"Jangan terlalu polos kalo jadi cewek."
-Raihan, Ketua OSIS***
Rayna menelan ludahnya. Badan Rayna sudah melemas. Ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk sekarang ini. Ia tidak berani memberontak. Kalau pun gadis itu memberontak, belum tentu ia dapat kabur dari hadapan cowok dingin yang menjadi Ketua OSIS-nya saat ini. Tidak mungkin.
"Jangan kak... hiks...." ucap Rayna disertai dengan suara isakannya.
"Lo nangis? Ck! cengeng banget si lo jadi cewek. Baru dipojokin aja udah nagis. Apalagi gue-, " ucap Ketua OSIS itu dengan kata-kata yang tidak disaring dan terdengar dingin.
Refleks! Rayna langsung menampar wajah ganteng Ketua OSIS itu, karena menurut Rayna, ucapannya sudah kelewatan.
"Lo?" ucapnya sambil memegang wajahnya yang habis ditampar oleh Rayna.
Ketua OSIS itu menurunkan wajahnya tepat di depan wajah Rayna. Sampai deru nafas mereka berdua pun terdengar.
"Berani banget lo nampar gue? hah?" ucapnya sambil memandangi wajah gadis itu secara intens dengan kedua mata hitamnya.
Rayna sudah tidak sabar dengan perlakuan cowok yang ada dihadapannya saat ini, lalu ia mulai memberanikan diri untuk memberontak.
"Lepasin Kak!" ucap Rayna yang sambil melepas tangan cowok itu yg masih bergantung ditembok. Rayna masih terus memberontak. Tapi hasilnya nihil. Rayna tidak bisa apa-apa karena tenaga cowok itu lebih kuat daripada tenaga Rayna.
Akhirnya Rayna pasrah. Ia ikhlas dengan apa yang akan terjadi dengannya.
Hiks... hiks...
hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Rayna.
"Gak usah nangis bisa gak sih? emang ya, cewek tuh bisanya cuma nangis!" ucap cowok itu sedikit kasar.
Ketua OSIS itu melepaskan tangannya yang tadi mengunci tubuh Rayna. Sebab, cowok itu mendengar suara gadis yang ada dihadapannya sedang menangis.
Biar bagaimana pun juga cowok itu adalah Ketua OSIS di sekolah ini. Jadi, ia wajib memberi contoh yang baik terhadap seluruh siswa yang sekolah disini. Dan cowok itu paling tidak suka melihat cewek menangis, apalagi yang membuatnya nangis adalah dirinya. Mungkin ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.
Tubuh Rayna sudah tidak dikunci oleh tangan sialan cowok itu. Dengan cepat, Rayna langsung beranjak pergi meninggalkan Ketua OSIS berwajah dingin itu. Tapi tiba-tiba ada yang menarik tangan Rayna, siapa lagi kalo bukan cowok itu.
"Lo mau kemana? urusan lo sama gue belum selesai!" ucap Ketua OSIS itu dingin.
"U... urusan apalagi kak?" Tanya Rayna dengan suara terisak. Mungkin karena Rayna habis nangis.
"Tadi kan lo telat, jadi lo harus dapet hukuman!" ucap Ketua OSIS itu tegas, tetapi suaranya tetap terdengar dingin.
Rayna membulatkan matanya. "Hukuman? Hukuman apa Kak?" tanya Rayna dengan muka yang kaget dan tidak percaya.
"Karena sekarang lagi masanya MOPDB, dan gue Ketua OSIS nya disini. Gue bebas ngelakuin apa aja ke anak-anak baru yang masuk sekolah ini, termasuk lo.
Jadi hukuman buat lo adalah... mulai sekarang lo jadi kacung gue. Lo harus siap siaga disamping gue, apa yang gue perintah harus lo patuhi!" Perintah Ketua OSIS itu tegas, tanpa penolakan.
Rayna membulatkan matanya untuk yang kedua kalinya. Ia tidak percaya apa yang diucapkan ketua OSIS itu. Rayna tidak mau. Ia tidak mungkin menuruti kemauan cowok tersebut. Menurutnya itu tidak masuk akal dan sangat tidak adil. Hukuman macam apa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua OSIS Vs Adek Kelas
Teen FictionPertemuan yang tak disengaja antara Ketua OSIS dan Adek Kelas di koridor sekolah yang membuat adek kelasnya memasuki kehidupan si ketua OSIS tersebut. Semakin adek kelas itu memasuki kehidupan ketua OSIS, semakin berat tantangan yang akan dihadapiny...