Terlambat dan di hukum bukalah hal yang baru lagi bagai Melssa. Bahkan dia sudah kebal dengan hukuman yang di berikan.
Hanya saja kali ini bukan Pak Siregar yang merupakan guru yang paling baik hati seduuuuuniaaa yang memberikan hukuman padanya.
Melainkan sang ketua Osis dengan wajah songong yang kini sedang berkacak pinggang di depannya.
Melssa berdecak, berdiri dengan posisi malas menghadap sang pemberi hukuman.
"Gue di hukum apaan? Capek nih berdiri terus." Keluh Melssa dengan tangan bersedekap.
Tahta yang sejak tadi mondar mandir berhenti tepat di depan Melssa, dengan tatapan tajam menatap Melssa yang tampak tidak mempan dengan tatapan itu.
Baru saja Tahta akan mengucapkan hukuman apa yang akan di berikan pada Melssa, seorang gadis yang paling Melssa benci datang menghampiri Tahta dan langsung menempel pada lengan Tahta dengan manja.
"Yang, aku lapar. Kita ke kantin yuk!" Dengan rompi khas anggota Osis siapapun tau jika gadis yang menempel pada Tahta adalah anggota dari kesiswaaan. Lalu kenapa malah mengajak sang ketua Osis untuk makan di kantin? Bukankah itu sama saja dengan mengajak bolos.
Melssa mendengus kesal melihat adegan yang mencemari matanya, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Tahta dan gadis yang tidak lain dan bukan adalah Gisell yang notabenya adalah pacar dari ketua Osis tengil menoleh.
Gisell mendelik. "Eh, ada Melssa and the Bear rupanya."
"Iya, lo Bearnya." Melssa membalas dengan santai, melirik Gisell yang tampak kesal.
Gisell mendengus. "Lo bilang gue beruang? Gue itu model. Jadi nggak mungkin badan gue kagak beruang. Lo kali yang mirip beruang!" Balas Gisell tidak mau kalah, sekaligus tidak terima jika di katai seperti beruang.
Melssa terkekeh dengan nada sarkas. Matanya dengan tajam menatap Gisell dari ujung kaki hingga kepala Gisell.
"Lo anggota Osis, kan?"
Gisell mengangkat tinggi dagunya, menyombongkan diri. "Kenapa? Lo belum tau?"
Melssa tertawa kecil. "Emang ada ya anggota Osis yang bukannya melaksanakan peraturan tapi malah melanggar?" Melssa memutar bola matanya. "Jadi karena lo Osis jadi lo boleh pakai rok di atas lutut, boleh pakai seragam ketat, dan boleh pakai sepatu putih. Padahal sekolah sudah melarang."
"Oh lo iri?" Gisell mengibaskan rambutnya ke belakang. "Lo iri karena nggak bisa seperti gue? Cantik dan jadi kesayangan guru."
Melssa merapatkan bibir lalu mengeluarkan suara yang mirip dengan suara buang angin.
"Iri? Nenek lo kiper gue iri ke elo. Sori, gue nggak iri ke cewek yang suka pamer badan, yang pacaran nggak tau tempat. Dan yang pake lipstik merah kayak tante girang!"
Gisell kontan melotot. "Apa lo hilang? Tante girang?!"
Melssa terkekeh, dengan santai mengangguk. Tidak ada rasa takut sekecil pun di matanya. Hanya ada mata berkilau penuh tantangan.
"Kenyataan, kan?"
"Lo!" Gisell akan menampar Melssa jika saja Tahta tidak menahan lengan pacarnya itu. Mencegah tindakan apapun yang akan di lakukan oleh Gisell.
"Kamu apaan sih? Kok tahan-tahan aku segala?!" Gisell melotot ke sang pacar.
Tahta menggeleng, lalu menarik tangan Gisell menjauh dari tempat Melssa berdiri.
Melssa hanya tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Tahta dan Gisell yang beradu mulut.
"Gue bebas." Melssa berjalan menuju pinggir lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahta
Teen FictionTahta. Tahta adalah Ketua Osis dengan segala kelebihan sedangkan Melssa mungkin hanya remahan rengginang jika di bandingkan dengan Tahta. Tahta © 2019 Dasyalily