Rizky yang tadinya sudah melepaskan sepatunya untuk melakukan sholat Dzuhur di depan mushola, akhirnya memakai lagi sepatunya karena ia melihat Syifa. Ia berjalan menuju gadis itu walaupun gadis itu pura-pura tidak melihat Rizky yang berjalan menghampirinya.
"Syif.. Sholat yuk?" ajak Rizky tanpa ragu.
Walaupun Rizky brandalan, ia masih menunaikan kewajibannya, yaitu Sholat 5 waktu. Ia selalu berpikir, bahwa mungkin, dengan ia melakukan sholat, dosa mamanya bisa tergugurkan walaupun hanya sedikit. Tapi setidaknya, ia selalu melakukan kewajiban itu, karena itu adalah salah satu nasehat mama Ika yang paling Rizky ingat.
Syifa yang sudah tidak pernah sholat lagi semenjak kejadian mamanya meninggal pun kaget ketika Rizky mengajaknya Sholat. Saat kejadian itu, ia merasa Allah tidak adil padanya, hingga ia tidak pernah sholat lagi sampai dengan sekarang.
"G.. guee..." ucap Syifa terbata-bata.
"Lo ngga lagi dapet kan?" tanya Rizky yang menatap Syifa intens.
"Emm... mm... nggak sih... tapi gue..."
"Yaudah ayok! Udah iqamah tuh, nanti kita ketinggalan berjama'ah!" Rizky menarik tangan Syifa menuju ke mushola.
Sampai depan mushola, Rizky melepas sepatunya lalu ia tersenyum kepada Syifa sebentar, kemudian ia masuk ke dalam untuk berwudhu.
Syifa pasrah. Ia melepaskan sepatunya dengan ragu, lalu ia menggelengkan kepalanya dan buru-buru masuk ke dalam mushola untuk berwudhu.
"Ya Allah.... Syifa udah ninggalin kewajiban Syifa selama ini ya Allah. Ampuni Syifa yaAllah. Syifa malu. Mungkin ini juga salah satu kenapa hidup Syifa jadi kaya gini, karena Syifa ngga pernah Sholat, dan ngga pernah inget sama Engkau, yaAllah." Syifa meneteskan air matanya ketika ia hendak berwudhu, kemudian ia berwudhu, merasakan air yang akan selalu membuatnya segar dan sejuk dalam keadaan apapun.
Rizky dan Syifa melakukan Sholat berjama'ah dengan teman-teman yang lain dan juga dosen-dosen.
Banyak teman dan dosen yang heran melihat Syifa Sholat, tetapi mereka hanya senyum menatap gadis itu.
Usai Sholat berjama'ah, Rizky langsung menengok ke belakang melihat ke arah mushaf perempuan, pandangannya mencari Syifa. Dan setelah ia mendapati Syifa, ia langsung berdiri dan menghampiri gadis itu yang sedang berjalan keluar usai melipat mukena yang tadi ia pakai.
"Wah... muka lo langsung bercahaya gitu abis sholat. Khasiat air wudhu tuh, Syif." ucap Rizky terkekeh.
"Apaan sih. Gue duluan ya kak." ucap Syifa yang kemudian berdiri karena ia telah duluan selesai memakai sepatunya daripada Rizky.
Rizky mengangguk sambil tersenyum.
Setelah Rizky selesai memakai sepatunya, ia beranjak menuju kantin untuk makan siang.
**
Rizky mendapati Ali sedang duduk di salah satu meja di kantin. Ali sepertinya sedang menunggu makanannya datang, sambil menunggu, pandangan Ali tidak lepas dari meja seberang yang diduduki oleh Syifa, Meggy, dan Amy. Rizky mengerti perasaan sahabatnya itu, ia sangat tau bahwa Ali sangat menyayangi Syifa. Jadi wajar apabila Ali masih belum move on dari Syifa. Rizky tadinya ragu untuk menghampiri Ali, tetapi ia mengubur rasa ragunya itu dan kembali melangkah untuk menghampiri Ali.
"Li!" ucap Rizky yang berhasil memecahkan fokus mata dan pikiran Ali.
"Eh, ky...." ucap Ali kaget yang mendadak tiba-tiba ada Rizky di depannya.
"Lo udah pesen makan?"
"Udah, nih dateng..." ucap Ali yang makanannya baru diantar oleh Pakde, karena Ali memesan bakso pakde.
YOU ARE READING
Another Side - Completed
FanfictionKejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah berubah menjadi cuek, garang, dan liar. Kejadian apa yang menimpa Syifa hingga ia menjadi seperti ini? Dari awal masuk kuliah, Rizky sudah m...