"Na na na.." Rizky memasuki kamar milik kakak perempuannya itu dan berhasil membuat si empunya kamar terkaget.
"Aduh apaan sih ky? Masuk tiba-tiba bikin aku kaget ajaa!" Rizna sempat memberhentikan aktivitasnya yang sedang memainkan handphone karena diganggu oleh adiknya itu.
"Aku bingung na, sumpah aku bingung. Aku ngga tau harus bilang gimana ke Syifa." Rizky terduduk di ranjang milik kakaknya sambil menyisir rambutnya frustasi.
"Ini masih tentang masalah yang kemarin? Aku kan udah bilang, ini hidup kau ky, ini pilihan kau." Rizna yang mengerti bahwa adiknya kini sedang dilanda kegalauan pun langsung mendekati Rizky untuk mendengarkan keluh kesah Rizky.
"Semakin aku buat Syifa bahagia, semakin aku ngga bisa ninggalin dia na. Tapi aku juga gabisa ngomong ke dia untuk sekarang-sekarang ini." Rizky bercerita dengan wajah yang benar-benar bingung.
"Sekarang aku tanya, kau udah milih untuk lanjutin kuliah kau di London kan? Dan ini emang udah lama jadi cita-cita kau. Terakhir aku make sure sama kau, kau bilang kalo kau yakin akan ambil kesempatan ini? Aku ngga pernah maksa kau untuk ambil keputusan yang mana yang harus kau ambil. Ini hidup kau, kau berhak untuk memilih. Aku selalu bilang, ikutin kata hati kau ky. Nah sekarang, kata hati kecil kau, dia bilang yang mana yang harus kau pilih?" Rizna menatap lurus manik mata adiknya.
Rizky menunduk, ia tidak menjawab pertanyaan kakaknya. Semenit kemudian ia mengangguk pelan layaknya orang yang baru tersadar dengan apa yang harus dilakukan. Lalu ia tersenyum kepada kakaknya sekilas.
"Thanks na." Rizky bangkit dan meninggalkan kamar Rizna.
"Istikharah ky untuk mantepin hati kau lagi. Aku seneng liat kau agak sedikit berubah!" Rizna sedikit berteriak karena Rizky sudah meninggalkan kamarnya. Rizky hanya dapat tersenyum tipis mendengar ucapan kakaknya.
**
"Syif, makasih yaa udah ajak gue kesini dan buat gue jadi deket lagi sama Keara." Celia menangis sambil memeluk Syifa.
"Sama-sama, Cel. Gue seneng Keara ketemu sama keluarganya lagi, dan ternyata itu elo." Syifa membalas pelukan Celia.
"Gue bener-bener makasih banget sama lo, Syif. Lo udah baik banget sama gue. Maafin gue selama ini ya, Syif." Celia berkata sambil menggenggam tangan Syifa.
"Santai aja, Cel. Gue udah lupain semuanya. Maafin gue juga ya karena gue juga suka songong sama lo hahaha."
"Iya Syif. So, we're friends now?" tanya Celia kepada Syifa dan langsung diangguki oleh gadis itu.
"Lo harus janji sama gue, lo akan jaga dan lindungin Keara ya, Cel?"
"Iya Syif, gue kan kakaknya. Gue akan jagain dia semampu gue. Gue gamau kehilangan dia lagi, Syif. Lo kan tau sendiri gue udah ngga punya siapa-siapa." Celia memastikan Syifa.
"Ohiya Cel, soal Gita?" Syifa menanyakan perihal Gita yang masih berjarak dengannya mengenai hubungannya dengan Ali.
"Tenang aja, Syif. Nanti gue bakal kasih pengertian ke dia. Dia juga katanya bakal ikut mamanya ke Singapura after we graduate. Gue ngewakilin Gita sama Fira, minta maaf ya Syif sama lo?"
"Iya Cel, gue juga minta maaf yaa. Atas nama Meggy sama Amy, gue juga maaf kalo ada salah. Bytheway, cepet yaa kalian udah mau lulus aja. Akhirnya predikat "preman kampus" jatuh ke the one and only geng gue haha."
"Emang masih menyandang predikat itu Syif? Elo nya udah berubah gini haha." timpal Celia.
"Yeh tetep aja, masih ngga ada yang berani ngelawan geng gue."
YOU ARE READING
Another Side - Completed
Fiksi PenggemarKejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah berubah menjadi cuek, garang, dan liar. Kejadian apa yang menimpa Syifa hingga ia menjadi seperti ini? Dari awal masuk kuliah, Rizky sudah m...