CHAPTER 11 《Kisses》

164 13 0
                                    

Adakah seseorang bangun pada pagi hari dengan menekukkan senyumannya? Seperti yang dilakukan oleh Karlyn sekarang. Bangun dipagi hari tidak sesemangat ini. Ia harus berolahraga agar tetap menjaga tubuh indahnya ini biar tetap ideal.

Bersiap diri menggunakan pakaian seperti bra sport dan legging hitam --sepanjang lututnya, serta sepatu yang nyaman untuk dirinya berolahraga. Diambilnya cardigan yang berwarna pastel pink lalu turun kelantai bawah untuk pergi ke sport center menggunakan mobil miliknya.

Tidak lupa ia membawa totebag berisi pakaian untuk berganti setelah melakukan gym yang melelahkan nanti.

Saat weekend di Los Angeles, tempat-tempat sport center didekat rumahnya cukup ramai didatangi para pekerja kantoran maupun yang lain-lain. Sepertinya ia akan berkemudi agak menjauh dari tempat tinggalnya untuk mencari sport center yang bagus dan sepi.

Setelah mencari hampir satu jam, dirinya mendapatkan rekomendasi oleh sahabatnya yaitu Nancy. Jikalau tempat gym itu cukup sepi dikala weekend. Karlyn langsung bergegas menuju tempat itu yang kini tak jauh dari dirinya sekarang berada.

Sesampainya disana, ternyata tempatnya cukup mewah diantara sport center yang berada didekat tempat tinggalnya. Ia melihat hanya beberapa mobil yang terparkir disana. Masuklah dirinya dan disambut oleh petugas disana dengan senyuman.

"Good morning, selamat datang di Mz's sport center. Silahkan pilih tipe disini Miss." Tawar wanita yang berada dibalik meja resepsionis itu sambil menunjukan stand banner didepannya.

Karlyn memilih lalu menjawab "Aku pilih tipe 2 saja, please"

"Untuk tipe 2 saat ini anda tidak bisa sendiri. Sudah ada orang disana. Apakah tidak apa?"

"No problem" ucap Karlyn tersenyum lalu membayarnya dan segera ditunjukan oleh salah satu petugas disana untuk menuju tempat VIP kesekian yang mereka punya.

Karena jujur, ia cukup risih jikalau banyak mata yang memandang lapar kepada dirinya.

Mungkin olahraga sekarang akan menghilangkan beban pikirannya.

Dibukakan pintu itu dan dirinya menaruh tas chanel beserta totebag dilemari yang disediakan didalam sana. Dilepasnya cardigan miliknya lalu mengambil airpods2 dan ponsel.

Hal pertama yang Karlyn lakukan adalah pemanasan diatas matras yang menghadap kearah cermin yang memenuhi ruangan ini. Sedari tadi ia tidak melihat adanya seseorang didalam ruangan ini, apa mungkin sedang kekamar mandi? Tidak peduli.

Dilanjutkan dengan benda-benda gym lainnya selama kurang lebih satu jam dirinya tidak berhenti kecuali minum air yang disediakan disana. Dirinya istirahat sejenak disalah satu matras yoga, lagi-lagi dirinya memikirkan hal itu, mengapa orangtuanya mengusulkan pernikahan dengan Gavin? Apakah tidak ada orang lain yang dijodohkan oleh dirinya?

Karlyn tidak mau mencintai Gavin terlalu jauh lagi, cukup dirinya menderita selama hampir 6 tahun mencintai dalam diam tanpa balasan. Diiringi musik Best part - Daniel Caesar yang tidak disangka akan terputar diponselnya.

Airmata yang tak diundang turun melalui ujung mata hingga membasahi pipi tirusnya itu. Ditaruhlah kedua tangannya diatas lutut yang ia tekuk lalu ditaruhnya dahi ditangan yang terlipat. Tubuhnya bergetar lemah dengan isakan yang pilu. Ternyata mencintai orang yang tidak mencintai dirinya sungguh menyakitkan.

Disela isakannya, terdengar suara pintu bergeser menandakan seseorang masuk lalu dirinya mendongak dan menghapus sisa-sisa air matanya dengan tangannya dengan cepat. Ia tidak ingin menampakan kepada orang didunia jikalau dirinya selemah ini terhadap cinta.

Ternyata seorang pria yang masuk keruangan itu, sekarang pria itu sedang melakukan angkat beban yang membelakangi dirinya sehingga tidak dapat melihat wajah si pria.

