epigraf + prolog

5.9K 448 26
                                    

°°°

You're like rain and rainbow.

When my eyes meet yours, I get this overwhelming emotion I can't put into words.

Dia... sepaket warna dalam kotak pensil,
Yang memukau dalam satu kesatuan sempurna.

Dia... rangkaian kata indah tak terucap,
Yang membungai kalbu tak berhias warna.

Dia... segaris benang tipis,
Yang melingkari tubuhku dengan takdirnya.

Dia lah... cinta terakhirku.

Dia seperti kecoa; mengganggu dan menjijikan. Tetapi mampu membuat jantungku terpacu kala bersamanya.

Dia pun layaknya hujan; pembawa ketenangan yang menyejukkan hingga membuatku enggan berlalu meninggalkannya.

Dia... pelangiku, juga pelangi untuk yang lain.

Kupikir, semua akan tetap sama. Selain kami yang tumbuh semakin dewasa. Namun, aku lupa bahwa ada rasa yang bisa berubah. Seperti saat ini, ada dia... lelaki tersial yang membuatku jatuh cinta sedalam ini.

Dia hanya seseorang di masa laluku.

Dan, aku sedang berusaha menjadikannya seseorang yang akan menemaniku...

Untuk saat ini, pun masa depanku.

°°°


P R O L O G

Dunia itu kejam dengan waktu sebagai salah satu perantaranya. Waktu bergerak begitu cepat, membuatku yang tengah menyamankan diri dibuat tak sadar pada kenyataan bahwa aku sudah terlalu dalam mencintainya.

Pada akhirnya, aku hanya bisa mencari pembenaran atas perasaanku di antara celah-celah cahaya yang ada; di antara lubang tipis dalam kegelapan; di antara angin yang menerbangkan asa. Tetapi, dengan isi yang tetap sama.

Di sana... hanya ada kata salah.

Tak peduli bahwa aku pun berusaha, kenyataannya tetap aku yang tertinggal. Tak peduli bahwa aku pun tersakiti, kenyataannya tetap aku yang menjadi tersangka.

Meski pun perih, fakta jika aku mencintainya adalah kekuatan tersendiri yang bisa kudapatkan dari segumpal rasa tak berwarna. Terlalu hitam, namun tak pekat.

Ada banyak keadaan di mana hanya ada dia di dalam pikiranku.

Seperti... aku sangat membutuhkannya di setiap waktu yang diputarkan semesta untuk dunia. Layaknya morfin yang sengaja disiramkan ke sekujur tubuhnya; candu yang membuatku semakin tenggelam ke lubang dasar tak berujung.

Terlalu dalam, dan tak akan pernah bisa membuatku naik ke permukaan.

Hanya saja, mulai malam ini, dia tidak akan pernah ada disisiku lagi. Sekarang, dia hanya akan ada untuk perempuan yang telah dipilih untuk menemani kehidupannya.

Dan perempuan terpilih itu bukan aku.

Percayalah, bahwa aku telah mengenalnya lebih dari seumur hidupku. Mengetahui segala ekspresi apapun yang ada pada dirinya. Karena tentangnya, semudah aku menghafal abjad yang ada di dalam buku.

Namun, aku tak pernah sekali pun melihat tatapan itu. Terlalu menyakitkan. Membuat detak irama pada jantungku seketika terhenti dalam satu waktu yang tak terjamah; memukul telak mengenai pusat perasaanku, tanpa ampun.

Dan, aku, tidak melakukan apapun. Karena memang, aku tak bisa melakukan apapun lagi bersamanya.

Karena, kata sahabat tak akan pernah bisa berubah. Walau selalu ada rasa yang bisa berubah.

 Walau selalu ada rasa yang bisa berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Back at One [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang