Rizky melepaskan pelukannya terhadap Syifa lalu berbicara. "Aku akan pikirin lagi kapan aku berangkat ke London." ucap Rizky dengan pelan.
Syifa yang mendengar itupun membulatkan matanya. Ia pikir, Rizky tidak jadi pergi meninggalkan sesudah ia memberikan bukti kepada Rizky. "Maksud kakak? Kakak tetep jadi pergi?"
Rizky hanya diam tanpa ingin menjawab pertanyaan Syifa. Ia tersenyum lalu berkata "Kita pulang sekarang yaa, muka kamu udah capek banget kayanya." Rizky tak menunggu jawaban dari Syifa, ia langsung melajukan mobilnya untuk mengantar Syifa pulang ke rumahnya. Ia juga tidak menghiraukan Syifa yang sedari tadi masih menatapnya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.
20 menit kemudian mereka telah sampai di depan rumah Syifa. Rizky menghembuskan napas pelan lalu berbicara kepada Syifa. "Syif..." baru Rizky memanggil namanya, gadis itu sudah keluar dari mobil Rizky dan menutupnya dengan membanting pintu mobil Rizky. Syifa berlari masuk ke dalam rumahnya sambil menangis tersedu-sedu. Rizky melihatnya dari dalam mobil, entah mengapa kakinya sulit sekali digerakkan untuk mengejar Syifa ke dalam rumahnya. Bukannya menyusul Syifa ke dalam, Rizky malah melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumahnya.
**
"Na na na.... Bantuin aku..." Rizky yang baru saja pulang sampai rumahnya langsung menuju kamar Rizna untuk curhat berkeluh kesah, ia membaringkan tubuhnya di ranjang milik kakaknya itu.
Rizna yang sedang mendengarkan lagu di laptopnya membuka headphone yang sedang digunakannya untuk mendengarkan keluh kesah adiknya itu. "Apa lagi ky? Kau udah bilang sama Syifa soal kuliah kau?" tanya Rizna to the point.
Rizky menggeleng lemah, wajahnya terlihat bingung sekali.
"Loh kok?"
"Seharian aku berantem sama Syifa, na. Terus tadi aku ngomong sama dia dengan keadaan aku yang emang lagi emosi. Aku harus gimana naaa?" Rizky menyisir rambutnya frustasi lalu menutup wajahnya.
"Kemarin perasaan masih berantem, terus berantemnya masih berlanjut gitu?" Rizna melirik Rizky sekilas lalu fokus memainkan laptopnya lagi.
"Tadi aku nyari dia di rumahnya gaada, terus aku pergi ke taman, eh bener ada dia lagi sama Nichol berduaan, ya aku jealous lah na."
"Hem pinter. Ini anak kalo lagi cemburu kan makin ketara oon nya. Ky, lain kali kalo cemburu juga liat-liat."
"Na ish, kok malah ngatain aku sih! Siapa yang ngga kesel ngeliat ceweknya rangkulan berduaan sama cowok lain?" Rizky melempar boneka bantal yang ada di petiduran Rizna ke arah kakaknya itu.
Lemparan Rizky mengenai kepala Rizna, tak butuh waktu lama Rizna membalas perbuatan Rizky."Aduh! Ish ngeselin banget sih kau!"
Rizky menangkap dengan santai boneka yang dilempar oleh kakaknya. "Na aku harus gimanaaaaa?????" Rizky setengah berteriak.
"Emang siapa sih cowoknya?" tanya Rizna penasaran.
"Nichol."
"Nichol yang adeknya Ali itu?" tanya Rizna lagi.
Rizky mengangguk lemah.
"Yaelah ky. Kau sama dia aja jealous. Bukannya kalian deket banget yaa?"
"Na, dia tuh pernah jadi pacar Syifa dan sampe sekarang dia masih sayang sama Syifa. Lagian Syifa juga sih, kenapa curhatnya ngga sama Meggy atau Amy aja. Kenapa harus sama Nichol?" dumel Rizky.
Rizna yang mendengar ocehan adiknya pun hanya bisa menggelengkan kepala. "Yaaa mungkin tadi Meggy sama Amy lagi ngga bisa, kebetulan Nichol yang bisa. Jangan su'udzon ky." Rizna menasehati Rizky.
YOU ARE READING
Another Side - Completed
Fiksi PenggemarKejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah berubah menjadi cuek, garang, dan liar. Kejadian apa yang menimpa Syifa hingga ia menjadi seperti ini? Dari awal masuk kuliah, Rizky sudah m...