tigabelas

71 2 0
                                    

Sreng.. sreng.. sreng...

Terdengar suara spatula yang bergesekan dengan wajan. Gue mengaduk nasi yang sudah diberi bumbu dan toping toping lain yang membuatnya terlihat lezat.

"Lu bisa masak tapi lu jarang masak ya Cel, btw lu belajar masak sama siapa?." Tanya Vigo yang asik memotong sosis yang nanti akan dijadikan toping tambahan. Sembari sesekali memakannya

"Bisalah, kalo ga bisa mau dikasih makan apa ntar anak sama suami gue,masa iya gue kasih makan pensil alis. Gue liat tutorial di youtube sama diajarin mama." Gue mematikan kompor karena nasi gorengnya telah mateng. "Mana piring yang gue minta tadi." Tanya gue ke Vigo

"Nih." Vigo menaruh dua piring kosong di meja makan dan gue pun memindahkan nasi goreng yang gue buat ke piring yang telah disiapkan oleh Vigo

"Vigooo...." ujar gue gregetan "tadi sosisnya banyak kenapa ini tinggal setengah."

"Gue makanin, ini udh didalem perut. Lu mau?." Ucap Vigo mengelus perutnya

"Bego lu setan."

"Yah abisnya sih enak, kan sayang kalo ga dimakan. mubazir, dosa kata pak ustadz." Jawabnya seraya terekeh  "sini nasinya gue bawa ke ruang tengah, lu bawa minum aja." Ucap Vigo setelah menaburi sosis diatas nasi goreng yang telah gue buat

"Kalo pacar kesayangan yang buat rasanya kaya ada manis manisnya gimana gitu." Celetuk Vigo sambil terkekeh

"Lu kira ini air minerale, yang dipilih dari mata air pilihan." Jawab gue ikutan terkekeh "bawa sono gue mau beresin peralatan sama ambil minum. Lu tunggu aja jangan makan duluan gue geplak."

"Iya iya. Cel, kalo lagi akur gini berasa keluarga bahagia ye." Ucap Vigo mengerlingkan mata membuat Acell blushing

***

Setelah selesai makan gue dan Vigo beranjak pergi keruang televisi untuk menonton film bersama. Sebelumnya, gue menyuruh Vigo menelpon Zio dan Bram untuk ikutan karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan kalo hanya berdua.

"Orang jaman dulu mah kalo diteriakin dasar pelacur kemudian langsung sedih, lari sambil nangis. Baper berhari hari. Lah sekarang diteriakin dasar pelacur malah dijawab iya emang gue pelacur? Kenapa? Masalah buat lo? Gue ini yang pelacur, kenapa lu yang sewot? Ribet amat hidup lu. Lu mau sama gue? Sambil ngibasin rambut." Komentar Bram kesal disaat tengah menonton film Dilan yang menampilkan Milea berlari karena diteriakin pelacur oleh mantannya

"Brisik amat lu, nonton aja udh diem." Ucap Zio menyumpalin mulut Bram dengan popcron yang dibelinya saat berangkat menuju rumah gue

"Eh anjing." Omel Bram ke Zio setelah berhasil menghabiskan makanan dimulutnya

"Cel ganti aja dah filmnya, kalo engga matiin mending kita main uno yang kalah mukanya dicoret pake lipstick." Usul Zio

"Ayoo." Ucap gue dan yang lainnya.

Kamipun bermain uno dari jam 2 siang hingga senja sembari tertawa dan sesekali memakan cemilan.

"Udah ah gue mulu yang kena, muka lu pada mulus semua, kalian sekongkol ini mah." Rajuk Bram yang sedari tadi selalu mendapatkan hukuman

"Dih kaga lah, emang dasar lu nya aja yang ga bisa main." Ucap gue diselingi tawa membuat Bram memanyukan bibirnya

"Bd-- , ntar mak gue nelpon." Ucap Bram beranjak menjauh untuk menerima telpon dari bundanya

FreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang