"Bagaimana Daegu? Menyenangkan?" Tanya Namjoon saat Taehyung baru saja memasuki dorm, membuat pemuda yang mulanya tersenyum cerah setelah menghabiskan beberapa hari penuh dengan kekasihnya tersebut menegang. Terlebih tak hanya ada Namjoon disana, ada semua member lengkap dengan sang manager duduk di sofa seolah menunggu kepulangan Taehyung.
"Iya. Cukup menyenangkan" Balas Taehyung mencoba tenang, berjalan mendekat kearah kerumunan yang tengah menatapnya penuh selidik itu. Mengambil tempat duduk tepat disamping Jungkook yang masih menyisakan spasi cukup luas.
"Aku baru tau kalau Cheongdam-dong sudah berubah menjadi Daegu" Kali ini Suga yang bersuara membuat Taehyung makin gugup saat pemuda pucat itu menyebut sebuah kawasan dengan berbagai bangunan elit tersebut.
"Ini" Sejin sang Manager melemparkan sebuah amplop coklat kemeja. "Tolong jelaskan apa yang terjadi" lanjutnya.
Dengan perasaan campur aduk, Taehyung mengambil amplop tersebut dan membukanya. Dan tepat seperti dugaan Taehyung, hari-hari yang ia takutkan akhirnya datang juga.
*anggap aja itu foto dari dispact -_-*
"Dispact mengirimnya ke kantor. Mereka masih menghargai kita sebagai image KPOP idol di mata dunia dan menunggu tanggapan kita sebelum mempublikasikan foto itu" Ujar Sejin yang terus mengamati gerak-gerik Taehyung yang sedang membuka tiap lembar foto di tangannya.
***
"Jadi kau ingin bagaimana? Dispact secara khusus mengirimi foto-foto itu padaku. Mereka menunggu tanggapanku dan tentu aku butuh penjelasan Jen" Jennie Hanya menunduk takut. Tidak berani menatap sang CEO yang berada didepannya. Terlalu takut mengatakan jawaban yang menurutnya tak akan Yang Hyunsuk sukai.
"Kau tau kan. Ini pertama kalinya kau akhirnya aku perbolehkan mengambil projek individu setelah sekian lama. Dan ini tidak main-main, kau pemeran utama disebuah drama Jen" Jennie menunduk makin dalam. Matanya mulai memanas memikirkan berbagai hal buruk yang mungkin saja terjadi jika hubungannya dan Taehyung diketahui publik. Biar bagaimanapun, pihak wanita akan selalu menjadi yang disalahkan dan dihakimi.
"Dia itu member Bangtan. Seluruh dunia mengenal mereka sekarang. Kau tau jelas hal buruk apa yang mungkin saja terjadi. Aku memang sudah membebaskan kalian pacaran karena kalian bukan rookie lagi. Tapi bisakah kau lebih hati-hati? Ini bukan hanya tentang kau saja." Jennie meremas tangannya sendiri. Memikirkan bagaimana kecerobohannya akan membuat member lain juga akan terkena masalah.
"Aku bisa saja mengabaikan ini dan tidak memberi tanggapan apapun. Tapi... Aku tidak yakin agensi mereka akan diam saja" Tanpa sadar Jennie menitikkan air mata. Sangat takut jika saja perjuangannya bertahun-tahun akan berakhir begitu saja, hanya karena sebuah foto. Disaat-saat seperti ini, dia butuh seseorang disisinya.
***
Perasaan Jennie kacau. Taehyung tidak bisa dihubungi sejak tiga hari lalu. Dan besok adalah konfrensi pers untuk drama mereka. Untung saja syuting pertama Jennie dua hari lalu berjalan lumayan baik. Bahkan beberapa aktor senior yang mengambil peran didrama memuji kemampuan Jennie.
Jennie sebenarnya masih sangat takut. Takut tentang bagaimana nantinya Dispact akan mempublikasikan foto dirinya dan Taehyung. Tapi, bahkan sudah 3 hari berlalu dan belum ada tanda-tanda pergerakan dispact sama sekali. Atau mungkin memang mereka menunggu waktu yang tepat agar berita itu semakin panas? Membuat Jennie makin takut saja.
"Ternyata Noona disini..." Suara lembut Eunwoo membuat lamunan Jennie buyar. Pemuda itu berjalan mendekat, masih dengan busana tradisional yang ia kenakan. Eunwoo baru saja menyelesaikan bagiannya dan mencari Jennie untuk membicarakan Scene berdua yang akan mereka lakukan nanti.
"Ada apa? Apa aku sudah dipanggil?" tanya Jennie yang sekarang menyisir rambutnya dengan jari. Sedikit merapikan.
