Tak Berjudul

141 17 4
                                    

Krim obat itu, kemudian nasi kepal bergaris tiga-tiga seperti wajahmu, lalu saat kita menangkap serangga itu

Biar kuingat lagi

Oh, saat ujian itu, lalu saat melawan magnet manusia, saat kau ditombak dan tak dapat bergerak sesenti pun,

Apa lagi? Aku tak dapat mengingatnya.
.
.
.
.
.
Dahulu,
Aku rasa terima kasihmu hanya sesaat.

Bahkan saat kau akhirnya di sisiku, sepertinya tak mungkin aku lupa.

Ini tidak berarti lagi, eh? Maka aku menutup pikiranku rapat-rapat.

-H kepada N-

Mentari dan Bulan : Sebuah Kumpulan Sajak tentang NaruHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang