Krim obat itu, kemudian nasi kepal bergaris tiga-tiga seperti wajahmu, lalu saat kita menangkap serangga itu
Biar kuingat lagi
Oh, saat ujian itu, lalu saat melawan magnet manusia, saat kau ditombak dan tak dapat bergerak sesenti pun,
Apa lagi? Aku tak dapat mengingatnya.
.
.
.
.
.
Dahulu,
Aku rasa terima kasihmu hanya sesaat.Bahkan saat kau akhirnya di sisiku, sepertinya tak mungkin aku lupa.
Ini tidak berarti lagi, eh? Maka aku menutup pikiranku rapat-rapat.
-H kepada N-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari dan Bulan : Sebuah Kumpulan Sajak tentang NaruHina
Poetry[Highest Rank #204 in Poetry] Selain "Antologi Musim Semi", aku juga membuat karya berupa puisi dan prosa pendek bertema NaruHina.