"Za, kamu beneran kencan sama anak pemilik perusahaan?" satu pertanyaan yang kudapat saat aku barusaja duduk di kursiku. Siapa lagi kalau bukan si mulut bocor Dio. Tunggu, ini anak dapat info darimana coba. Pagi-pagi dia sudah dapat gosip. Mataku mengerjap beberapa kali, berpura-pura tak tau apapun.
"Beneran kamu kencan sama anak pemilik perusahaan? Pantas kemarin waktu aku tanya, kamu diam saja. Ternyata diembat sendiri" Nayla mencibirku.
"Biarin kali Nay, biarin temen kita ini kencan. Kan kamu tau nih anak sampai umur segini belum pernah pacaran" imbuh Dio. Okey mereka kini mengejekku, apalagi melihat mata Dio yang mengerling ke arah Nayla. Teman macam apa kalian ini?
Kuhela napas panjang, mendengar gosip di pagi hari itu pamali, bisa berakibat buruk nanti. "Kalian kerja bisa tidak? Kalian ini pagi-pagi sudah gosipin orang tidak jelas. Sejak kapan aku pergi kencan? Ck...bego banget sih percaya sama gosip murahan gitu" umpatku kesal sendiri. Apalagi digosipkan dengan bocah gesrek sejuta umat.
"Gosip gimana, orang manager sendiri yang bilang. Malah katanya mau ada acara tunangan sebentar lagi" seketika bola mataku membulat, hampir saja keluar dari kelopaknya. Untung otot-ototnya masih kuat untuk menopangnya sehingga tidak sampai terlepas.
Ya ampun, ini apalagi? Masa ada gosip seperti itu. Pacaran? Okey, aku bisa menerimanya. Mungkin bocah gesrek itu masih berpikiran hal yang sama tetapi soal tunangan, ini benar-benar gila. Tidak pernah ada ucapan apapun, kenapa tiba-tiba ada gosip tunangan tersebar. Ini sungguh menggelikan.
"Serius? Za, kamu dapet jackpot amat, baru juga denger kencan udah mau tunangan. Pakai pelet apaan sampai tuh anak langsung pengen ngelamar kamu" ucap Nayla cemburu.
"Kamu ini, untuk apa pakai pelet. Dipikir aku ini dukun? Bisa kena tengking *pengusiran setan* sama orang tuaku kalau aku main begituan" ucapku mengalihkan pembicaraan mereka.
"Tapi kamu benar-benar mau tunangan?" tanya Dio penasaran. Ini anak memang antusias banget soal gosip yang beredar. Dia pasti akan mencari tau dari mana sumber itu berasal kemudian akan mencari sampai ke akar-akarnya. Anak ini memang pandai mencari tau hal tersembunyi, itupun kalau dia memang benar-benar penasaran tentang hal yang ingin dia ketahui.
"Sama siapa?" aku pura-pura bodoh dan menyibukan diri dengan file di depanku, yang entah itu berkas apa aku juga tak paham.
"Siapa lagi, anak pemilik perusahaanlah?" selidik Dio, gemas karena aku terus menutupi sebuah rahasia yang ia ingin ketahui.
"Kenal saja tidak sama tuh anak" sahutku ketus. Kemudian memfokuskan diri dengan komputerku. Aku lebih baik bekerja sekarang daripada nanti harus pulang malam lagi. Dio dan Nayla menyerah mengintrogasiku dan memilih untuk kembali bekerja. Apalagi setelah kepala manager memasuki ruangan.
"Kakak, ikut aku" bocah gesrek itu memanggilku tanpa peduli ada orang di sekitarku. Semua mata kini melihat pemuda yang berjalan ke arah kami, tepatnya ke arahku yang kini menatapnya penuh dengan keterkejutan. Bisa-bisanya dia datang ke sini.
Belum juga ada berapa menit kami menyelesaikan obrolan kami tadi, anak yang digosipkan sudah muncul saja. Ia tersenyum kepada teman-temanku sebelum lenganku ditarik dan dibawanya pergi ke suatu tempat yang aku tak tau. Aku hanya pasrah saja dibawa kemana dia mau. Bukannya pasrah, sebenarnya aku tidak tau lagi harus berbuat apa dengan kejadian mendadak seperti ini.
Aku tidak memperhatikan orang-orang di perusahaan yang kini sedang memperhatikan kami berdua, entah pikiran mereka apa yang jelas saat ini otakku membeku tidak tau harus berbuat apa untuk menghadapi hal ini. Ia mengajakku memasuki kantor yang tak pernah kukunjungi selama ini.
"Ada yang ingin bertemu kakak" ucap pemuda di sampingku semangat, senyuman bahagia terlukis diwajahnya. Seperti anak kecil yang akan dibelikan mainan kesukaannya.
Otakku bertanya siapa? Namun bibirku mengatup. "Ayah ingin bertemu dengan kakak"
"Apa?"
"Ayah, ini Firza. Yang aku ceritakan sama ayah"
Mataku membulat, sosok pria paruh baya yang barusaja di panggilnya ayah, membenarkan kacamatanya dan bangun dari tempat duduknya. Ia tersenyum kemudian berjalan menghampiri kami. Oh Tuhan, apa yang akan terjadi kali ini. Kenapa bocah ini mengenalkan aku kepada ayahnya? Gosip tadi tidak benarkan?
"Halo Firza. Aku ayah Edfan, Mattew" pria yang berbadan besar dan berpakaian layaknya penguasaha dermawan mengulurkan tangannya ke arahku. Dengan keraguan hati dan kebingungan kusambut uluran tangan beliau dan mencoba untuk tersenyum menanggapi keramahannya. Pemuda di sampingku terlihat senang melihat ayahnya tersenyum ketika bertemu denganku. "Senang sekali aku akhirnya bisa bertemu langsung dengan gadis yang sering diceritakan oleh putra kesayanganku"
Tunggu, bocah ini sudah menceritakan apa saja kepada ayahnya?
"Kamu persis seperti yang diucapkan Edfan. Jadi kapan aku bisa bertemu orang tuamu dan melamarmu untuk Edfan?"
"APA?!" seruku seketika mendengar ucapan yang barusaja keluar dari pria yang barusaja kutemui.
Oh God. Sebenarnya apa arti ini semua? Kenapa hal yang tak kuinginkan harus terjadi sekarang. Sebenarnya apa yang diinginkan bocah ini? Kenapa ada kata-kata tunangan? Memangnya apa yang terjadi malam itu?
^_^ #offside
Firza kaget tiba-tiba mau dilamar aja sama anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Padahal tuh bocah nyebelinnya minta ampun...bagaimana kelanjutan ceritanya... Ikutin aja cerita selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Off Side
RomanceBagaimana rasanya bila tiba-tiba dirimu bangun tidur di tempat asing bersama orang yang sungguh ingin kamu hindari. Kamu pasti akan berteriak, memaki, menendang, melempar bahkan jika didekatmu ada benda tajam, kamu pasti akan membunuh orang itu seke...