"Jelasin sama aku kak, ini siapa?!" tanya Syifa sambil menatap tajam ke arah Rizky.
Rizky terpaku saat melihat wajah Syifa yang sudah dibanjiri oleh tangisannya. Matanya membelalak keluar setelah Syifa menunjukkan sebuah foto yang ada di tangannya.
"Syif, aku... aku bisa jelasin okay? Kamu jangan nangis kaya gini." Rizky menangkup wajah Syifa yang masih terus-menerus menangis, sambil menghapus air mata yang ada di pipi Syifa.
"Jelasin kak!" Syifa menepis tangan Rizky yang sedang menghapus air matanya.
"Iya Syifa iya! Kamu berhenti nangis, oke? Nanti disangkanya aku ngapa-ngapain kamu! Kamu ngga liat orang-orang dari tadi ngeliatin kita? Ayo ikut!" ucap Rizky kepada Syifa sambil menggandeng tangan gadisnya itu.
"Jangan bilang kalo dia itu mama kakak! Kak, sumpah demi apapun kalo sampe iya aku ngga akan pernah sudi ngeliat muka kakak lagi!" teriak Syifa yang kini sudah di dalam mobil bersama Rizky.
"Syif, tenang kenapa sih!" Rizky berbicara dengan nada tinggi kepada Syifa, dan berhasil membuat Syifa kaget dan terdiam.
"Dia tante aku Syifa...." belum selesai Rizky berbicara Syifa sudah membelalakkan matanya keluar, seakan ingin sekali ia menghajar Rizky saat itu juga.
"Dia tante tiri aku! Dia adik tiri papa aku. Aku udah tau papa dan mama kamu kenapa dari Ali, dan kita sama Syif. Kita sama-sama korbannya dia. Mama dan papa meninggal karena dia. Tante Lusi cinta sama papa, makanya dia ngga rela kalo mama hidup sama-sama papa." terang Rizky kepada Syifa. Matanya sedikit berkaca-kaca meyakinkan gadisnya itu, ia merasakan perih dan mengingat kejadian yang menimpanya itu lagi.
"Kakak ngga bohong kan?" ucap Syifa tidak percaya.
"Liat mata aku. Apa kamu nemuin kebohongan?" ucap Rizky lirih, ia mengambil kedua tangan Syifa dan meletakkannya di kedua pipinya.
Syifa menggeleng. Ia masih menangis dan kemudian ia menunduk. Ia benar-benar tidak mengerti. Mengapa dunia sesempit ini?
"Janji sama aku, kita akan berubah sama-sama. Perlahan, aku akan lindungin kamu sebisa aku, dan buat kamu jadi orang yang lebih baik lagi." ucap Rizky sambil memegang tangan Syifa dan sesekali mengecup jari-jemari gadis itu.
"Aku kangen mama, kak...." Syifa merasa lemas. Ia masih saja menangis. Rizky yang melihat gadisnya seperti itu langsung membawa Syifa ke dalam dekapannya.
"Kamu kuat, Syifa. Buktiin ke mereka kalo kita bisa jadi anak yang baik. Stop crying, aku ngga bisa liat kamu begini. Udah yaa nangisnya?" Rizky melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Syifa yang masih mengalir.
Syifa kemudian menegakkan badannya untuk membenarkan posisi duduknya, lalu ia menoleh ke arah kaca mobil begitu saja.
Rizky yang melihat Syifa hanya tersenyum dan memakaikan gadis itu seatbelt.
"Kita pulang sekarang ya sayang." ucap Rizky yang masih memakaikan Syifa seatbelt lalu ia menatap wajah Syifa yang masih terlihat murung. Tiba-tiba Rizky mengecup lembut pipi kanan Syifa. Syifa menahan napasnya sejenak, ia merasakan degup jantungnya tak beraturan, dengan sulit ia menelan salivanya, dan akhirnya ia menoleh ke arah Rizky. Wajahnya dan wajah Rizky kini hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Keduanya sama-sama tercekat oleh tatapan masing-masing.
"Senyum dong. Mana senyumnya?" ucap Rizky memecahkan kecanggungan antara mereka berdua, sambil mengelus lembut pipi dan sudut bibir Syifa.
Syifa tersenyum. Kali ini bukan hanya tersenyum, pipinya juga memerah layaknya kepiting rebus.
YOU ARE READING
Another Side - Completed
FanfictionKejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah berubah menjadi cuek, garang, dan liar. Kejadian apa yang menimpa Syifa hingga ia menjadi seperti ini? Dari awal masuk kuliah, Rizky sudah m...