9.Nasi goreng

2.6K 125 7
                                    

" Ada dunia disekelilingmu, ada aku disampingmu. Namun kamu mendamba rasa sendiri itu. "

Riaarthaw

☝lagu diatas lagu earth, yaiyalah judulnya juga earth! 😂( bagus lagunya, artinya juga bagus. Kita harus sayang sama bumi kita 🌎😘)

PROSES REVISI! Maaf banget sebelumnya kalau belum selesai, karena revisi itu gak bisa sebentar guyss, tolong mengerti ya🙇‍♀

***

" Vano? " Tanya Naca, ia terkejut melihat Vano datang.

Naca pura - pura untuk jutek.
" Ngapain lo kesini? Tadi bilangnya mau pulang? " Ucap Naca.

Vano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, " Emm, gue lupa arah pulang " Ucap Vano asal.

Naca menahan tawanya sekeras yang ia bisa, ia tidak tahan melihat Vano yang tidak jago berbohong.

" Lupa pulang? Pake aja maps, gausah gagu deh lo sama teknologi. " Ucap Naca, ia masih bertahan dengan sikap galaknya.

Vano diam, ia menatap Naca.

" Gue gagu teknologi. Awas gue mau masuk! " Ucap Vano memaksa.

Vano masuk kedalam rumah Naca tanpa persetujuan Naca, ia menyingkirkan Naca yang sedang berdiri disamping pintu.

" Gatau tata santun, dan sopan krama dasar lo! Masuk rumah orang gapake izin! " Ucap Naca kesal.

Vano dengan santainya duduk disofa dan langsung mengecilkan volume TV Naca yang sangat besar.

" Jangan dikecilin volume tvnya! Nanti sepi, gue takut kesepian. " Ucap Naca.

" Berisik. " Ucap Vano.

Naca memanyunkan bibirnya. Kesel!

" Lo udah makan belum? " Ucap Naca, Naca ikut duduk disamping Vano.

" Jangan deket - deket, gue bilang kita ga mukhrim. " Ucap Vano, ia menjauhkan diri dari Naca.

Naca melemparkan bantal sofa kearah Vano, " Bodo amat, Vano Atthar!! " Ucap Naca kesal.

Vano menjawab. " Yaudah. "

" Udah makan belum, sayang? " Tanya Naca, romantis.

" Sayang-sayang! Gue bukan kesayangan lo! " Protes Vano.

" Lo kesayangan gue. "

Vano bosan, ia terus mengganti-ganti channel TV. Vano merasa acara TV sekarang tidak ada yang menarik, padahal banyak yang masih bagus untuk ditonton. Dasar Vano manusia batu.

" Vano. " Panggil Naca.

" Hm, " Jawab Vano singkat.

Naca menunjuk-nunjuk pipinya,"Cium." Senyum Naca.

Vano melirik sinis, dan menggelengkan kepalanya.

NATASHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang