"Enghhhh, Silauu." Erang gue sambil membuka mata.
"Selamat morning nenek lampir." Ucap Vigo dengan senyum pepso**nt
Bughh
Gue pun menonjok Vigo. "Lu mah pagi pagi udah ngajakin gue gelut ya." Ucap gue sambil melotot ke Vigo.
"Aduhh.. sakit pea, masih pagi bukannya di kasih morning kiss malah di tonjok. Punya pacar gini amat yaallah." Ucap Vigo dengan memegang perutnya.
"Bodo amat. Udah sono lu, gue mau lanjut tidur." Ucap gue ingin melanjutkan tidur lagi " aw aw geli Vigo jangan gelitikin gue ahahaha geli astaga udah gue nyerah gue ga mau ngompol hhaaa Vigo." Ucap gue kepada Vigo dan menindih tubuh Vigo agar Vigo berhenti menggelitikin gue. Cukup lama kami terdiam dengan posisi gue di atas Vigo, dan tiba tiba terdengar suara teriakan mak lampir sesungguhnya.
"Queen Vigoo, astaga bunda ga liat!!." Teriak Bunda menggelegar yang membuat gue dan Vigo langsung loncat dari kasur.
"Ada apa sih bun, pagi pagi sudah teriak teriak kaya tarzan." Ucap ayah yang tiba tiba sudah berada di depan pintu kamar gue bersama bang El
"Enak aja kamu bilang aku kaya tarzan." Omel bunda. "Anakmu itu si Queen, sudah mau buatin kita cucu. Tadi bunda liat mereka tindih tindihan, coba aja pintu kamar Queen belum bunda buka pasti udah jadi cucu kita yah." Teriak bunda bahagia yang membuat gue Vigo bang El dan ayah melongo.
"Astagfirullah engga gitu bun, bunda salah liat. Vigo sama Queen ga ngapa ngapain astaga." Ucap Vigo prustasi
"Iya bun, Queen sama Vigo ga macem macem, Queen ga sengaja nindih tubuh Vigo gara gara Vigo gelitikin Queen." Ucap gue
"Macem macem juga gapapa kok, Biar bunda bisa makin cepet nimang cucunya." Ucap bunda sambil menaik turunkan alisnya.
"Aneh aneh aja kamu bun." Ucap ayah sambil menggelengkan kepala. "Queen Vigo cepet kalian mandi terus turun kebawah buat sarapan. Ayo bun, El kita kebawah duluan." Ucap ayah sambil berjalan menuruni tangga yang diikuti bang El.
"Queen Vigo, cepetan buat cucu buat bunda ya. Kalo bisa 11 cucu supaya nanti kita buat club sepak bola." Ucap bunda tertawa bahagia dan pergi menyusul ayah ke bawah. Yang membuat pipi gue merah.
"Lu sih." Ucap gue menyalahkan Vigo.
"Lah kok gue. Kan lu yang nindih gue." Ujar Vigo .
"Ya salah lu lah, kenapa lu gelitikin gue." Ucap gue ga mau kalah
"Alah jujur aja pasti lu moduskan nindih nindih cogan, lu sengaja biar bisa grepe grepe badan gue yang sexy." Ucap Vigo sambil berjalan ke kamar mandi.
"Sembarangan lu, kaga ada lu yang modus gelitikin gue kan. Pasti itu semua rencana licik lu supaya bisa ditindih cecan." Teriak gue
"Kaga ada lu yang modus." Teriak Vigo dan langsung masuk ke kamar mandi.
"Aaaaaa!! dasar gila!! Awas aja lu gue geplak pala lu pake tongkat baseball ntar biar amnesia." Teriak gue kesal dan membereskan tempat tidur.
***
25 menit kemudian gue dan Vigo pun menuruni tangga untuk menjalankan ritual sarapan pagi bersama keluarga gue. "Apa lu." Ucap gue kepada Vigo yang memandangi wajah gue.
"Lu yang apa." Bales Vigo.
"Ga usah liat liat gue. Gue tau gue cantik." Ucap gue sambil mengibaskan rambut gue
"Apaan jellek juga, sok cantik." Ucap Vigo langsung berlari ke ruang makan.
"Vigo!! Lu yang jellek!! sembarangan aja lu bilang gue jellek." Teriak gue dan berlari menyusul Vigo ke ruang makan. Gue pun mencubit perut Vigo.
