Bab 27

41K 1.6K 5
                                    

.

.

Murung

.

.

Sudah satu minggu ini aluna berubah menjadi sosok yang pendiam dan irit bicara, bahkan deandra, ibunya sendiri heran dengan sikap aluna yang mendadak berubah saat dirinya pulang dari bandung kemarin. Memang aluna belum menceritakan semuanya kepada deandra, gadis itu takut jika mamahnya tau, deandra akan sangat kecewa dan membencinya.

"Aluna" panggil nadia yang tidak tega melihat kondisi aluna, gadis itu kini tengah menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Bahkan aluna yang suka makan banyak dan menggilai bakso itu hanya mengaduk aduk makanannya

"Mau sampai kapan lo kaya gini na?"

Tak ada sahutan

Brakk

Aluna terlonjak kaget dan menatap nadia "Lo apa apaan si nad?" ucapnya ketus

"Lo yang apa apaan na? Mau sampai kapan lo kaya gini na gue tanya?!"

"Lo nggak ngerti nad!"

"Apa? Apa yang gue nggak ngerti tentang lo! Kita temenan dari kecil, bahkan masalah kemarin gue tahu na! Selama ini gue peduli ke lo tapi lo selalu cuekin gue, oke nggak papa gue trima, tapi lo tolong jangan bego na! Lo terlalu fokus sama masalah lo sampai hati lo tertutup! Sadar nggak si lo disini ada gue, samudra dan tante deandra nyokap lo yang selalu peduli dan khawatirin lo tapi sikap lo seolah olah lo sendiri tanpa lo tahu disini kita yang selalu disamping lo jadi sandaran saat lo sedih! Sadar na jangan egois!!" setelahnya nadia pergi meninggalkan aluna yang masih diam termenung sambil mencerna kalimat nadia

Aluna mendengus kasar "Banyak hal yang gue takutin sampe gue lupa orang orang di sekitar gue" gumamnya

Setelah membayar, aluna memutuskan untuk meninggalkan kantin dan menyusul nadia. Setibanya  di kelas aluna melihat nadia yang tengah bercengkrama dengan samudra, saat ia hendak menghampiri mereka, nadia yang mengetahui keberadaan aluna pun beranjak dari bangkunya dan pergi keluar kelas.

Lagi lagi aluna hanya mengehela nafas kasar

"Sini" ucap samudra yang menunjuk bangku di depannya, ya posisi samudra sekarang duduk menghadap bangku aluna.

Aluna mengangguk dan berjalan menuju bangku yang di tunjuk samudra "Nadia cuma kesel kok sama kamu, nanti juga dia kembali normal lagi" ucap samudra sambil membelai rambut aluna lembut

"Hati kamu terbuat dari apa si sam? Kok kamu masih baik sama aku setelah apa yang udah menimpa aku?"

Samudra tersenyum "Aku udah pernah bilang kan kalo aku sayang sama kamu, dan aku nggak akan buat kamu menderita"

Cowok itu beranjak dari bangkunya dan berpindah di depan aluna, kemudian samudra membawa aluna kedalam pelukannya

"Aku nggak akan ninggalin kamu apapun yang terjadi"

"Makasih sam"

"PACARAN AJA TEROS SAMPR LUPA BEL UDAH BUNYI!" ucap nadia yang sudah berada di belakang samudra

Samudra {COMPLETED} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang