Do Kyungsoo dan Kim Jongin adalah imbas bagaimana semesta bermain dengan takdir.
Takdir selalu berjalan di luar nalar manusia.
Kenyataannya, semesta justru membuat pergi sesuatu yang seharusnya menetap, lalu mendatangkan yang telah lama hilang, dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Backsong: Sezairi — It's You (in mulmed) EXO-CBX — Lazy Alice Kristiansen — Moon and Back
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kyungsoo berdiri di samping sofa dengan bimbang. Matanya melirik ke arah jendela setinggi dinding sebelum menetapkan pandangannya pada punggung lebar yang berdiri membelakanginya dengan seorang anak kecil laki-laki berumur dua tahun dalam gendongan, sebab tubuh anak lelaki itu terlihat mungil. Kyungsoo bergeming. Tidak mengerti tentang keadaan yang dialaminya saat ini.
Kemudian, "Kamu sudah kembali?"
Kyungsoo tersentak dari lamunan. Ia mengangkat wajah untuk melihat siapa lelaki itu tetapi, ketika tahu siapa dia, jantungnya berdegup dua kali lipat lebih cepat. Tubuhnya kontan bergerak mundur mengetahui lelaki itu semakin berjalan mendekat.
Sekali lagi, Kyungsoo melirik jendela setinggi dinding di balik tubuh lelaki yang melangkah kian mendekat. Merasa tidak asing pada tempat yang sedang ia pijak saat ini.
"Kenapa?" Jongin bertanya dengan raut wajah yang heran, lalu melirik melalui bahu untuk mengetahui arah pandang Kyungsoo. "Oh itu... kami membelinya siang tadi. Taeoh bilang, stiker daun itu bagus jika ditempelkan di jendela."
"Taeoh?"
"Ya," angguknya. "Dia sangat rewel hari ini. Tidak seperti biasanya. Biasanya jika kamu pergi dan hanya ada aku yang menemaninya, dia akan biasa saja."
Kendati bimbang masih merasuki pikirannya, pertanyaan yang terlontar dari bibirnya membuat sesuatu dalam hatinya bergerak antusias. Seperti sebuah kebiasaan yang memang selalu dilakukan; seperti memang sudah seharusnya dia bertanya, "Apa dia sakit? Tubuhnya panas?"
Jongin terkekeh. Ia berdiri tepat di hadapan Kyungsoo, hanya menyisakkan satu langkah jarak di antara mereka, sampai kemudian bibirnya berhasil menyambangi kening perempuan di depannya. Memberikan kecupan singkat yang terasa begitu hangat.
Jongin merangkul bahu perempuan yang masih mematung di tempatnya. Mengajak perempuan itu berjalan mendekati sebuah pintu kayu, lalu membukanya, menampilkan kamar dengan cat yang di dominasi warna biru langit.
"Tidak, sayang," kata Jongin. "Mungkin memang karena dia yang terlalu aktif dan aku yang terkejut melihat perkembangannya. Bagaimana persiapan pernikahan Baekhyun?" Dia berhenti, otomatis membuat seseorang di sampingnya turut menghentikan langkah. Tangan yang semula merangkul kini beralih mengusap pipi. "Tunggu aku di kamar, hm? Kamu perlu membersihkan tubuhmu. Aku akan menyusul setelah menidurkan Taeoh."