Aku simpan citra dirimu di mata ini selamanya. Saat kau tak berdaya dan terpuruk di kawah itu; saat kau lemah seperti bayi.
Aku simpan citra dirimu di mata ini selamanya. Saat kau terjebak dan tak dapat lari darinya; saat kau hanya bisa mengutuk diri sendiri.
Aku simpan citra dirimu di mata ini selamanya. Saat kau meneriakkan namaku dan perlahan kau menjadi kuat; merebut kembali apa-apa yang telah hilang.
Aku simpan citra dirimu di mata ini selamanya. Karena mungkin aku akan mati saat ini.
Namun tidak, sebelum kau menyadari adanya diriku. Apakah itu salah?
-H kepada N, saat Invasi Pain-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari dan Bulan : Sebuah Kumpulan Sajak tentang NaruHina
Poetry[Highest Rank #204 in Poetry] Selain "Antologi Musim Semi", aku juga membuat karya berupa puisi dan prosa pendek bertema NaruHina.