Karlyn melanjutkan dengan yoga yang cukup santai hanya sekedar perenggangan. Disaat dirinya mendorongkan tangan kedepan dan sedikit menurunkan tumpuan kaki sehingga menampakan bokongnya sedikit lebih berisi jikalau begitu.

"Bokongmu ternyata bagus juga" ucap pria itu sambil mengangkat beban.

Karlyn terkejut dengan perkataan itu lalu membalasnya tanpa menoleh kearah pria itu. "Jaga omongan anda, tuan" lalu diteruskannya dengan skiping dan tidak menghiraukan pria itu.

Saat dirinya memejamkan mata sambil terus melompat-lompat, Karlyn tidak tahu jikalau pria itu sudah ada tepat di depan nya sambil berdiri menyilangkan tangannya didepan dada.

"Karlyn Bertrand" perkataan pria itu membuat Karlyn berhenti lalu membuka mata dan cukup terkejut dengan pria yang berada didepannya sekarang ini.

"Gavin?" Mulutnya berucap spontan.

Setelah dirinya menghindar dari Gavin untuk tidak berpapasan saat dikantor dan sialnya sekarang ia bertemu dengan pria ini.

"Apa yang kau lakukan disini?" Lanjut Karlyn bertanya.

"Sport center ini milikku Ms. Bertrand" itu bukanlah sebuah jawaban melainkan pengumuman. Dirinya tidak terkejut jikalau Gavin mempunyai tempat ini. Bahkan mungkin pria itu mempunyai tempat-tempat yang lebih dari sport center ini bukan?

"Angkuh sekali kau ini, tuan" ucap Karlyn lalu menuju lemari, mencari handuk kecil untuk mengeringkan keringat yang melekat di wajah dan tubuhnya.

Karlyn tidak sadar jikalau diikuti oleh Gavin dibelakan. "Aku tidak percaya. Kau cukup sexy jika menggunakan pakaian gym seperti ini."

Dirinya terkejut untuk yang kedua kali karena suara yang tepat berada ditelinga sebelah kanannya sambil mengecup lehernya. Segera menjauhakn kepalanya lalu berbalik dan berkecak pinggang.

"Tidak punya sopan santun kau ini?!" Omel Karlyn yang hanya dibalas dengan senyuman tipis yang seakan membakar Karlyn saat itu juga.

Entah apa yang menghipnotis Karlyn saat ini, ia sudah merasakan sebuah tangan bertengger dipinggang rampingnya lalu kepalanya sudah tepat didepan dada berbidang Gavin.

"Ka-kau mau apa. Lepaskan" berusaha mendorong dada Gavin dengan sekuat tenaga tetapi tidak berhasil. Dilihatnya lengan yang tidak tertutup kain milik Gavin yang kekar menbuatnya pasrah karena sia-sia menghindar juga.

"Wangi parfum dan keringat yang keluar dari tubuhmu membuatku berfantasi liar. Karlyn"

Mengapa suara itu seksi sekali. Tuhan

"Kalau kau berbuat macam-macam, aku akan berteriak" ancam Karlyn sambil melepaskan tangan yang berada dipinggangnya.

"Silahkan"

"Tol---hmpttttt" sebelum menyelesaikan berteriak, mulutnya dibungkam oleh Gavin yang sedikit membungkuk dengan lumatan yang lembut terkesan romantis dan liar.

Karlyn menegang dan tidak membalasnya, ia hanya menikmati sentuhan yang memabukan dari pria itu saat ini. Diangkat tubuhnya oleh Gavin tanpa melepas panggutannya sehingga kini kedua kakinya bertengger dipinggang kekar milik pria itu. Kedua tangan Karlyn berkalung dileher pria itu. Dan tangan Gavin menahan tubuh Karlyn agar tidak jatuh.

Bermenit-menit tidak juga telepas hingga kini dirinya terhimpit tembok dan Gavin seakan lapar akan ini seakan dirinya tidak diberi nafas oleh pria itu.

Dan akhirnya Gavin melepas panggutannya lalu keduanya bertatapan. Mata hijau milik Gavin menatap dirinya dengan tajam seakan ingin menerkam Karlyn saat ini juga.

Jikalau seperti ini, bagaimana aku bisa berhenti mencintai dirimu. Gavin.

***

🍁Happy Eid Adha bagi yang menjalankan🍁


VOTE
COMMENT

THANKS

Inside The LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang