Part 19

2.7K 326 29
                                    

"Kenapa kak kenapa? Ka Rizky jahat sama aku!" Syifa masih menangis di dalam kamarnya.

"Dek, kamu kenapa dek? Buka pintunya dek!" Randi yang mendengar adiknya menangis berniat ingin masuk ke dalam kamar adiknya itu.

"Aku mau sendiri bang." Syifa masih menangis sesenggukan.

"Kalo udah tenang cepet tidur ya dek, dan pintunya jangan dikunci biar abang bisa ngecek keadaan kamu." Randi pun memilih untuk menuruti kemauan adiknya yang ingin menyendiri.

**

"Adi? Bangun nak, kita sarapan dulu yuk." suara satu-satunya perempuan yang ada di rumah itu membuat Adipati mendadak bangkit dari tidurnya.

"Sedang apa anda disini?" jawab Adipati dengan nada yang tidak suka pada perempuan tersebut.

"Mami cuma mau bangunin kamu nak. Adik-adikmu sudah turun ke bawah untuk sarapan. Ayo kita sarapan sama-sama." Ibu kandung dari Adipati itu berbicara penuh harap kepada anak sulungnya, ia ingin sekali Adipati memaafkan dan menerima dirinya.

"Nanti saya nyusul ke bawah." ucap Adipati yang masih bersikap dingin dengan ibu kandungnya itu. Ia tidurkan lagi tubuhnya sambil membelakangi ibunya.

"Mami akan pulang ke Singapura sore ini nak. Mami minta maaf sekali lagi sama kamu atas perlakuan mami selama ini yang bikin kamu jadi bersikap seperti ini ke mami. Mami ngerti, mami terima itu. Mami ngga akan berhenti untuk minta maaf sama kamu, Adi. Mami sangat sayang sama kamu. Mami cuma kangen sama anak sulung mami yang dulu manjanya minta ampun. Mami kangen banget." perempuan itu sudah tidak dapat membendung air matanya lagi, ia menangis sambil melangkahkan kakinya pelan untuk keluar dari kamar Adipati.

"Tunggu!" suara Adipati berhasil menghentikan langkah ibunya. Baru ibunya ingin berbalik menoleh ke arahnya, Adipati langsung memeluk kaki ibunya, ia terduduk di lantai sambil menangis.

"Maafin Adi, mi. Maafin Adi." Adipati semakin erat memeluk kaki ibunya sambil menangis.

"Bangun nak bangun, mami maafin kamu." ucap perempuan itu juga dalam keadaan menangis. Kini ia pun ikut terduduk di lantai bersama Adipati. Ia peluk anak sulungnya itu dengan erat, mereka sama-sama meyalurkan rasa rindu yang selama ini singgah diantara keduanya.

Dari kejauhan, terdapat dua pasang mata yang sedang memperhatikan kejadian itu. Beliau juga ikut menangis terharu. Akhirnya anak sulungnya kini telah menerima ibu kandungnya kembali. Sedetik kemudian, ia hapus air mata di wajahnya, lalu kembali menuruni tangga rumahnya untuk menyusul kedua anaknya yang sedang menunggu mereka untuk sarapan bersama.

**

"Syif? Mau ke kampus?" suara yang tidak asing mengagetkan Syifa ketika ia sedang memainkan handphonenya sambil menunggu bus.

"Ali? Iya nih, lagi nungguin bus lama banget dari tadi ngga muncul-muncul." Syifa terlihat bosan yang sedari tadi sudah hampir setengah jam ia menunggu.

"Mobil lo kemana? Abang?" tanya Ali lagi.

"Mobil gue lagi diservice, abang juga tadi pagi udah pergi buru-buru katanya ada meeting jadi gabisa nganterin gue."

"Rizky juga ngga bisa dihubungin?" Ali menanyakan tentang Rizky yang enggan Syifa jawab, alhasil gadis itu hanya menggeleng sambil tersenyum kecil saja.

"Yaudah ayo gue anter." Ali akhirnya menawarkan Syifa untuk mengantarnya ke kampus.

"Gapapa? Lo kan udah ngga ngampus lagi?" tanya Syifa hati-hati kepada Ali, pasalnya Ali kini sudah tidak ada kegiatan di kampus lagi mengingat ia sudah menyelesaikan skripsi dan melakukan sidang.

Another Side - CompletedWhere stories live. Discover now