12

5.1K 639 148
                                    

"Beby." Kinal melepaskan pelukannya pada Veranda lalu memeluk erat tubuh seorang gadis yang ia panggil Beby itu. "Aku kangen."

"Aku yang harusnya bilang gitu!!" Beby melepaskan genggaman Shania kemudian memukul punggung Kinal berkali-kali. "Aku pernah bener-bener benci sama kamu!" Sekali lagi Beby memukul Kinal, kali ini cukup keras. Meski setelahnya, ia membalas pelukan Kinal dengan sangat erat. Sampai tak sadar, pipinya sudah basah. Ia benar-benar tak menyangka akan kembali dipertemukan dengan Kinal setelah bertahun-tahun berpisah. Ia bahkan sampai meloncat-loncatkan tubuh karena terlalu bahagia.

"Aku kangen sama kamu." Kinal mengusap kepala belakang Beby sekilas lalu melepaskan pelukannya. Kinal tersenyum manis seraya mencium kedua pipi Beby secara bergantian.

"Kita ngobrol di tempat yang enak."

"Gue ikut!!" ucap Shania dan Veranda secara bersamaan. Shinta hanya mendengus kesal, niatnya ingin menjauhkan Beby dengan Shania malah semakin mendekatkannya karena Kinal mengenalnya. Setelah ini, bagaimana caranya ia bisa memisahkan mereka?

Beby mengajak Kinal untuk makan ke salah satu Resto. Sudah hampir setengah jam mereka saling berbagi cerita yang pernah mereka lalui selama berpisah. Sementara mata Veranda tak lolos memperhatikan gerak-gerik Kinal dan Beby yang terlihat sangat dekat. "Lo siapanya Kinal sih?" Pertanyaan yang terdengar sangat dingin itu lolos dari bibir Veranda. Sebenarnya dari tadi pertanyaan itu berputar dalam pikirannya, tetapi baru sekarang ia melontarkannya karena baru punya kesempatan untuk bicara.

"Dia ini sahabat gue waktu di Panti Asuhan dulu. Kita sahabatan bertiga sama Viny. Dulu Viny mau diadopsi tapi dibawa kabur sama Kinal dan dia gak ngajak gue!" Beby memukul pundak Kinal cukup keras. "Akhirnya gue yang diadopsi dan yaa, kehidupan gue berubah drastis di Jakarta."

"Kamu jadi anak orang kaya?" tanya Kinal menopangkan dagu di tangannya.

"Iyaa dong. Viny tuh harusnya mau aja. Aku sekarang jadi kaya dan bahagia karna punya pacar secantik dia." Beby meraih tangan Shania yang duduk di sebelahnya lalu dikecup dengan sangat lembut. Setelah itu, ia menatap Shinta kemudian menyunggingkan senyuman manisnya.

"Lo!" Shinta mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosi.

"Kok kamu pacaran sama perempuan?!" Kinal bersandar di kursi, menatap Beby bingung. Mungkin bukan hanya bingung, tetapi tak menyangka.

"Bisa dong. Di sini tuh kamu bukan cuma nemuin cewek pacaran sama cowok tapi cewek pacaran sama cewek dan cowok pacaran sama cowok. Itu udah biasa, Nal." Beby melepaskan genggamannya pada Shania. Ia tertawa kecil memandangi wajah bingung Kinal yang terlihat sangat menggemaskan. Memang dari dulu, Kinal dan Viny itu anak Panti yang terkenal lucu. Makanya ada keluarga yang berniat mengadopsi Viny, meski akhirnya tidak jadi.

"Emang iya?"

Beby mengangguk, "Kamu harus tau kalo ada perempuan yang gak bisa mencintai lawan jenisnya. Dia cuma bisa mencintai perempuan lainnya. Sama kaya aku, gitu."

"Kalo aku sama Nona juga bisa pacaran?" Kinal mengalihkan pandangannya pada Veranda lalu tersenyum sangat manis.

Veranda tertegun selama beberapa detik, terpaku memandangi senyuman Kinal yang selalu mampu membuat jantungnya berdegup tak karuan, apalagi pertanyaan Kinal seperti itu. Veranda menarik napas dalam lalu diembuskan perlahan berusaha meredam detak jantungnya itu. Detik berikutnya ia memasang wajah dingin untuk menjaga gengsinya dan membuang pandangannya dari Kinal. "Nggalah, lo kan pelayan gue. Bukan level."

Senyuman Kinal luntur. Ia mengembuskan napas berat lalu menunduk dalam. Entah kenapa hatinya terasa ngilu mendengar jawaban Veranda. Seharusnya dari awal ia tidak menanyakan itu. Bagaimanapun juga ia tidak akan pernah selevel dengan Veranda.

Cinta IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang