Part 9

2.9K 249 11
                                    


Rizky yang melihat Syifa masuk ke dalam mobil tersebut langsung bergegas menuju parkiran untuk mengambil motornya. Setelah mobil itu jalan, ia ikuti mobil itu dengan jarak yang agak jauh tetapi matanya mengikuti mobil itu dengan seksama agar mobil itu tidak menghilang dari pandangannya.

Rizky melihat mobil yang ditumpangi Syifa berhenti di sebuah apartemen mewah. Dan ya, ia juga melihat Syifa dan Adipati turun dari mobil itu dan berjalan beriringan memasuki apartemen tersebut. Matanya mendadak panas. Wajahnya mengeras. Dan Rizky mengepalkan tangannya.

"Gila. Saingan gue adek kakak semua!" batin Rizky.

Hati Rizky berkobar-kobar. Ia merasakan rasa sakit yang sangat teramat dalam. Syifa bilang, ia masih mengobati rasa lukanya setelah putus dari Ali? Tapi ini apa? Syifa malah jalan dengan abangnya! Apakah Ali tidak mengetahui ini?

Rizky turun dari motornya dan memasuki apartemen tersebut setelah ia melihat Syifa dan Adipati sudah memasuki lift. Beruntungnya, Rizky sempat melihat tujuan mereka ke lantai berapa di nomor yang tertera di samping lift tersebut. Setelah menunggu pintu lift terbuka ia pun buru-buru memasuki lift tersebut. Sampai di lantai tujuannya, Rizky masih melihat Syifa dan Adipati berjalan menuju sebuah pintu yang ada di ujung lantai tersebut. Adipati membuka pintunya dan masuk ke dalam dan diikuti oleh Syifa di belakangnya. Rizky ingin menghubungi Ali tetapi ia sepertinya masih harus mengawasi Syifa dan Adipati, ada hubungan apa mereka sebenarnya dan apa yang mereka lakukan di apartemen ini?

Rizky berjalan menuju ruangan tersebut, ia ingin tahu apa yang dilakukan Syifa dan Adipati di dalam sana. Demi Tuhan, apabila Adipati melakukan hal yang semena-mena dengan Syifa, ia akan menghajar habis-habisan abang dari sahabatnya itu. Rizky melangkahkan kakinya dengan cepat. Sedetik kemudian ia sampai di depan ruangan itu. Telinganya ia dekatkan ke arah pintu, ia dengarkan dengan seksama apa yang bisa ia dengar. Dan ketika ia sedikit dapat mendengar orang berbicara, ia semakin mendekatkan telinganya ke arah pintu tersebut agar ia dapat lebih mendengar lagi.

"Aku kangen sama kakak...." ucap Syifa begitu lembut.

"Kakak juga sayang.... Sini peluk..." ucap seseorang itu dengan pelan.

Itu saja yang Rizky dengar. Suara Syifa dan..... suara siapa yang berbicara dengan Syifa? Sepertinya suara perempuan, tetapi itu juga seperti suara laki-laki. Dan Rizky berpikir, di dalam sana hanya ada Syifa dan Adipati. Suara barusan tidak jelas sekali, samar, lalu suara mereka menghilang dari pendengaran Rizky.

Rizky panik. Ia mengambil handphone nya dan mencoba untuk menghubungi Syifa.

"Assalamu'alaikum Syif, kamu dimana?" Rizky berbicara sangat pelan mengingat dirinya kini tengah berada di depan pintu ruangan tersebut.

"Wa'alaikumsalam kak, aku lagi di rumah temen nih. Kenapa kak?" ucap Syifa tenang.

Rizky terdiam. Syifa berkata jujur, dan ia menjawab dengan tenang sekali seperti biasanya. Mungkin kali ini perasaan Rizky salah. Ia hanya khawatir dengan Syifa.

"Ooh gapapa, okedeh Syif. Pulangnya jangan kemaleman ya. Istirahat."

"Iya kak siap, thanks."

"Anytime, Syif. Assalamu'alaikum." Rizky menutup teleponnya.

"Wa'alaikumsalam."

**

Jefri yang tadi juga mengikuti dan mengawasi Syifa dan Adipati juga ikut masuk ke dalam apartemen tersebut. Tetapi ia lebih telat selangkah dari Rizky. Ia juga tidak menyadari bahwa Rizky juga mengikuti Syifa dan abangnya, karena semenjak tadi, Rizky menggunakan masker untuk menutupi wajahnya. Jefri ke dalam dan menemui resepsionis untuk bertanya Syifa dan abangnya menuju lantai berapa.

Another Side - CompletedWhere stories live. Discover now