7. The Battle

130 15 6
                                    

"Kali ini Musketeer pasti menang" batin Navarre berkata.

-------

Setelah bernegosiasi dengan Navarre, Baron meninggalkan perpustakaan, dan pergi menuju kamarnya untuk mempersiapkan nanti malam.

Tak terasa malam pun sudah tiba, Baron yang sedari tadi mempersiapkan barangnya mulai melihat jam dinding.

"Bentar lagi, tapi apa yang di inginkan Navarre. Ah sudah lah, kalau sampai dia macam-macam liat saja nanti."

Setelah siap-siap Baron pun pergi ke lapangan dan melihat Navarre sedang menunggunya.

"Ternyata kau bisa tepat waktu juga" sindir Baron dengan sarkas.

"Tidak usah lama-lama, aku akan mengajarkan dirimu menggunakan Special Technic diriku, Condividere Potere."

"Maksudmu?" tanya Baron heran.

"Liat saja nanti, ulurkan tanganmu" suruh Navarre seraya mengulurkan tangannya.

Baron pun mengulurkan tangannya seketika ia pingsan dan Navarre pun ikut pingsan.

Baron POV

"Argh, apa yang terjadi ? Ah ruangan ini lagi"

"Sepertinya kau sudah bangun, cepat apa yang kau rasakan ?" tanya Navarre terburu-buru.

"Sedikit berbeda, tubuhku terasa lebih enteng. Re, kita ada dimana?"

"Ini ruang putihku bukan ruang putihmu, setiap orang memiliki ruangannya tersendiri. Dimana setiap ruangan itu memiliki kekuatannya masing-masing."

"Jadi ini ruang putihmu, aku kira ini mimpiku lagi"

"Ya, kau benar. Aku melewatinya dan tentu saja aku kaget melihatnya"

"Kau me--"

"Cepat kita harus keluar, waktu disini beda dengan dunia kita" potong Navarre dengan cepat.

Sial, ada yang aneh sepertinya ada yang disembunyikan dasar licik. Tapi tidak apa-apa sepertinya kekuatanku bertambah.

---------

"Jadi dia wakil mu, Navarre?" ucap orang yang berambut oranye dengan sombong, ah itu sangat menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi dia wakil mu, Navarre?" ucap orang yang berambut oranye dengan sombong, ah itu sangat menyebalkan.

"Semoga dia lawan yang pantas" ejek yang berambut biru.

"Jangan sampai dirimu mempunyai serangan yang lemah Bocah!" Ucap yang berambut merah dengan tegas.

"Ingin ku cubit pipimu" lanjut seorang rambut berwarna hijau dengan datar.

"Sangat tampan, harusnya kau menjadi wakilku saja" ucap seorang berambut merah muda.

"Tampan dari mananya, dia terlihat seperti perempuan" sambung orang berambut hitam dengan ketus.

Six Forces Inside MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang