Kepercayaan diriku luntur bagaikan tinta pada kertas yang dialiri air, lalu harga diriku seperti terkoyak oleh sebilah pedang, dan gemetar hebat yang kurasa seperti gempa bumi kurasakan saat beradu pandang dengan beliau, Kasih!
Bukan kali pertama, malah aku dengan baik mengenalnya, ia sebagai Yang Terhormat dan aku adalah pemuda bodoh yang kebetulan menjadi pahlawan desa.
Namun semua itu tidak menggugurkan keraguannya padaku, Kasihku.
Apalah artinya aku dapat mencuri perhatian mereka, Kasih,
Namun aku tidak dapat mencurimu dari dia?-N kepada H-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari dan Bulan : Sebuah Kumpulan Sajak tentang NaruHina
Puisi[Highest Rank #204 in Poetry] Selain "Antologi Musim Semi", aku juga membuat karya berupa puisi dan prosa pendek bertema NaruHina.