Saat lemahku, terbayang aku akan kuatnya kamu. Senyummu yang seakan menerangiku di gelap kelabu. Langit yang memberi janji akan hadirnya pelangi setelah awan mendung.
Saat lemahku, terbayang aku akan lemahnya kamu, di masa lalu. Kau berkeras, dan mengingatkan aku akan tetesan air yang menghujam bebatuan di puncak gunung.
Kemudian saat kuatnya kamu, adakah kau mengingat aku si gadis pemalu?
Setiap saat, apakah kau memikirkan bahkan hanya namaku?-H kepada N-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari dan Bulan : Sebuah Kumpulan Sajak tentang NaruHina
Poetry[Highest Rank #204 in Poetry] Selain "Antologi Musim Semi", aku juga membuat karya berupa puisi dan prosa pendek bertema NaruHina.