Sudah 3 hari ini setelah perkataan yang Leandra lontarkan pada Beena. Dan 3 hari ini juga, Beena nampak mematuhi perkataan sang kakak kelasnya itu. Beena berusaha menghindar dari Haidar. Sebisa mungkin Beena tidak ingin terlihat oleh Haidar. Gadis itu benar-benar menuruti perintah Leandra.
Pada waktu sore kemarin pun, telephone dari Haidar, Beena enggan mengangkatnya dan memilih untuk membiarkan hpnya tergeletak di atas nakas dengan mode silent.
Beena, gadis itu tidak tahu apakah hal yang dia lakukan sudah benar atau tidak. Namun disisi lain, Beena tidak ingin disebut sebagai seorang PHO. Tapi, hatinya sama sekali tidak mendukungnya dengan hal yang sudah dia lakukan. Beena merasa sangat rindu dengan laki-laki itu. Iya, Beena sangat merindukannya.
Hari ini pun Beena masuk sekolah seperti biasa. Masuk ke kelasnya dan mengikuti pelajaran yang berlangsung.
Aisya teman sebangkunya Beena, merasa ada yang salah dengan sikap Beena akhir-akhir ini. Apalagi ketika hari kemarin Beena langsung lari terbirit-birit ketika dia menunjuk sesosok Haidar. Hal yang aneh bukan?
Aisya menatap Beena yang sudah duduk disampingnya. Anak itu menatap lurus ke arah depan dengan raut muka yang tidak bersemangat.
"Lo kenapa sih? Dari kemarin kaya ngga ada semangatnya gitu?" Tanya Aisya kemudian. Dia tidak tahu dengan Beena akhir-akhir ini. Aisya langsung menggeser kursi yang di dudukinya mendekati Beena.
Aisya berdecak kesal karena tidak ada tanggapan apapun dari Beena.
"Heh! Lo lagi kenapa, Beena?" tanya Aisya sekali lagi. Dan hal itu berhasil membuat Beena menoleh kearahnya. Aisya masih setia menunggu respon dari Beena.
"Ngga apa-apa" jawab Beena setelah terdiam dari beberapa menit yang lalu.
"Bohong! Lo pasti ada hal yang di sembunyiin dari gue kan?"
Beena langsung tergagap. Gadis itu menghela nafas pasrah. Orang seperti Aisya memang tidak bisa untuk dibohongi atau mungkin saja Beena yang tidak pandai menutupi. Namun, setelah di pikir-pikir perlahan para sahabatnya juga akan mengetahuinya. Mau tidak mau Beena menceritakan sebenarnya yang terjadi terhadap dirinya akhir-akhir ini.
Beberapa menit Beena menceritakan semua hal pada Aisya. Kemudian gadis yang juga memakai jilbab seperti Beena pun merasa tidak terima atas perlakuan Leandra pada sahabatnya itu.
"Ish!! Orang itu nyebelin banget ya!" gerutu Aisya. Dan disaat itu datang kedua sahabat Beena yang lainnya. Siapa lagi kalau bukan Kira dan Neisya. Mereka berdua bergabung dan menduduki kursi yang berada di depan bangku yang di tempati Beena dan Aisya. Kebetulan pemiliknya belum menampakkan batang hidungnya.
"Ada apa nih? Serius amat kayaknya" celetuk Kira pada Beena dan Aisya.
"Kalian lagi ngobrol apaan tadi? Mau tau dong" sambung Neisya.
Beena dan Aisya saling bertatapan. Beena mengangguk pelan. Dan gadis yang berada di sampingnya pun tersenyum kecil. Neisya dan Kira yang melihat tingkah laku keduanya berkerut heran.
"Ada apa sih sebenernya?" Tanya Kira lagi.
Langsung saja Aisya menceritakan semuanya pada kedua anak itu. Dan Beena hanya diam tak mengeluarkan suara sedikit pun ketika sahabatnya itu berusaha membantu menjelaskan pada mereka.
Setelah mendengar penjelasan Aisya, mereka berdua juga tidak terima sama seperti Aisya tadi.
Inilah yang membuat Beena sungkan untuk memberitahu pada ketiga sahabatnya. Hal yang tidak Beena inginkan pun terjadi. Beena tidak mau masalah ini menjadi rumit.
"Udahlah. Tahan amarah kalian. Lagian bener juga kak Leandra. Dari dulu memang mereka udah deket banget kan sebelum kak Haidar kenal gue, dia udah kenal lebih dulu sama kak Leandra. Daripada gue disebut PHO mending gue turutin aja perkataan kak Leandra" kali ini Beena bersuara dan berusaha untuk membuat permasalahan ini menjadi tidak panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEENA (Completed)
Teen Fiction"Lo itu bagaikan permen yang masih di bungkus rapi dan belum tersentuh oleh serangga, berbeda dengan permen yang sudah di buka bungkusanya. Mereka para serangga atau lebih tepatnya semut akan mendekatinya dengan banyaknya mereka. Jadi, intinya lo it...