E m p a t - Ancaman

35 13 0
                                    

Siswa dan siswi berlarian keluar dari kelas, sebagian besar mereka menuju ke kantin. Bel tanda istirahat baru selesai di bunyikan.

Terlebih dengan Beena dan teman-temannya, mereka berjalan menuju kantin. Untuk mengisi perut mereka yang dari sejam lalu sudah mulai keroncongan.

Namun di tengah perjalanan mereka menuju kantin, ada sesosok perempuan yang telah berdiri dihadapan mereka. Menatap dengan lekat dan mengintimidasi. Beena agak terkejut ketika sesosok Leandra sedang menghadangnya. Beena paham, pasti kakak kelasnya itu ada perlu dengannya.

"Emm, kak Leandra ada apa ya?" tanya Beena langsung. Sejujurnya Beena agak risi dengan pandangan kakak kelasnya itu yang tak henti-henti tertuju padanya.

"Gue ada perlu sama lo, adik kelas" sahut Leandra diakhiri dengan senyuman kecilnya. Namun senyuman itu berubah menjadi seringaian. Beena yang sempat melihatnya pun meneguk salivanya.

Beena menatap kearah teman-temannya dan lewat gerak-gerik matanya mereka sudah paham dengan Beena yang menyuruh mereka untuk pergi terlebih dahulu.

"Ya udah, kami duluan. Kalo ada apa-apa lo WA kita ya" bisik salah satu teman Beena. Setelah itu mereka langsung berlalu meninggalkan Beena yang masih berdiri berhadapan dengan Leandra.

"Jadi ada perlu apa kak Leandra sama saya?" tanya Beena memecah keheningan yang terjadi setelah berlalunya teman-teman Beena.

"Kita ngomongnya jangan disini, ke taman belakang sekolah" Beena mengangguk dan mengikuti langkah Leandra yang menuju arah taman belakang sekolah. Sesekali Beena merapikan jilbabnya karena sedikit terbawa oleh angin.

Mereka berdua telah sampai di taman belakang sekolah. Suasana cukup terbilang sepi. Karena jarang sekali siswa ataupun siswi berkunjung kesini untuk menghabiskan waktu mereka saat istirahat tiba.

Leandra kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik badan kearah Beena. Ada secuil rasa benci dalam tatapannya pada Beena. Dan Beena tahu itu. Sudah dari awal jika kakak kelasnya itu memang tidak suka padanya.

"Beena" Panggil Leandra dan terdiam sejenak. Yang di panggil namanya merasa gugup dan cemas. Beena merasakan hawa tidak enak. Apalagi melihat tatapan kakak kelasnya itu yang terbilang sengit.

"Akhir-akhir ini gue liat lo deket sama Haidar" Leandra kembali berucap setelah menjeda kalimatnya sebentar.

"Iya, kak Haidar cuma temen kok. Ngga lebih" sahut Beena sedikit takut. Dia menundukan kepalanya dan lebih memilih memandangi sepatu yang dia kenakan.

"Temen lo bilang? Lo tuh ya jadi cewek pho banget! Mending lo jauh-jauh deh dari Haidar! Lo tuh ngga ada apa-apanya dibanding sama gue!"

Beena sedikit tersentak ketika kakak kelasnya berbicara sedikit membentak padanya.

"Temenan sama siapa aja kan boleh kak. Kenapa aku harus ngejauhin kak Haidar?" ucap Beena lirih.

"Lo tuh ngeyel kalo di bilangin! Kalo lo ngga mau dipanggi perusak hubungan orang, jauhin Haidar sekarang juga. Kalo lo masih deket-deket Haidar, orang-orang akan manggil lo si pho! Ngerti lo??!" setelah mengatakan itu Leandra langsung meninggalkan Beena yang masih diam disana.

Beena mendongakan pandangannya. Dia menatap kepergian Leandra. Gadis itu masih terdiam di tempatnya. Perlahan kedua matanya berkaca-kaca.

"Ya Allah, kenapa kak Leandra ngomong kaya gitu?" Lirih Beena.

"Aku bahkan ngga bermaksud menjadi perusak hubungan orang" lirih Beena lagi.

Air mata yang sedari tadi di tahan oleh Beena, menetes begitu saja. Gadis itu tersadar dan segera mengelap air matanya. Dia pun segera beranjak pergi dari sana. Berniat untuk menyusul teman-temannya yang sudah berada di kantin. Takut jika mereka mengkhawatirkan dirinya yang tak kunjung menyusul.

"Beena! Sini!" Panggil salah satu temannya dan melambaikan tangannya kepada Beena. Beena tersenyum. Seketika dia melupakan kejadian yang tadi barusan menimpannya. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju teman-temannya yang sudah menempati kursinya masing-masing.

