Lihat, kasihku, wahai Putri
Tanpa lelah kau pupuk segala rasa pada hatiku yang, sayangnya,
Bodoh seperti biji pinusMasa demi masa berlalu, rasaku masih tertimbun dalam tanah, sementara kau, dalam hati terus berharap, memberiku kucuran air segar
Berupa kasih dan semangatmu
Terus meresapiku yang seperti biji pinus,
Keras kepala seperti tak ingin tumbuhTak kusadari, aku
Terus berkembang seiring limpahan cintamuSehingga kini diriku laksana pohon kokoh menjulang tinggi, walaupun harus melewati kejamnya sang waktu
Dengan tegap menantang langit,
Dengan bangga menunjukkan diri
Bahwa cintamu yang ternyata membuatku hidupDan pada belantara itu
Kupersembahkan cinta
Hanya padamu,
Kasih!-N kepada H-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari dan Bulan : Sebuah Kumpulan Sajak tentang NaruHina
Puisi[Highest Rank #204 in Poetry] Selain "Antologi Musim Semi", aku juga membuat karya berupa puisi dan prosa pendek bertema NaruHina.