Melssa menyipitkan mata, menatap dengan mata yang tidak sepenuhnya terbuka ke arah bendera Merah-Putih yang berkibar di atas tiang bendera.
Hari senin selalu menjadi hari yang di benci oleh Melssa, selain karena harus upacara dan berpanas-panasan, juga karena dia tidak sanggup untuk bangun pagi dan cepat berangkat ke sekolah.
Maklum, kebo telah menjadi sahabat karibnya.
"Jangan sampai sentuh lantai kaki kau itu. Kusuruh nanti kau bersihkan toilet, mau kau?" Pak Siregar, atau the king of guru BK, adalah segelintir guru yang ingin rasanya mengeluarkan Melssa dari sekolah. Hanya, mereka tidak bisa melakukan itu.
Salah satu donatur terbesar di SMA Nusa Pelita adalah Ayah Melssa, jadi walau seperti apapun Melssa di sekolah. Dia akan tetap menjadi murid, dan tidak akan di biarkan memiliki nilai merah. Walau kelakuannya seperti anak setan!
"Aduh, Pak. Capek kali saya ini. Istirahat sebentar, tidak kasian bapak lihat saya di jemur seperti ikan asin di sini?" Balas Melssa logat batak yang kental. Logat yang hanya akan dia keluarkan jika berbicara dengan Pak Siregar. Mungkin, karena dia terlalu sering bertemu dengan guru BK-nya.
Pak Siregar berdecak, berkacak pinggang dengan penggaris panjang yang berbahan dasar kayu yang kuat. Yang selalu membuat para anak bandel jera. Kecuali Melssa.
"Tidak punya rasa kasihan aku kalau ke kau. Tidak pantas kau di kasihani. Muka tengil kau itu bukan buat aku kasihan malah jengkel. Bosan aku lihat muka kau itu." Pak Siregar berbicara dari pinggir lapangan, di bawah rindangnya pohon gersen yang ada di pinggir lapangan.
Melssa memutar bola matanya. "Ya, bapak tinggal biarkan saya kembali ke kelas. Selesai. Bapak tidak lihat muka tengil saya." Melssa membalas santai, bahkan salah satu kakinya yang seharusnya tidak diperbolehkan menyentuh lantai telah berpijak pada lantai.
"Ide kau memang bagus. Tapi, tidak rela aku lihat anak bandel macam kau bukannya belajar malah tidur di kelas." Mata Pak Siregar melotot tajam, bahkan tampak akan keluar jika pria setengah abad itu tidak berkedip.
Melssa berdecak. "Sampai jam istirahat saja 'kan, Pak?"Pak Regar--sebutan akrab oleh Melssa pada Pak Siregar--mengangguk. "Hm. Makanya, bangun pagi kau supaya tidak terlambat."
"Itu namanya nasib, Pak. Terlambat."
"Derita kau itu, siapa suruh kau datang lewat dari jam yang ditentukan sekolah."
Melssa hanya diam.
***
Melssa bebas dari hukuman setelah hampir dua jam di jemur di bawah tiang bendera dengan cuaca yang panas. Seharusnya dia di jemur selama empat jam, hanya Pak Regar tampaknya sedang bermain hati. Jadi hanya dua jam saja.
Melssa duduk di salah satu kursi kantin yang kosong. Beberapa anak murid yang bolos di kantin menatapnya yang penuh dengan keringat dan terus mengipasi diri dengan tangannya.
"Makasih, Bu." Melssa tersenyum, menerima dua minuman yang dia pesan dan meminum salah satu hingga tandas, sebelum meminum minuman yang satu lagi hingga setengah.
"Yang baru kena hukuman." Melssa berdecak. Sudah terlalu hafal dengan suara yang sangat menyebalkan dan selalu membuatnya ingin muntah.
Mendongak, Melssa menatap malas dua orang murid dengan rompi khas anggota Osis yang berdiri di depannya. Melssa tersenyum tipis.
"Gue udah dapat izin dari Pak Regar untuk istirahat." Melssa menyeruput es teh manisnya dengan cuek, tanpa menatap dua orang yang ada di hadapannya.
Tahta, sang ketua Osis yang katanya mendekati sempurna itu mendengus pelan. Membuat Melssa sedikit menoleh ke arah Tahta.
"Gue nggak nanya."
Melssa mengangkat bahu dengan cuek. "Cuma mau lo tau aja. Gue nggak bolos."
"Kalo nggak bolos apa lagi?" Tanya jengkel orang yang berada di samping Tahta. Wakil ketua Osis, Shaden.
Melssa tersenyum tipis. "Cari masalah." Melssa berdiri, langsung melemparkan isi dari gelas yang di pegangnya pada pasangan ketua dan wakil Osis itu.
Siapa yang tidak kaget saat di siram oleh air yang dingin? Terlebih lagi hari ini adalah hari senin. Seragam baru di pakai dan harus terkena siraman teh dari anak paling bandel di sekolah.
Melssa meletakan selembar yang berwarna hijau sebelum berjalan keluar dari kantin dengan santai, seperti tidak terjadi apa-apa.
Tripikal Melssa.
. . .
Ini cerita udah lama banget di tulis, mau di publish tapi rasanya belum tepat waktunya. Jadi, daripada dia semakin lama tersimpan di draft, akhirnya aku publish. Semoga respon cerita ini baik, sama seperti cerita-cerita lain.
Cerita ini adalah project pertama aku di tahun 2019.
Yang baca jangan lupa pencet bintang dan kasih komen.
First Publish - 1 Januari 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahta
Teen FictionTahta. Tahta adalah Ketua Osis dengan segala kelebihan sedangkan Melssa mungkin hanya remahan rengginang jika di bandingkan dengan Tahta. Tahta © 2019 Dasyalily