"Belum. Staff masih mempersiapkan beberapa properti yang harus diganti. Aku rasa sekitar 15 menit lagi" Jawab Eunwoo yang sekarang mengambil posisi duduk di samping Jennie. Mereka sekarang berada disebuah tenda peristirahatan pada artis. Jennie memilih duduk disana sejak tadi karena merasa lelah menunggu persiapan para staff, mengingat aksesoris kepala yang ia kenakan cukup berat.
"Noona... Selesai syuting nanti... Bagaimana kalau kita..." Suara Handphoene Jennie yang tiba-tiba berdering membuat Eunwoo berhenti bicara. Kedua mata Jennie sekarang fokus pada layar datar itu. Begitu pula Eunwoo yang menatap penuh tanya si penelpon yang namanya tertera cukup spesial di Handphone Jenni.
Boo🐯 is calling...
"Tak diangkat?" Tanya Eunwoo saat Jennie masih saja terus menatap handphonenya. Jennie tak menjawab, karena gadis itu tengah berada diperang batinnya saat ini. Ingin sekali mengabaikan panggilang kekasihnya agar Taehyung tau bagaimana kesalnya Jennie karena telah diabaikan selama tiga hari penuh. Tapi Jennie begitu ingin tau kabar taehyung. Rindu juga dengan pemuda itu.
"Noona angkat saja. Nanti kita bicara lagi" Eunwoo mempersilahkan Jennie menerima telpon tersebut dan berdiri dari duduknya, beranjak dari sana untuk memberi privasi.
"Rindu... Rindu sekali.." itulah yang pertama kali Jennie dengar. Suara huskey Taehyung yang terdengar lebih berat dari biasanya. Jennie tebak, pemuda itu baru saja bangun.
"Hey... Tak ingin bicara? Aku rindu sekali Jen... Ingin dengar suaramu" Jennie masih saja diam. Tak bereaksi dengan rengekan Taehyung. Salah sendiri pacarnya itu mengabaikannya begitu lama. Jennie malah sempat berpikir mungkin saja Taehyung membuangnya.
"Jen..kau marah?? Hemm? Ayolah bicara?" bujuk Taehyung di sebrang sana.
"Maafkan aku karena menghilang tiga hari ini... Aku mengaku salah" Suara Taehyung terdengar memelas. Berharap dengan pengakuan dosanya, Jennie mau memafkan kesalahannya.
"Hey... Yeobo.. Ayolah bicara" Bujuk Taehyung, lagi.
"Chagi.. Kalau kau masih juga tak bicara... Aku akan kesana sekarang dan menyeretmu pulang ke apartement kita"
"Lakukan saja kalau berani" Ancaman Taehyung setidaknya bekerja. Jennie akhirnya bicara, walau yang keluar dari mulut gadis itu malah kalimat menantang yang ketus.
"Kau tau... Aku jelas tidak akan berani melakukannya hehehe" Taehyung terkekeh ringan. Membut Jennie jadi semakin kesal.
"Mengabaikanku tiga hari penuh. Menelpon tiba-tiba dan membuat lelucon yang tidak lucu. Wah... Tuan Kim, kau hebat sekali" Ujar Jennie kesal. Kekehan Taehyung disebrang sana makin menjadi. Entah mengapa pemuda itu malah merespon dengan tawa renyahnya atas kemarahan Jennie.
"Kau tau Jen. Ini pertama kalinya kita bertengkar. Kita terlihat seperti pasangan sebenarnya sekarang"
Jennie jadi terdiam berpikir. Taehyung benar. Jennie setuju tentang pertengkaran mereka yang membuat keduanya terasa seperti pasangan lain sekarang. Bahkan sebelumnya Jennie sempat berpikir bahwa hubungannya dan Taehyung terasa begitu tak nyata. Tiba-tiba ditakdirkan bertemu lagi dengan perasaan Taehyung yang masih sama. Dan dengan hebatnya pemuda itu selalu berhasil membjat Jennie terkesan. Mereka serasa berada disebuah cerita fiksi yang tak nyata.
Tapi pertengkaran hari ini hanya karena menghilangnya Taehyung selama 3 hari. Membuat Jennie berpikir, mereka sama saja seperti pasangan yang lain. Bertengkar, saling merindukan dan kembali berbaikan.
"Jen. Kau mempercaiku kan? Aku sangat mencintaimu. Sangat. Jadi aku mohon, bersabarlah sebentar dan semua akan baik-baik saja"
"Apa sesuatu terjadi?" tanya Jennie.
"ya. Sesuatu terjadi" Balas Taehyung.
"Apa ini ada hubungannya dengan foto kita berdua?" tanya Jennie lagi.
"hmm. Dan aku rasa. Mungkin ini tidak akan mudah untuk kita... "
###
Mau tau pendapat kalian dong. Kira-kira berapa persentase kemungkinan Jennie pacaran sama Taehyung di real life. + Alasannya ya kalau bisa
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Still Love You (It's Called Love Vol 2)
Short StoryHe's never changed --------- [Shisi, Maret 2018]