"Kenapa lama? Lo ngga di apa-apain kan sama kak itu?" tanya Aisya setelah Beena sudah di hadapan mereka. Tadi Aisya yang juga memanggil namanya dan menyuruh Beena untuk segera menghampiri mereka yang ada disana.

Beena tersenyum dan berusaha untuk menyakinkan teman-temannya bahwa tidak terjadi apa-apa padanya.

"Jangan mikir buruk gitu. Gue udah disini dan ngga ada yang cacat sekalipun" jawab Beena diakhiri dengan kekehan kecil. Langsung gadis itu duduk di kursi yang satu-satunya belum di tempati.

Tapi teman-temannya tidak menyetujui ucapan Beena yang dibuat bercanda seperti itu.

"Ish! Lo tuh ya. Lo kan tau kak Leandra ngga suka sama lo? Dan kita-kita khawatir banget sama lo, Beena" kali ini bukan Aisya yang berbicara melainkan Neisya.

Beena kembali tersenyum.

"Iya sahabat-sahabatku. Makasih udah ngekhawatirin gue. Gue ngga di apa-apain kok" ucap Beena berusaha menyakinkan yang lainnya.

"Ya udah mending kita pesen makanannya" lanjut Beena.

"Let's go! Gue udah laper banget tau ngga" celetuk Kira yang tadi hanya diam saja.

"Kenapa lo ngga mesen dulu ?" Langsung saja Beena bertanya pada Kira.

"Kita-kita nungguin lo sampai disini. Biar mesen makanan bareng. Hehehe" sahut Kira disertai anggukan Aisya dan Neisya.

"Ugh! Kalian memang yang terbaik" Beena berempat langsung berpelukan bersama-sama. Masa bodo dengan tempat mereka berada. Dan untuk masalah Leandra tadi Beena ingin tidak memberitahukan kepada teman-temannya. Beena tidak mau membuat ketiga teman-temannya terus mengkhawatirkanya.

.
.
.

Murid-murid berhamburan keluar kelas dengan membawa tas mereka masing-masing karena memang sudah jam waktunya pulang. Terkecuali mereka yang akan ada kegiatan di sekolah seperti ekskul. Beena dan ketiga temannya melangkah menuju gerbang bersama-sama.

"Beena lihat, kak Haidar kayaknya mau nyamperin lo deh" celetuk Aisya. Beena sedikit terkejut, ucapan Aisya memang benar adanya.

Dan orang yang tadi dibicarakan oleh Aisya sudah berada tepat di hadapannya dengan memasang senyuman seperti biasa.

"Kita-kita duluan ya" bisik Neisya. Namun ketika mereka hendak mendahului, Beena langsung mencegahnya lewat tatapanya. Sehingga mereka bertiga tetap masih disana.

"Kakak, ada apa ya?" tanya Beena to the point. Lagian, dia teringat sekali dengan perkataan Leandra saat waktu istirahat tadi pagi. Sehingga Beena menjadi khawatir jika Leandra mengetahui tentang ini.

"Gue anterin lo pulang ya"

"Jangan kak. Gue mau pulang sama temen-temen naik angkot. Ya udah ya kak. Gue duluan" langsung saja Beena menyeret teman-temannya untuk segera pergi dari sana. Membuat mereka bingung ada apa sebenernya yang terjadi pada Beena.

"Lo kenapa? Kok tawaran dia lo tolak?" tanya Kira. Setelah jarak mereka yang sudah jauh dari tempat Haidar berdiri.

"Gue mau pulang sama kalian aja. Siapa tau juga kak Idar ada ekskul kan ngga enak kalo anterin gue pulang dulu" ucap Beena di akhiri dengan senyumannya.

Ketiga temannya mengangguk paham. Dan mereka melanjutkan langkahnya menuju halte berada.

Smartphone yang berada disaku Beena bergetar hingga Beena langsung mengambil smartphone dan mengeluarkan dari dalam saku roknya.

Terdapat pesan dari aplikasi whatsappnya. Namun yang Beena lihat adalah terdapat nomor baru yang mengirimnya sebuah chat.

Beena langsung membukanya.

+628375xxxxx
Tadi gue liat lo masih deket-deket Haidar
Ini peringatan terakhir! Gue harap gue ngga liat lagi lo sama Haidar dimanapun!
Jauhin dia!

Tanpa mencari tahu pun Beena sudah tahu siapa pengirimnya.

Siapa lagi kalau bukan Leandra, sang kakak kelasnya.


Notes : Ini drama banget wkwkwk. Maaf juga udah nunggu lama. Biasalah masalah mood nulis.

BEENA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang