"Syif, udah gih sana. Lo istirahat. Hampir setiap hari lo ngejar tugas lo terus-terusan. Muka lo udah pucet gitu."
Syifa memang akhir-akhir ini merasa lelah sekali, dikarenakan ia memutuskan untuk mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya di semester ini. Ia ingin cepat lulus kuliah, juga dengan gelar cumlaude, seperti Rizky kemarin. Tentu saja ini di luar dari sepengetahuan Rizky bahwa Syifa memutuskan untuk mengambil mata kuliah tambahan.
Kini Jefri sedang berada di rumah Syifa, membantu mengerjakan tugas gadis itu. Karena tugas Syifa berhubungan dengan bidang atau jurusan yang Jefri ambil, jadilah Syifa meminta bantuan Jefri.
"Iyaa, dikit lagi tanggung. Lo udah kelar belom?" Syifa melirik Jefri sekilas.
"Nih, dikit lagi kelar. Lagian lo ngapain sih Syif ngambil mata kuliah banyak-banyak?"
"Biar cepet luluslah."
"Iyaa kalo udah lulus mau ngapain emang? Kawin?"
"Ngapain kek. Kepoooo."
"Syif...." Jefri memberhentikan aktifitasnya ketika ia melihat setetes darah segar yang jatuh di tangan Syifa.
Syifa menoleh ke arah tangannya yang baru saja merasa ada setetes air yang jatuh kesana. Dan benar saja, ia mimisan, lagi. Buru-buru ia mengambil tissue yang terdapat di meja ruang tamunya itu. Lalu ia mengelap darah di tangan dan juga di bawah hidungnya.
"Syifa, lo kenapa?!" Jefri berteriak panik.
Syifa membekap mulut Jefri, takut apabila abang-abang mendengar teriakan Jefri. "Ssshhh gue gapapa Jeff, cuma mimisan. Sshhh."
"Syif lo udah keterlaluan tau ngga! Tubuh lo butuh istirahat! Please lo istirahat sekarang!" Jefri menahan agar nada bicaranya pelan.
"Jeff gue ngga papa. Gue bener-bener ngga kenapa-kenapa." Syifa masih sibuk menghapus darah yang keluar dari hidungnya.
"Syif, udahan atau gue teriak dan bilang ke abang lo!" ancam Jefri.
"Jeff....." belum selesai Syifa berbicara, tiba-tiba muncul seseorang dari arah dapur.
"Dek? Kamu belum selesai juga?" tanya Randy.
Syifa awalnya panik, beruntung posisinya kini sedang membelakangi abangnya itu, sehingga Randy tidak bisa melihat wajah Syifa.
"I-iya bang... ini udah kok. Ini Syifa mau nyuruh Jefri pulang. Jeff, makasih banyak yaa. Udah lo pulang sana. Maaf ngerepotin hehe." ucapnya berusaha santai.
Jefri yang mendengar itu melototkan matanya ke arah Syifa, Syifa membalas melototinya.
"Ya kan, Jeff? Lo mau pulang kan?"
"I-iya bang, ini mau balik." ucapnya dengan terpaksa.
"Oke, jangan lupa kunci pintu semuanya ya dek kalo udah. Abang tidur duluan."
"Siap bang!"
Syifa menarik napas lega saat Randy sudah menghilang dari pandangannya.
"Udah sana balik! By the way, makasih yaa Jeff." Syifa menunjukkan deretan giginya, tersenyum gemas.
Jefri memegang tangan Syifa "Ngapain harus kaya gini? Disuruh Bang Rizky?" Jefri menatap tajam mata Syifa.
Syifa menggeleng kuat. "Engga, ini kemauan gue sendiri, Jeff."
"Iya kenapa harus maksain kaya gini? Kan bisa lulus dengan waktu yang normal-normal ajaa. Lagian kan umur sama angkatan lo pas, ngga kurang ngga lebih buat lulus."
YOU ARE READING
Another Side - Completed
FanfictionKejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah berubah menjadi cuek, garang, dan liar. Kejadian apa yang menimpa Syifa hingga ia menjadi seperti ini? Dari awal masuk kuliah, Rizky sudah m...