Matahari masuk ke celah celah sudut kamar gadis yang sedang meringkuk diatas tempat tidurnya dengan bantal dan selimut yang telah berpencar kemana mana
"ACELL, BANGUN WOI." teriak Nata tepat di telinga gue sontak saja membuat gue terbangun
"Anjing! Ngapain lu teriak teriak masih pagi udah ngajak gelut." Marah gue yang di balas gedikan bahu oleh Nata
"Salah sendiri dibangunin dari tadi ga bangun bangun. Sono lu mandi banyak iler tu dimana mana." Nata menarik tangan gue ke kamar mandi
"Hempas sana lu." Usir gue
"Ga perlu lu usir gue juga mau cabut, gue sekolah dijemput Zio lu abis mandi pake seragam terus jangan lupa sarapan. Bunda pergi kerumah tante, Ayah sama bang El berangkat ke kantor." Ucap Nata panjang kali lebar kali tinggi
"Iya iya bawel lu." Gue menutup pintu kamar mandi dan mulai membersihkan diri.
👑
Setelah memarkir mobil dengan sempurna gue pun langsung turun dan berjalan di koridor menuju kelas gue
"Woi." Teriak seorang wanita dengan dua teman perempuannya yang tiba tiba muncul dihadapan gue
Gue tersenyum menyapa mereka, dengan tangan mengadah ke atas..
"A'udzubillah himinassayitonirajjim, yaallah jauhkan lah dedegemay dari tante tante yang kurang belaian dari pacar orang." Ucap gue bersabda lalu mengusap wajah gue pelan
Wanita itu mengeram kesal, dengan tangannya ia remas kesal.
"Dasar! Wanita kotor!." Desis wanita itu
"Gue ga kotor, gue bersih. Liat deh seragam gue bersih terus kulit gue putihnya rata ga kaya lu pada sibuk putihin wajah sampe leher kelupaan." Ucap gue terkekeh geli
Tangan wanita itu naik ke atas ingin menampar gue yang menurutnya lancang itu, sebelum tangannya menyentuh muka gue, gue pun menangkisnya.
Gue tersenyum sinis lalu memilin tangan wanita itu kebelakang
"Lain kali kalo ngajak berantem liat lawannya dulu, jangan sembarangan lawan, gini gini gue jago karate dulu di zaman purba." Bisik gue tersenyum sinis
Gue melepaskan tangannya kasar, lalu menepuk kedua tangannya
"Bye ye, gue masuk dulu. Makasih atas penyambutannya yang cukup membuat gue terkesan." Gue tersenyum manis dan melanjuti perjalanan ke kelas
1 langkah
2 langkah
3 langkah
Brukk
"Setan, sakit pantat gua kampank." Teriak gue sambil mengusap pantat gue yang baru saja mencium lantai
"Maaf gue ga liat, gue juga buru buru." Ucap seorang pria yang menabrak gue tadi
"Segede gini lu bilang ga liat?! Seenaknya main minta maaf lagi! Pantat gue kaga ada garansi ini gimana coba kalo gue kena geger pantat? Lu mau tanggung jawab ha?!." Ucap gue membuat pria itu menahan tawa
"Cantik, tapi rada ogeb" gumam cowo itu yang masih dapat gue dengar
"Gue dengar ya." Ucap gue berdiri menghadap cowo itu yang lebih tinggi dari gue
"Kenalin gue Azka Alvarez, lu?." Tanya nya, gue hanya melirik ke arah tangan cowo itu tanpa berniat membalas uluran tangannya yang bergantung di udara
"Aduh gimana ya, kalo belum se-hits Shawn Mendes gue ga tertarik untuk kenal sih ." Ucap gue sombong
Azka tersenyum sambil mencondongkan sedikit wajahnya melihat name tag diatas saku seragam gue
Sebelum sempat dia membacanya gue sudah menyilangkan kedua tangan gue di dada
"Cabul lu ya. Natap dada gue sampe segitunya?." Gue memincingkan mata menatap cowo itu
"Ngapain gue cabul ke lu, ga sreg gue punya lu datar."
Pletak
"Udah segede Nicky Minaj gini lu bilang datar? Huh! fix mata lu katarak pantes aja ga liat liat kalo jalan." Ucap gue membuat cowo itu melongo
"Gede dari mananya? Mirip Awkarin gitu datar." Balas cowo itu lagi sambil mengusap kepalanya yang gue jitak
"Bodo lah terserah lu mau ngomong apa, gue mau masuk kedalam kelas. Bye!." Gue lanjut berjalan meninggalkan cowo itu yang terkekeh geli.
Gue berjalan mendekat ke arah kursi gue dan melempar tas ke atas meja
"Kamu kenapa?." Tanya Vigo sambil berjalan menghampiri gue
"Nothing."
"Udah sarapan?." Tanya Vigo lagi yang gue jawab dengan gelengan.
"Kebiasaan. ayok sarapan dulu masih ada waktu 20 menit sebelum guru datang."
Belum sempat menjawab, tangan gue sudah ditarik oleh Vigo menuju arah kantin.
"Mau makan apa?." Tanya Vigo
"Apa aja yang penting halal."
Vigo berlalu memesan makanan, sembari menunggu Vigo kembali gue pun membuka aplikasi mobile legend.
"Nih makan." Ucap Vigo sambil meletakkan nasi goreng di depan gue
"Ntar nanggung."
"Makan Acel."
"Suapin."
"Ck, yaudah sini." Vigo menyendokkan nasi goreng tersebut dan mulai menyuapkan gue.
"Diekit diekit ajhwa beguo." Ucap gue kepada Vigo dengan mulut yang penuh dengan nasi goreng
"Ngomong apasih?." Tanya Vigo
Gue menelan nasi goreng tadi dibantu dengan dorongan air putih dan setelahnya gue melotot ke Vigo yang menampilkan watadosnya.
"Lu mau bunuh gua ya! Kalo gua keselek ntar gimana." Kesal gua
"Tinggal minum." Acuh Vigo
Gua pun menggeplak kepala Vigo kemudian lanjut memakan nasi goreng sendiri.
"Sakit Cel."
"Ga peduli."
"KDHP."
"Apaan KDHP." Tanya gua
"Kekerasan Dalam Hubungan Pacaran."
"Alay lu."
"Lu alay."
"Lu lah."
"Lu."
"Lu, titik ga pake koma ga pake tanda kutip."
"Serah." Vigo pun mulai memakan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak
RandomQueen Marcelia Dinata dan Vigo Jordan Smith seorang remaja yang menjalin sebuah hubungan dengan cara yang beda. Tidak seperti pasangan pada umumnya yang selalu memperlihatkan kemesraan. Vigo dan Queen malah sebaliknya mereka seperti kucing dan tikus...