"Queen, Vigo. Kalian ini selalu berantem, sehari aja akur bisa ga sih? pusing ayah kalo liat kalian berdua selalu berantem. Berantem sekali lagi ayah nikahin kalian detik itu juga." Ucap ayah sambil memijit pangkal hidungnya karena pusing melihat ulah gue dan Vigo.
"Enak aja, Queen ga mau ya dinikahin sama Vigo. Queen itu maunya nikah sama Manu Rios kesayangannya Queen yang ganteng, bibirnya cipokable alisnya yang rapi uwow pahatan tuhan yang sangat indah." Ucap gue sambil membayangkan wajah ManuRios.
"Siapa juga yang mau nikah sama lu. Eh kutil lu kalo Mengkhayal jangan ketinggian, ManuRios aja ga tau kalo lu hidup apa kaga. Jadi kurang kurangin nyemil micinnya biar ga terlalu tinggi kalo berhkayal." Ucap Vigo yang membuat bang El ayah dan bunda tertawa. Membuat gue mengerucutkan bibir dasar jahat.
"Sudah sudah kalian ini ada ada aja. Sekarang kalian makan, terus jogging ya. biar sehat dari pada berantem mulu pusing bunda." Ucap bunda kepada gue, Vigo dan bang El.
"Iya bun." Ucap gue Vigo dan bang El berbarengan. Selanjutny kami pun memakan sarapan dengan tenang.
***
"Gue cape." Ucap gue kapada Vigo dan bang El setelah beberapa kali memutari lapangan komplek. Kami pun memutuskan duduk di depan rumah tetangga
"Alah baru segini aja udah cape, dasar lemah." Ucap bang El.
"Berisik lu, gue haus mau mandi." Ucap gue yang langsung disambut jitakan dari bang El.
"Haus ya minum, bukan mandi pea amat sih lu." Ucap bang El
"Bukan pacar gue bang." Ucap Vigo.
"Hhaa, anjiran lu kaga mau ngakuin." Ucap bang El.
"Dia kalo lagi pea gini gue ga mau nganggep dia pacar gue, bikin malu. Masa cogan kaya gue pacaran sama cewe pea, mau ditaro mana muka cogan." Ucap Vigo sambil membenarkan jambul khatulistiwanya.
"Bodo dah, gue cape males debat." Ucap gue.
"Aha! Gue ada ide." Ucap gue tiba tiba
"Apa." Ucap Vigo dan bang El berbarengan
"Gimana kalo kita pencetin bel rumah orang? Terus kita lari." Ucap gue
"Yeuh nakal amat sih lu. Tapi ayok dah." Ucap bang El.
Gue bang El dan Vigo pun memencet bel rumah orang dan terus berlari. hingga dirumah orang yang akan kita nyalain lagi belnya, gue bang El dan Vigo ga melihat ada anjing penjaga rumah, Yang membuat gue bang El dan Vigo pun dikejar oleh anjing penjaga tersebut.
"Aaaa!! Abang!! gue capee, anjingnya kaga cape apa ngejar mulu. kaya para mantan mantan gue aja." Teriak gue dan terus berlari.
"Hahahaha mampus lu, salah sendiri ini kan ide lu." Ucap bang El
"Bd ah." Ucap gue dan mengumpet dirumah tetangga yang diikuti bang El dan Vigo hingga anjingnya kaga ada lagi
"Hufttt capee." Ucap gue dan duduk di pinggir aspal.
"Ga ada uang receh neng." Ucap Vigo kepada gue
"Lu kira gue gembel ha?!." Teriak gue dan menendang tulang kering Vigo
"Aduh gblk sakit pea. Lu mah kasar mulu, ntar aja kasarnya pas di ranjang." Ucap Vigo yang langsung ditoyor bang El " mesum lu dugong." Ucap bang El
"Yaelah bang, bercanda gue." Ucap Vigo cengengesan. "Ayo pulang, sini lu gue gendong." Ucap Vigo dan menggendong gue sampai kerumah
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak
RandomQueen Marcelia Dinata dan Vigo Jordan Smith seorang remaja yang menjalin sebuah hubungan dengan cara yang beda. Tidak seperti pasangan pada umumnya yang selalu memperlihatkan kemesraan. Vigo dan Queen malah sebaliknya mereka seperti kucing dan tikus...