Dua Puluh Tiga

72.7K 3.1K 335
                                    

"Cinta itu seperti angin, kamu tidak dapat melihatnya, tetapi kamu dapat merasakannya."

Happy reading❣️

***

Rayna menghampiri guru fisika yang sedang duduk di meja piket kelas 10. Ada satu soal yang tidak Rayna pahami, oleh karena itu ia ingin menanyakan kepada yang ahlinya.

"Pak Dedy, saya mau tanya soal dong," kata Rayna yang sudah menghampiri guru fisika itu.

"Mana?" tanya Pak Dedy. Rayna menyerahkan buku fisika yang dibawanya lengkap dengan soal yang ingin ditanyakan kepada Pak Dedy.

"Nih Pak, saya gak ngerti sama soal ini. Kan ini yang ditanya kecepatan cahaya, yang diketahui kecepatan benda relatif terhadap pengamat diam dan bergerak, nah yang jadi masalahnya v gak diketahui. Seharusnya kan v diketahui." Rayna menjelaskan permasalahannya kepada Pak Dedy. Guru itu berpikir sejenak untuk mencerna ucapan Rayna.

"Pak Dedy, Bapak diminta untuk menemui kepala sekolah sekarang," kata Bu Dewi yang baru saja sampai di meja piket. Rayna dan guru fisika itu menoleh ke sumber suara.

"Baik Bu, saya segera ke sana," jawab Pak Dedy cepat setelah itu Ibu Dewi segera berlalu dari meja piket. Rayna terlihat sebal dengan kedatangan Bu Dewi yang meminta Pak Dedy untuk menemui kepala sekolah sekarang juga. Lalu gimana nasib Rayna sekarang.

"Itu ribet banget rumusnya, Rayna. Bapak harus nemuin kepala sekolah, jadi gak bisa ngajarin kamu. Bapak gak akan kasih soal gitu juga kok nanti, sebenarnya itu pelajaran di kelas 12," kata Pak Dedy yang sedang membereskan barang-barangnya. Rayna sedikit kecewa pertanyaannya tidak terjawab oleh guru fisika itu.

"Tapi soal ini ada di buku cetak fisika, Pak. Nanti kalo ulangan keluar soal kayak gini, terus saya gak bisa ngerjainnya, nanti nilai saya jadi berkurang gara-gara soal ini gimana Pak? Bapak mau tanggung jawab?" tanya Rayna meminta pertanggung jawaban. Guru itu terlihat bingung. Ia kasihan kepada Rayna yang sudah berusaha menemuinya.

"Gimana ya, Bapak juga bingung ini ... nah tuh ada yang ahlinya juga!" Pak Dedy yang melihat seorang siswa kelas 12 baru saja turun dari tangga. Dengan cepat, Pak Dedy langsung memanggilnya, "Raihan!"

Yang dipanggil menoleh lalu menghampiri guru itu. "Iya Pak? Ada apa?" tanya Raihan sopan. Raihan melirik Rayna yang berada di samping guru fisika tersebut. Rayna merasa canggung dengan kedatangan Raihan. Rayna juga takut jika guru yang disampingnya ini berbicara yang tidak-tidak kepada Raihan. Rayna hanya bisa berdoa supaya tidak ada kejadian malapetaka baginya.

"Bisa tolong ajarkan Rayna teori relastivitas einstein? Kamu kan ahli dalam fisika. Jadi, tolong ajarkan ya, Bapak salut dengan semangat dia untuk menanyakan materi yang tidak diketahuinya dan materi itu sebenarnya untuk kelas 12," jelas Pak Dedy sedikit memohon kepada Raihan. Rayna terkejut bukan main dengan permintaan Pak Dedy kepada Raihan. Perasaan khawatir Rayna ternyata benar.

Raihan tampak berpikir sejenak dengan permintaan guru fisika itu. Setelah dipikir, akhirnya Raihan menerima permintaan Pak Dedy. Pak Dedy bernapas lega mendengar jawaban dari Raihan, akhirnya ada jalan keluar untuk Rayna. Pak Dedy menepuk bahu Rayna lalu segera berlalu untuk menemui kepala sekolah.

"Pulang sekolah di perpus. Kalo sekarang gue gak bisa." Raihan melihat Rayna datar. Rayna hanya tersenyum canggung bahwa ia paham dengan ucapan Raihan.

"Yaudah gak papa. Pulang sekolah aku tunggu di perpus ya, Kak."

Hanya terjadi dua percakapan antara Raihan dan Rayna di meja piket. Setelah Rayna menjawab ucapan Raihan, laki-laki itu segera berlalu meninggalkan Rayna sendiri. Rayna tidak tahu harus bagaimana sekarang.
Jujur, Rayna sangat senang dengan kesempatan emas ini ia bisa mendapatkan peluang berbicara dengan Raihan.

Ketua OSIS Vs Adek KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang