Saat Kau Memintaku dari Ayahku

68 11 0
                                    

Seperti biasa, aku tidak dapat menahan kekalutanku. Maka waktu itu, aku memilih untuk bersembunyi di balik dinding ruang tamu, di mana hanya ada ayahku dan kamu.

Jantungku berdegup, seperti dihantam maut, namun aku tidak mati; dengan harap aku masih mendoakanmu, agar lidahmu tidak kelu, dan melangkah tanpa ragu.

Helaan napas lega darimu, kepulan tawa secerah jingga yang kunanti darimu. Akhirnya muncul juga, dan itu membuatku tersenyum, menguarkan tawa ungu lembut memenuhi relung.

-H kepada N-

Mentari dan Bulan : Sebuah Kumpulan Sajak tentang NaruHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang