongnya si bos kenapa nyariin lo kemaren emang kamu gamau ma dokter dan seleramu beralih ke brondong gitu
Meskipun anaknya si bos tapi kan brondong"
Aku melongo
"Anak si bos?"
"Iya yang nyariin lu saban hari emang kamu gak tau"
Aku syok
Jadi Daniel anak pemilik rumkit ini
Yang kutau tidak hanya rumah sakit ini tapi beberapa rumah sakit dan laboratorium serta toko toko alkes dan apotik milik si bos tempatku bekerja ini
"Apa? jangan pura pura gak tau kamu" sely menatapku tak percaya
"Gimana aku tau orang dia temen ponakanku"
Eleh...
Aku masih terbengong bengong dan sely geleng gelang-kepala dengan tingkahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong...my god..!!!
RomanceBagaimana bisa seorang yang baru tumbuh menjadi remaja bisa memiliki cinta yang begitu serius kepada seorang wanita yang lebih dewasa dan menggunakan segala cara untuk mendapatkan cintanya seorang reihana amalia