Pagi ini cukup terik mataharinya, sampai keringat membasahi pelipisku. Kini aku harus menyelesaikan tugasku di lapangan. Sial, bosku lebih suka menyiksa orang di jam sepanas terik seperti ini. Kenapa aku harus menghitung jumlah barang di luar ruangan? Kenapa mereka tidak memasukkan dus itu ke dalam ruangan terlebih dahulu, dicek baru dimasukkan ke dalam truk? Kenapa juga hari ini begitu terik tidak seperti biasanya. Kemeja putihku sudah mulai basah, keringat sudah membanjiri seluruh tubuhku. Aku berasa berjemur selama tiga jam. Aku bisa mati karena dehidrasi kalau begini.
Kututupi kepalaku sesekali dengan map yang berisi kertas laporan jumlah barang masuk yang akan dikirim. Sambil meniup asal mukaku. Entah kenapa cuaca pun kurang bersahabat padaku tak ada sedikitpun angin yang berhembus, yang ada hanya terik matahari yang menyengat.
Oh Tuhan, tak bisakah Kau berikan sedikit awan mendung untukku sekarang, doaku dalam hati. Berharap Tuhan mendengar doaku. Kulanjutkan tugasku lagi dengan keringat bercucuran. Sebenarnya aku tidak sendirian, ada beberapa siswa magang yang membantuku. Tapi tetap saja anak muda seperti mereka pasti betah berlama-lama di panas terik seperti ini, berbeda denganku yang memiliki usia 25th. Sial, aku terlihat begitu tua bagi mereka. Sampai ada yang pernah memanggilku dengan sebutan ibu. Ya Tuhan, apakah aku begitu tua kelihatannya? Ya walaupun memang juga. Menyedihkan.
"Kakak kepanasan ya?" ucap salah seorang siswa magang padaku. Aku hanya menggelengkan kepala dan tersenyum padanya, kemudian melanjutkan pekerjaanku agar cepat selesai dan menyingkir dari tempat seperti oven ini. "Tapi kurasa kau kepanasan, baju putihmu sampai tembus pandang" ucapnya menyeringai evil.
Seketika mataku mengamati pakaianku dan benar, oh my God kenapa bisa seperti ini. Walaupun aku masih mengenakan tanktop tapi tetap saja tembus pandang. Tanganku dengan otomatis menutupi tempat yang terlihat dengan map yang kubawa. "Kenapa ditutup kan seksi" ucapnya nyengir.
"Dasar bocah mesum" pekikku yang memilih menyingkir dari tempat itu dan mengecek barang lain. Aku tidak mungkin pergi dari situ sebelum aku menyelesaikan tugasku atau kalau tidak bos akan mengomeliku panjang lebar. Aku hanya perlu menyingkir dari bocah itu dan menutupi bagian terpentingku, aset hidupku dari mata orang-orang mesum seperti bocah kuliah tadi.
Tiba-tiba saja tubuhku terasa teduh, kudongakkan kepalaku mencari penyebab kenapa tiba-tiba teduh, sebuah kardus melindungiku dari sinar matahari. Kutolehkan kepalaku menemukan orang yang begitu baik hati padaku, sialnya senyuman yang ingin kusunggingkan untuk orang baik hati itu sirna, saat mengetahui kalau orang itu bocah mesum tadi. "Apa yang kau lakukan?" tanyaku sinis.
"Lha? Aku kan lagi baik hati sama kakak. Sekalian cuci mata" ucapnya jujur. Ini otak bocah ngeres mulu deh. Heran gue, tontonan dia apa'an sih? Atau semua cowok juga berpikiran seperti ini? Dia masih betah berdiri di sampingku memandangiku.
"Gue nggak butuh, sana gih kerjain yang lain. Ngapain kek gitu" usirku sedikit risih dengan keberadaannya di sekitarku. Apalagi jarak kami yang terpaut beberapa centi.
"Di sana nggak seru kakak, lagian kan kata pak pengawas tadi nyuruh bantuin kakak, ya ini bantuin kan? Udah deh nggak usah protes, kan lumayan kakak nggak kepanasan juga dan aku bisa memperhatikan kakak cantik" ucapnya di samping telingaku. Otomatis kepalaku menjauh darinya, walaupun tubuhku masih mematung di tempat yang sama.
Iya deh, terserah dia mau gimana, mau ngapain atau mau apa terserah. Lebih baik aku kerjakan tugasku agar lebih cepat selesai dan bisa ngadem di kantor. Akhirnya, selesai juga pekerjaanku. Kuhembuskan napas lega. Sedangkan bocah tadi masih berdiri di sampingku. "Thank you buat ini" telunjukku menunjuk kardus yang berada di atas kepalaku. Walaupun awalnya risih tapi berkat dia dan kardus yang dibawanya aku jadi tidak begitu kepanasan. Ia mengangguk dan tersenyum padaku. "Kau juga sudah boleh pulang, ini sudah jam 3 juga" ucapku saat tak sengaja melihat arloji ditangan kiriku.
Dia tersenyum dan mengangguk. "Kakak, lain kali pakai topi kalau kerja di luar. Walau cukup menyenangkan mataku tetapi aku kasihan sama kulit kakak" ucapnya kemudian pergi meninggalkanku. Mahasiswa magang itu menghampiri teman-temannya yang sudah merapikan barang-barang mereka dan bersiap meninggalkan tempat ini.
Kupilih kembali ke kantor, aku tidak mau berjemur-jemur lagi. Sudah cukup berjemur selama 4jam. Kucerna kata-kata bocah mesum tadi, 'Menyenangkan mataku?' sialan, dia benar-benar menikmati pemandagan tadi.
***
~~~Yuhuuu....Rya update...maafkan kalau sedikit. Biar sajalah, otaknya lagi mentok di sini. Nyari kata-kata itu seperti nyari jarum ditumpukan jerami. *lebay deh* Belum ada perkenalan tokoh ya? tapi udah banyak action. ya sudahlah...biarkan saja...pokoknya terserah yang nulis aja ya...kalau suka di baca kalau enggak ya biarkan saja...hahahaha....
yang suka jangan lupa vote kasih koment juga boleh. Boleh juga kasih saran nama buat tokohnya. Thank you.
![](https://img.wattpad.com/cover/146095533-288-k459111.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Off Side
Roman d'amourBagaimana rasanya bila tiba-tiba dirimu bangun tidur di tempat asing bersama orang yang sungguh ingin kamu hindari. Kamu pasti akan berteriak, memaki, menendang, melempar bahkan jika didekatmu ada benda tajam, kamu pasti akan membunuh orang itu seke...