[3] Titik Permulaan (?)

40 2 0
                                    

Titik kejatuhan adalah titik awal melihat titik lain. Bisa jadi itu titik temu kita.
--Meir--

Dua minggu berlalu.
Angin berhembus pasti, menerpa tubuh letihku. Baju tidur putih yang ku kenakan seperti bendera diatas tiang, berkibaran. Entah ada apa dengan sang angin. Ia mengamuk.

Wilayah tempatku tinggal tergolong sepi akan anak-anak. Mungkin karena anak-anak telah tumbuh dewasa, dan tidak ada pengganti mereka. Teman-teman sekelurahan yang dulunya selalu main bersama pun kini lenyap, dicuri kesibukan orang dewasa. Lapangan yang dulunya ramai diisi dengan berbagai kegiatan anak-anak kini seakan kehilangan masa kejayaannya. Tak ada siapapun disana, lapangan itu seakan tak bertuan, tak dipedulikan.
Aku menyeret tubuhku memasuki rumah, bersembunyi dari terpaan udara malam, menghindari kenangan masa kecil yang masih teringat jelas.

"Mama, aku tidur." Aku memeluk leher mama dari arah belakang. Mama menepuk-nepuk lembut pergelangan tanganku. Aku segera berlalu dari ruang tamu.

"Terlalu sunyi." Bisikku pada diriku sendiri.

Aku segera mencari keberadaan hpku. Eits, ternyata ada 2 pesan WA masuk. Dengan semangat segera ku buka.

Ado : P
           P

Semangatku terasa ada. Aku segera menyetel lagu favoritku, dari penyanyi hebat, Demi Lovato yang berjudul catch me. Lalu...

"MY ADOOO" teriakku kegirangan. Sengaja ku memutar lagu dengan volume penuh, agar mama tak mendengarkan kegilaanku.

Me : Yup?

Tetap saja aku harus membalasnya cuek. Nanti dia tahu lagi, kalo aku senang.

Ado : Ngapain? Kenapa belum tidur? Tidur sana!

Ngomong sama siapa sih? Kamu tuh yang tidur sana!

Me : Baring. Kamu masih apa?

Ado : Chat.

Me : Tidur sana! Kurang kerjaan. Pasti gangguin cewe-cewe.

Ado : Ngaklah! Cowo cool ngak gitu.

Kasihan. Dia pasti sedih banget putus dari Kristin

Me : Kotornya... emang lagi chat siapa selain aku?

Ado : Mc kepo.

Me : Ya sudah. Ngak peduli juga. Bye!

Aku dibilang kepo? Ya ampun jelas-jelas aku cuman mau perpanjang percakapan. Kotor lu!
Kesal !

Ado : Jangan tidur dulu. Temani ..

Me : Iaia Pak.

Entah kenapa, mau sekesal apapun aku pada Ado, dia selalu saja membuatku ingin menemaninya. Tidak peduli apapun. Aneh bukan?

Ado : Aku chat sama dia.

Sama Kristin.

Me : Belum bisa move on?

Ado : Cowo cool selalu move on. Kan chat doang beb.

Me : Pasti kamu sok-sok peduli.

Ado : Ngaklah. Dia yang masih peduli-peduli. Aku mah cool.

Me : Kasih tau dia. Udah putus. Jangan sok peduli. Biar aku aja yang peduli. Dia ngak usah.

Enak aja, udah putus masih aja cari-cari Ado. Begini kan buat Ado semakin susah lupanya.

Ado : Ia sayang.

Jijik gile di panggil sayang. But okelah. Sayang aku aja tapi. Jangan Kristin.

Hello From Distance.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang