.
If you Don’t like ChangKyu or Boys Love
or even My Story, just make your Own story
If you can’t do it, just shut up your mouth
.
.Dua minggu terlewati begitu saja. Karangan bunga berjejer malam ini pada halaman The Caesar yang penuh suka cita. Dari dasi kupu-kupu hingga pantofel ternama dirapikan sebagaimana harusnya. Mulai dari lampu sorot, karpet merah, meja, kursi, hidangan, bahkan kue pengantin lima tingkat tersaji di depan berpasang mata yang bahkan tak henti menggumam betapa mewah pesta yang disuguhkan dibawah candra angkasa.
Yunho yang berdiri pada pusat ballroom beralas balokan bata putih menyunggingkan senyumnya, menular bahagia pada Jaejoong dimana wajah malunya tersamar oleh temaram lampu yang mulai sedikit digelapkan hungga terkesan romantis dan elegen secara bersamaan.
"Kau tau aku benci dansa, Yun." desis Jaejoong, sudut bibirnya terangkat hanya untuk mencibir kesal. Meski begitu ia tetap tanpa ragu menerima uluran tangan Yunho yang menariknya pada rengkuhan intim pada pijakan yang sama. Yunho tersenyum, melihat Jaejoong bersandar pada dada bidangnya dengan satu tangan pada bahu miliknya. Memudahkan Yunho untuk lebih menekan pinggang ramping sang pencuri hati. "Kita lakukan ini lima menit saja, oke Yun?"
"Siap, istri cantikku."
.
.Sedikit telat, Changmin datang bersama keluarga Cho. Salahkan saja Ahra yang terlalu lama memilih baju, terlalu berlebihan berdandan hingga memakan banyak waktu. Kyuhyun tak habis pikir, apa semua perempuan selalu seperti itu?
Bahkan, sekarang lihat saja. Kemana wanita menyebalkan itu pergi? Ahra bahkan sudah tidak terlihat sejak lima belas menit yang lalu saat izinnya ingin pergi ke toilet. Ck, dasar wanita.
Kyuhyun melihat sekitarnya. Beberapa undangan mulai ikut berdansa, bergerak sesuai ritme romansa para pemusik klasik disudut pesta. Ahra entah kemana, ayah-ibunya sibuk berbincang dengan teman dan kolega sedang Ia sendiri, memilih berdiri didekat tiang lampu taman yang dihias balon-balon cantik, bersama tiang lain yang tidak berhenti meremas bagian pinggulnya –oh, itu Changmin.
"Haus. Aku mau ambil minum." dua tangan Kyuhyun yang sebelumnya berada pada saku keluar dari tempat persembunyiannya. Memutus rengkuhan Changmin pada pinggangnya yang mulai terasa pegal.
Tentu saja, itu mengundang atensi Changmin yang tidak lagi pada pasangan pengantin, menoleh cepat pada Kyuhyun yang bersiap akan beranjak. "Akan ku ambilkan. Kau mau white wine?" ujarnya cepat memberi tawaran.
Kyuhyun menggeleng, menunjuk tumpukan jus dengan dagunya sendiri yang bagusnya Changmin mengerti. "Jeruk ya." ucap Kyuhyun seolah punya kuasa –walaupun iya. Lihat saja sekarang, pada gerak kepala Changmin yang mengangguk dengan kedipan mata untuk Kyuhyun sebagai pengiringnya.
"Baiklah, tunggu dan jangan kemana-mana."
"Kau pikir aku mau kemana." gerah Kyuhyun akan Changmin yang nyata kembali memberinya godaan kecil.
Hanya butuh dua menit bagi Changmin mengambilkan minuman untuk Kyuhyun dan ya, prianya masih disana. Gila memang, Changmin merasa ia sulit jauh dari Kyuhyun akhir-akhir ini. Khususnya sekarang, saat dengan menawan Kyuhyun mampu mencuri semua yang tersisa dari Changmin hingga rasanya saat melihat pria itu turun dari kamar petang tadi, Changmin tidak yakin mampu menahan diri untuk tidak menyeret Kyuhyun menuju kamar mereka. Ahh, terlalu sayang untuk menunjukkan hak miliknya pada siapapun.
Tapi yah, sayangnya Changmin berhasil menahan. Sebab Tuan dan nyonya Cho ada disana, mendeliknya hanya karena ia tidak berkedip saat melihat si bungsu turun tangga.
"Jus jerukmu." Changmin mengulur gelas kristal ditangan, namun sebelum Kyuhyun menerima, ia dengan cepat menarik kembali gelas itu ke sisinya. "Kyu, sehabis ini, kau mau–"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAIN -That Can't Be Broken [✔]
FanfictionChangmin mau Kyuhyun mengerti bahwa hanya karena tidak ada status di antara mereka bukan berarti cintanya pada pria manis itu berkurang. Tapi Kyuhyun maunya sebaliknya! Yasudah, memang Changmin bisa apa, ya kan? Tapi -oh, sepertinya tidak mudah. ...