Bab 5

74.2K 3.5K 93
                                    

.

.

.

.


Pukul 20.00, samudra memberhentikan motornya di suatu tempat dimana mamahnya di rawat. Cowok itu melangkahkan kakinya menelusuri lorong koridor yang kemudian masuk ke dalam salah satu ruangan. Di ruangan tersebut terdapat 2 perawat yang senantiasa menjaga dan merawat mamahnya.

"Gimana kondisi mamah?" tanya samudra kepada salah satu perawat tersebut.

"Ibu sudah agak membaik"

Samudra memperhatikan ibunya yang tengah tidur dengan ekspresi yang sangat menenangkan "Mah apa kabar? Maaf samudra baru sempat kesini" ucap samudra sambil mengelus rambut karina

Mendengar ada suara, wanita itu membuka matanya kemudian berteriak histeris saat melihat sosok samudra "Pembunuh!! Suster tolong ada pembunuh! Usir dia cepat! Cepat suster!"

"Mah mamah tenang mah! Ini aku samudra mah aku bisa jelas__"

"Pergi kamu pembunuh!!!"

Samudra mengalah dan akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.
pembunuh? Ayolah samudra sangat benci di panggil begitu, apalagi yang memanggil adalah ibu kandungnya. Itu akan terdengar sangat menyakitkan. Samudra melajukan motornya kembali menuju sebuah bangunan tua dimana tempat itu biasa di gunakan olehnya untuk menenangkan diri. Setelah sampai, cowok itu berjalan menaiki tangga menuju rooftop. Sampai disana ia membentangkan sebuah gardus berukuran besar yang akan ia gunakan sebagai alas untuk rebahan. Meskipun tempatnya mengerikan, namun samudra tidak pernah sedikitpun merasa takut. Cowok itu nyaman saja berada di sini, karena keheningan akan membawa ketenangan.

Cowok itu meletakan ke dua tangannya di belakang kepalanya. Sambil melihat ribuan bintang di langit yang sangat indah. Seketika sudut bibir samudra terjulur membentuk sebuah lengkungan tipis. Ia tersenyum melihat bintang itu karena dengan itu mengingatkannya kepada sosok adik perempuannya yang telah meninggal 2 tahun lalu.
Semenjak kejadian buruk itu, hidup samudra seolah berubah 180°. Mengingat itu membuat samudra rindu akan keluarganya yang sangat bahagia dulu.

"Samudra!"

Merasa dirinya di panggil, samudra mengubah posisinya dari tiduran menjadi berdiri. Dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Mr. Brown atau papahnya tengah menatap dirinya.

"Pa..papah? Ngapain disini?" ucapnya terbata

"Harusnya gue yang nanya ke elo,lagi ngapain lo disini?"

"Lagi emm lagi apa ya? Lagi berdiri ini" jawabnya sambil menggaruk tengkuknya, dibalik sifatnya yang cuek, bengis dan kasar, cowok itu bisa terlihat berbeda saat bersama dengan papahnya. Mr. Brown itu selalu bersikap wibawa dan tegas namun juga terkadang bisa humoris, maka dari itu kadang membuat samudra selaku anak menjadi iri.

"Hahaha" Mr. Brown tertawa yang membuat samudra menyerit bingung "Biasa aja kenapa si sama gue, nggak usah gagu gitu"

Samudra melongo, ia tidak heran jika papahnya menggunakan logat lo-gue dengannya, karena itu memang kebiasaanya, namun yang membuat samudra heran adalah di saat ia kira papahnya akan memarahinya, justru lelaki itu malah tertawa.

Samudra {COMPLETED} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang