Part 3

1.2K 166 30
                                    

"CHAIN –THAT CAN'T BE BROKEN"
.
If you Don’t like ChangKyu or Boys Love or even My Story
just make your Own story
If you can’t do it, just shut up your mouth
.
.

Pagi ini Kyuhyun bangun kesiangan, atau Changmin yang tampak tidak seperti biasanya bangun lebih dulu. Dan anehnya pria itu sudah tidak ada dirumah sejak pagi buta, meninggalkan meja makan beserta sarapan dan memo kecil dengan gambar hati kecil di akhir kalimat.

Seharusnya Kyuhyun tidak merona hanya karena hal kecil seperti ini. Ingatkan, ia bukan gadis apalagi remaja labil, umurnya menginjak 25 tahun dan gendernya jelas laki-laki –Kyuhyun punya sesuatu di antara kakinya untuk membuktikan. Namun tetap saja, jika itu berkaitan dengan Changmin dan bagaimana pria itu selalu berhasil membuatnya tersentuh, ya –siapa yang tidak akan merona senang?

.
.

Ditengah pusat kota, tepatnya satu rumah sederhana yang halaman luasnya tertanami banyak bunga. Changmin menatap pintu didepannya ragu, menyiapkan diri sebentar sebelum mulai mengetuk. Suara seseorang terdengar setelahnya, seperti sandal rumah yang dibawa berlari. Tidak perlu menunggu banyak waktu, selang beberapa detik pintu didepannya pun akhirnya terbuka lebar. Membuat pandangan Changmin bertemu dengan si pemilik rumah serta celemek kotor yang terpasang –itu adalah seorang wanita paruh baya yang ia tahu sebagai Ibu Kim Han Ji. Lalu, sebuah tundukan hormat diberikan Changmin, bersama salam basa-basi dan senyum sopan yang ikut menghias.

"Masuklah Changmin, Han Ji sudah menunggu."

"Terima kasih, Eommanim."

Rumah ini tidak terlalu mewah, cukup sederhana untuk ditinggali dua orang. Setiap sudut tampak rapi dengan hiasan vintage yang terkesan aesthetic. Wajar saja, tidak ada pria di tempat ini, apalagi anak kecil seperti di rumahnya. Semuanya benar-benar tertata khas seperti kesukaan perempuan.

Langkah Changmin santai mengikuti wanita paruh baya didepannya, hingga mereka berhenti tepat diarea ruang makan dimana Han Ji sudah terduduk disana dengan secangkir teh yang disesap. Nyonya Kim tampak kembali ke dapur, menyelesaikan apa saja yang sedang dikerjakan tanpa berniat menganggu pembicaraan dua pasang yang dipikirnya serasi.

"Kau baik-baik saja?" Changmin segera mengambil duduk diseberangnya, membuat matanya bertabrak lurus dengan si gadis lawan bicara yang terlihat mengangguk.

"Sedikit kambuh tadi pagi, tapi aku baik-baik saja sekarang. Terima kasih sudah datang, Oppa."

Dengan tangannya Changmin menampik angin, enggan menyumpah dengan gamblang kekesalan. "Tidak apa. Kau mau ke kampus hari ini? Sejujurnya aku ada jadwal pagi." –jadwal kecupan pagi dari Kyuhyun, lanjutnya mengulum monolog batin dengan senyum. Changmin berbohong? Tentu saja. Ini namanya sedikit pembalasan, karena sekali pandangpun ia tahu, Han Ji tidak benar-benar sakit –alasan basi yang membuat ia dengan tidak rela bangun pagi dan meninggalkan Kyuhyun sendiri.

Han Ji tampak tidak curiga, senyumnya bahkan mengembang lebih lebar hanya dengan memikirkan hal selanjutnya. "Kita akan berangkat bersama?"

"Tentu saja. Bersiaplah sambil menunggu sarapan selesai."

"Baik, Oppa."

.
.

Tidak seperti biasanya, hari ini Donghae dengan senang hati menjemput Kyuhyun diapartemen. Membawa pria manis itu ke perpustakaan untuk melakukan perhitungan-perhitungan yang selalu disalahkan Sir Hans. Rasanya memang kasihan, karena itu Donghae berniat membantu, memberikan sedikit pertolongan seperti yang kini ia lakukan. Meski nyata bukan itu saja yang menjadi maksud, ada sisi tersembunyi yang beberapa hari ini mengusik afeksinya dan ya, sial hanya Kyuhyun yang bisa membantu.

CHAIN -That Can't Be Broken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang