CHAPTER 3 《Gavin Martinez》

181 15 0
                                    

Happy reading❣

***

Siapa wanita itu?

Sejak Karlyn melihat Gavin dengan wanita itu di cafe, ia sadar jikalau Gavin tidak akan pernah melihatnya sedetik pun dengan rasa cinta.

"Cihh.. cinta?" Gumam Karlyn.

"Mengapa?" Tanya Nancy yang sedang menyetir mobil menuju rumah Karlyn.

"Tidak, aku cuma lelah bekerja saja" jawab Karlyn letih. Jawaban Karlyn benar apa adanya karena tubuhnya lelah.

"Bagaimana kelanjutan cerita mu tentang si 'M' itu" lanjut Karlyn dengan sengaja. Hingga sekarang Karlyn pun tidak mengetahui pria yang disukai oleh sahabatnya itu. Nancy hanya memberi inisialnya saja. Menyebalkan bukan?

Tawa Karlyn meledak saat melihat bibir Nancy menekuk kebawah dan muka yang menahan rasa ingin mencakar muka Karlyn. Ada ada saja.

"Terus aja tertawa sampe rahangmu sakit!" Sengit Nancy.

"Okee sorry" ucap Karlyn dengan suara yang menyerupai anak kecil.

"Whatever!" ucap Nancy sambil berlagak ingin muntah.

Tak terasa mereka sudah sampai dirumah Karlyn dan Nancy langsung menuju rumahnya jika mampir terlebih dahulu bisa-bisa dia kemalaman dan tidak berani pulang malam-malam juga. Dasar penakut.

***

Karlyn memasuki mansion, mendapati mamanya yang sedang menonton tv sendirian.  Menghilangkan kebosanan disaat papa sedang bekerja.

"Karlyn pulang" Karlyn sedikit teriak, memang itulah kebiasaannya dari dulu.

"Karlyn tidak usah teriak-teriak!" Omel mama Rose .

"Mengapa kau baru pulang?" Lanjutnya.

"Biasalah hari pertama kerja ma, dan tadi mampir dulu ke cafe bersama Nancy. Aku langsung kekamar ya ma." balas Karlyn.

"Berendamlah dengan air hangat"

Karlyn menjawabnya dengan senyuman kemudian ia berjalan menuju kamar dan segera mandi. Setelah selesai mandi, ia langsung mengambil laptopnya dan menonton netflix sambil tiduran. Seperti biasa, Karlyn kalau tidur hanya menggunakan tanktop dan hotpants saja. Kebiasaan dari kecil.

***

"Malam ini kau ikut kami tidak?" Tanya Martin.

"Sepertinya tidak" jawab Gavin sambil mengetik di laptopnya.

"Mengapa?"

"Kau tidak lihat jikalau aku sedang sibuk?" Geram Gavin.

"Ayolah, temani temanmu yang sedang patah hati ini" ucap Martin dengan nada menjijikan.

"Tidak bisa aku sibuk, Bukankah kau mempunyai banyak pacar? Kenapa bisa patah hati? Kata kau 'gugur satu tumbuh seribu' bukan?" Tegas Gavin.

"Baiklah. Aku cuma ingin mengajakmu saja, aku pergi dulu bye"

Sebenarnya Gavin tidak ingin menolak permintaan temannya itu tetapi kerjaan menumpuk dan tidak ada yang bisa meng-handle selain Gavin si pemilik perusahaan. Ia tidak mau menjadi pemimpin yang tidak becus dan harus menjadikan contoh pemimpin yang baik untuk karyawannya.

Bagi Gavin one night stand dinegara ini sudah cukup lumrah bukan? Bahkan setau Gavin ada beberapa orang yang mempunyai bisnis memperjual belikan wanita. Tetapi itu bisnis yang cukup berbahaya dan Gavin tidak tertarik untuk bekerja sama dengan bisnis itu.

Inside The LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang