.
.
.
.
"Ekhem!" aluna berdehem di sela sela ia memakai sepatunya "Btw mau sampai kapan lo antar jemput gue?" tanya aluna, yang masih heran dengan lelaki di depannya yang masih saja mengantar jemputnya padahal lukanya sudah sembuh satu bulan lalu. Bukan! Bukan ia tak suka, ya siapa yang menolak diantar jemput oleh lelaki tampan, dan tentunya akan mengurangi ongkos transpot. Cuma ya, aluna merasa aneh saja, mengingat dirinya dan samudra tidak pernah akur. Namun harus di akui, jika akhir akhir ini samudra tidak semenjengkelkan biasanya.
"Gue ngmong sama lo woy kambing!!" teriak aluna yang merasa kesal karena samudra tidak meresponnya
Samudra yang sedang melamun melonjak kaget ketika suara cempreng aluna memenuhi indra pendengarannya "Ha? Emangnya lo ngomong apa?"
Bukh
Aluna melempar sebelah sepatunya dan tepat mengenai kepala samudra, dan ya itu pasti sakit because ia melempar sepatu fantofel ber-hak "Sakit bego!" ringis samudra
"Siapa suruh ngacangin gue!! Sini balikin sepatu gue!"
"Setelah lo lempar seenaknya ke kepala gue? Ogah!" samudra melempar kembali sepatu aluna ke sembarang arah dan berakhir di selokan
"SAMUDRA!! Astaga itu sepatu baru gue cuci!! Ya ampun tega banget si lo!"
Samudra mengedikan bahunya acuh,sementara aluna telah mengomel dari A sampai Z yang tentunya membuat telinga samudra panas. Jika di film kartun pasti telinga cowok itu sudah mengeluarkan kepulan asap.
Menyerah, samudra pun menarik aluna masuk ke dalam mobilnya, aluna yang mendapat perlakuan seperti itupun lantas terkejut bukan main dan hanya bisa pasrah mengingat kekuatannya tidak sebanding dengan samudra untuk melakukan pemberontakan.
"Eh? Sepatu gue gimana dong?"
"Beli baru lah!"
Melongo, hanya itu ekspresi aluna sekarang. Beli baru? Apa apaan! Tidak semudah itu. Sudah dua tahun ia menjaga sepatu itu dan sekarang denga enaknnya beli yang baru? Benar benar lelaki di depannya ini harus di pukul dengan palu milik thor.
"Lo bilang apa? Beli baru? Semudah itukan? Asal lo tahu ya! Sepatu itu pemberian terakhir bokap gue! Dan gue sangat menyayangi sepatu itu bahkan udah gue jaga selama dua tahun! Dan lo! Dengan entengnya melakukan kesalahan tanpa mau tanggung jawab?!" Samudra tergelak mendengar perkataan aluna dan laki laki itu kini tengah diselimuti rasa bersalah, apalagi saat melihat cairan bening lolos dari mata aluna. Entah mengapa melihat gadis itu menangis membuat hati samudra sesak.
Kali ini aluna dibuat terkejut dengan kelakuan samudra yang secara tiba tiba.Lelaki itu tengah memeluknya yang seketika membuat jantung aluna ingin merosot hingga lambung "Maaf " lirih samudra yang terdengar samar namun tulus.
"Gue harus gimana sekarang?" tanya samudra berbarengan dengan melepas pelukannya dan mengusap air mata aluna dengan ibu jarinya
"Ya ambil lah!" mata samudra melotot seketika, gila! Ia pikir perempuan itu akan memaafkannya dan mau membeli sepatu yang baru. Namun ini? Cewek itu menyuruhnya untuk mengambil sepatunya yang berada di selokan yang ia yakini sangatlah bau. Oh yang benar saja? Seorang samudra yang tampan ini harus bersentuhan dengan selokan?
"Eng-enggak ada cara lain gitu?"
"Eh lo kan cowok! Berani berbuat berani tanggung jawab dong! Lagian siapa suruh lempar sepatu gue ke selokan? Harusnya tadi lo kasih ke gue dan pasti sekarang lo am__" ucapan aluna terputus ketika melihat orang yang tengah di ajak bicara tiba tiba sudah menghilang seperti raib di telan bumi.
"Nih!"
"Ya ampun!!" terkejut lagi dan hanya itu yang bisa aluna lakukan ketika samudra sudah berada di depannya dengan sepatu yang ia pegang di tangan kanan dan tangan kirinya berada di hidung. Ya cowok itu baru saja mengambil sepatunya yang ada di selokan. Apakan aluna terharu saat ini?
"Ambil woy! Lo pikir nggak bau apa?"
🐣🐣🐣
Gara gara insiden tadi pagi yang membuat aluna dan samudra sangat telat masuk sekolah, kini mereka tengah berdiri dilapangan tepatnya di depan tiang bendera sambil hormat. Yah mereka mendapat hukuman itu dari guru pikiet yang kebetulan galak pada hari ini.
Mereka berdiri sudah setengah jam lamanya, yang tentunya membuat luna sangat kelelahan, keringat bercucuran di pelipisnya. Hingga puncaknya, sebuah cairan kental mengalir dari hidung aluna yang langsung tertangkap oleh ekor mata samudra. Samudra yang melihat itu langsung melepas seragam osisnya dan menyisakan kaos putih polos yg ia kenakan. Selanjutnya seragam itu ia gunakan untuk membersihkan cairan itu. Aluna yang tubuhnya lemas pun seketika ambruk dan dengan tangkas samudra langsung menangkapnya dan membawa gadis itu ke UKS.
"Ngh.."
Aluna mengerjapkan mata berkali kali untuk menyesuaikan pandangannya agar kembali normal. Cih aluna benci uks , ia akan terlihat lemah jika memasuki ruangan ini. Sejurus kemudian aluna bangkit dari brankar hendak keluar, namun entah kenapa kepalanya terasa berdenyut.
Hap
Gadis itu mungkin akan jatuh jikalau samudra tak cepat meraihnya. Dan kini iris hijau samidra bertemu dengan mata coklat gelap milik aluna. Mereka bertemu pandang cukup lama hingga akhirnya aluna yang memutus kontak mata antara mereka "Mau kemana lo?" tanya samudra
"Ke kelas lah"
"Lo masih sakit lebih baik lo istirahat" ucap samudra dengan nada dinginnya yang terdengar seperti titah, dan mau tidak mau aluna kembali tiduran di brankar.
Dan tanpa di sangka sangka samudra juga ikut duduk di kursi sambil memejamkan matanya dan melipat tangannya di atas dada.
"Ngapain lo disitu?" tanya aluna
"Nungguin lo"
Aluna menarik sudut bibirnya lelaki penuh kejutan batinnya.....
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra {COMPLETED}
Teen FictionBerawal dari sekuter butut yang tak sengaja menabrak motor sport miliknya, membuat samudra sangat dongkol dengan si empunya sekuter "Woy liat liat dong! dasar bego!" Teriak samudra "Masnya juga hati hati dong!" Cewek berparas tomboy dengan sekuter...