5. Aksi dan Reaksi

3.3K 178 25
                                    

" Kalau ini adalah sebuah pertanda, bertahanlah seperti ini tolong jangan berubah lagi. "

***

Lala akan memastikannya sekali lagi. ia harap jawabannya bukanlah pria yang selalu berusaha menarik perhatian Naca , dan berusaha menarik perhatiannya , dengan menggunakan cara klise . Bertingkah polos , lalu meminta maaf dan merayu .

Lala memejamkan matanya erat , menarik nafas dalam-dalam , lalu menghembuskannya dengan berat . Tangannya mengetik pesan untuk Vano .

Abigail Adella
Lo bisa ingat - ingat sekali lagi nggak ? Hanya memastikan .

Ia berharap perasaan buruknya itu tak terjadi , ia mencoba berpikir positif sampai detik ini. Walaupun otaknya sudah tidak bisa berpikir jernih sekarang .

" Ya Allah .. Semoga bad fellings gue gak jadi kenyataan !! "

Vano duduk disofa , tepatnya di showroom mobil mewah . Kakaknya yang tengah sibuk mengurus administrasi mobil yang telah dipilih oleh Vano , Lamborghini Gallardo warna hitam dan hendak membayarnya . Sedangkan Vano yang telah cukup lelah memilah-milih mobil , membuka pesan dari Lala .

" Van , Yuk balik ! Administrasi dan pembayaran udah kaka urus , nanti sore mobilnya bakal dikirim kerumah ," jelas Rafel .

Vano mengangguk " Bentar Fel ."  Ucapnya sambil memandang pada satu titik , yaitu rak yang berisikan ban-ban mobil . Mencoba mengingat dan berpikir sesuatu , tiba-tiba ada dialog yang melewati ingatannya .

" Kenalin,gue Dion ."

Sekarang Vano mengingatnya . Nama pria itu adalah Dion bukan Tion . Huruf T dan D tidak terlalu berbeda saat dilafalkan , Wajar saja jika Vano keliru .

Vano Rafael Aksha
Sorry -sorry , Dion .

Saat mendengar dering notif dari ponselnya , Lala segera mengeceknya . Saat melihat layar ponsel yang sedang menunjukkan chat antara dirinya dengan anak baru itu . Seketika kepalanya memanas , takut dan marah . Ia tidak yakin gadis itu akan baik-baik saja di tangan Dion .

Abigail Adella
Gue harus ketemu dia , Dion bukan pacarnya Naca ! Dia cuman mantannya yang nggak tau diri !

" Vano ."

" Lo sedang apa ? "

" Jangan Wasting time lah ! Udah 10 menit lebih gini ! "

Vano menatap Rafel dengan tatapan kosong dan menerawang ." Gue cabut bentar , ada urusan mendesak ." Ucap Vano sambil menepuk bahu kakaknya pelan .

Rafel mengangkat satu alisnya . Hanya dua kata BINGUNG dan BINGUNG ! Sebenarnya apa yang terjadi . Vano meninggalkannya begitu saja , pria itu berlari dan mengemudikan ninja hitamnya dengan laju cepat. Berkali-kali ia membunyikan klaksonnya , Ibu Kota sedang macet . Setelah sampai di SMA Garuda , ia langsung menuju ke Uks . Gadis itu tidak ada .

" Lo dimana ? "

***

Saat itu Naca sangat haus , ia sangat ingin minum .Ia melihat sebuah gelas berisi air putih diatas meja kabin , tidak tau ada sejak kapan . Namun Naca ingin segera menghapus dahaganya , Setelah ia meminumnya Dion kembali ke kabinnya setelah pergi untuk beberapa saat . Naca benar-benar ingin mencabik-cabik wajah pria itu hingga babak belur ! Namun tiba-tiba kepalanya menjadi sangat pusing . sekitarnya memburam meski mengerjapkan matanya berulang kali .

NATASHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang