Part 6

951 151 28
                                    

CHAIN –THAT CAN'T BE BROKEN
.
If you Don’t like ChangKyu or Boys Love
or even My Story, just make your Own story
If you can’t do it, just shut up your mouth
.
.

Sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, acara makan Kyuhyun terganggu dengan sangat akan kehadiran Han Ji yang tiba-tiba saja berteriak memanggil nama Changmin. Melihat gadis ular itu menuju ke arah mereka saat akan memasuki tempat makan adalah hal yang tidak bisa Kyuhyun percaya. Otaknya mengambil pertanyaan sederhana, bagaimana bisa?

"Aku mau ke apartemen Oppa. Abeoji Shim bilang itu didekat sini. Aku mau membeli beberapa makanan tapi malah bertemu Oppa. Tidakkah itu berarti kita berjodoh?"

Bukan hanya Kyuhyun, bahkan Changmin ikut mengernyit hampir tertawa begitu mendengar seloroh panjang lebar kali tinggi yang dilantunkan. Tapi tentu keduanya tidak segila itu untuk terbahak dengan keras didepan si gadis yang kini tersenyum tersipu. Mungkin dipikirnya Changmin menahan senyum malu akan kalimat godaan terakhir yang diberikan.

"Apa kalian mau makan siang? Boleh aku bergabung?"

Mata bulat Kyuhyun melirik Changmin, berharap pria itu menolaknya. Sudah jelas seharusnya alasan yang ingin ia teriakkan. Alasan pertama, ia tidak suka gadis itu. Alasan kedua, kembali pada alasan pertama. Dan alasan ketiga sama dengan yang sebelumnya. Tapi helaan nafasnya begitu saja menguar, bercampur bersama sinyal-sinyal permintaan maaf dari Changmin yang tidak tersampaikan melalui kata-kata.

Selanjutnya, apa boleh buat?

"Biarkan saja dia ikut."

.
.

Hye Byul, perempuan paruh baya itu sudah duduk dipinggiran ranjang bersama satu lembar foto ditangan hampir dua jam penuh. Mengabaikan suaminya —Cho Dae Hyun yang dengan tenang menyampirkan kedua tangan pada bahu wanita kuat yang begitu ia cinta. Istrinya, ibu dari anak-anaknya.

"Setelah sekian lama menutup diri, dia kembali." Tidak ada tangisan, tidak ada air mata, apalagi raungan kesedihan. Yang ada hanya senyum getir menyampai pesakitan masa lalu. Mungkin sudah terlalu lelah, atau sudah terlalu bosan menangisi. Karena kadang, hal menyedihkan dimasa lalu rasanya bisa lebih menyakitkan hingga tidak ada lagi ekspresi yang mampu menggambarkan.

"Ayolah, Hye. Kita sudah berjanji akan belajar melupakan. Jae Hwan juga tidak bersalah. Kau tentu masih ingat kejadian di rumah sakit." Dae Hyun memulainya lagi, membuka ingatan sang istri akan masa lalu yang bahkan masih tergambar jelas sebagai kenangan yang ingin dilupakan. "Keduanya meregang nyawa karena kecelakaan. Adikmu tidak tertolong sebab memang itu yang ia pilih. Kupikir kau mengerti jalan pikiran Se Kyung. Dan aku yakin kau akan melakukan hal yang sama jika itu terjadi padamu."

Hye Byul mengangguki, dielusnya pelan wajah wanita pada cetakan hitam putih yang berada ditangan. "Dia adikku. Meski bukan adik kandung, tapi aku merasa kami lebih dari itu. Si keras kepala, dia melakukan hal yang benar demi Changmin."

Hari itu, jumat sore tenang diawal musim dingin. Masih hangat dalam kepala keduanya kenangan buruk yang menimpa secara tiba-tiba seolah membenarkan kata 'ketenangan membawa musibah' yang biasa dikatakan para tetua.

Dae Hyun, Hye Byul, Ahra dan si kecil Kyuhyun yang baru saja berumur tiga belas hari hanya sedang menikmati hangatnya penghangat ruangan yang baru dibeli. Saling melempar pelukan dan candaan yang begitu manis. Hingga dering telefon mengubah semua kondisi.

Shim Jae Hwan dan istrinya —Se Kyung, yang merupakan adik tiri dari Hye Byul mengalami kecelakaan. Mobil mereka tergelincir pada jalanan yang mulai tertutupi es disebagian tempat jika keduanya tidak salah mengingat laporan dari kepolisian tersebut. Sontak saja, rumah sakit pusat Seoul adalah tempat yang mereka tuju tanpa banyak bicara.

CHAIN -That Can't Be Broken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang