Do Kyungsoo dan Kim Jongin adalah imbas bagaimana semesta bermain dengan takdir.
Takdir selalu berjalan di luar nalar manusia.
Kenyataannya, semesta justru membuat pergi sesuatu yang seharusnya menetap, lalu mendatangkan yang telah lama hilang, dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Backsong: Virzha — Aku Lelakimu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A/N¹ : Tolong, baca perlahan, ya. Jangan terburu-buru. Saya sengaja post di jam segini biar kalian santai bacanya. Sekali lagi, tolong baca perlahan. Resapi. Terima kasih! 💜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku mencintainya," Lelaki itu berbicara dengan nada yang lirih juga dengan tatapan yang berkilat sedih. "Aku mencintai Kyungsoo, Appa," tegas Jongin pada ayahnya di suatu siang yang sepi di kedai kopi favorit sang ayah. Dia memutuskan untuk meminta waktu luang ayahnya setelah pikirannya selalu menemui jalan buntu, karena permintaan Yeonjoo yang tiba-tiba kepada keluarganya jelas bukanlah sesuatu yang baik, justru itu semakin memperburuk atau bahkan mengacaukan semuanya.
Jongin saat ini berada di posisi yang tidak menguntungkan sama sekali. Kyungsoo bisa saja semakin membencinya, atau mungkin memilih untuk pergi meninggalkannya karena dua hal: Karena Yeonjoo atau karena ketidak-percayaan perempuan itu kepada laki-laki yang diungkapkannya beberapa saat yang lalu.
Jongin masih ingat bagaimana Kyungsoo yang menangis dalam pelukannya. Perempuan itu jelas sudah menahan rasa sakitnya sejak lama, sehingga ketika menemukan alasan untuk menangis, Kyungsoo menumpahkan segala perasaannya pada Jongin saat itu juga.
Setelah lama terdiam lama, Jongdae meraih cangkir berisikan kopi hitam dari meja, menyesapnya perlahan. Wajahnya tenang. Tampak tidak begitu terkejut, tetapi ada sedikit perasaan tak percaya saat mengetahui fakta yang baru saja disampaikan oleh anak laki-lakinya.