Disisi lain.
Entah mengapa Gavin mencium Karlyn tadi. Dirinya tidak berfikir terlalu jauh, layaknya seorang pria brengsek pada umumnya, jikalau melihat wanita cantik memang begitu. Tetapi tidak semua wanita.
Mereka bertemu kembali didepan toilet dan terjadi sebuah tragedi yaitu sebuah benda yang berisikan cairan jatuh lalu tumpah dan berserakan. Gavin segera menelpon karyawannya untuk membersihkan ulah wanita itu. Setelah itu ia beranjak untuk keruang santai yang berada di sport center miliknya ini.
Tak selang beberapa lama, Gavin mendapat pesan dari Mark bahwa ada hal yang mendadak dan ia harus ke kantor. Gavin pun menuju parkiran, melajukan mobil meninggalkan tempat itu.
Disiang hari ini cukup panas, Gavin berniat untuk mampir ketempat toko buah yang menyediakan jus buah yang cukup terkenal di kota ini.
Dari kejauhan, Gavin melihat seorang wanita yang sedang dibekap mulutnya oleh seorang pria bepakaian serba hitam. Lalu pria itu menarik wanita itu kesebuah gang tak jauh dari sana.
Dengan rasa penasaran, Gavin diam-diam memperhatikan kejadian itu. Ditepikanlah mobilnya, lalu ia turun kemudian berjalan menuju gang itu. Dari balik tembok pertokoan, ia mendengar teriakan wanita tadi meminta tolong tetapi tidak ada satu orang pun menolongnya.
Gavin sedikit mengintip, ia terkejut bahwa wanita itu adalah Karlyn. Dari jauh ia bisa melihat bahwa Karlyn ditendang oleh salah satu pria disana sampai wanita itu terjatuh cukup kencang.
Salah satu pria disana pergi lalu kembali dengan mengemudi mobil dan Karlyn dipaksa untuk masuk, meninggalkan tas yang tergeletak disana.
Gavin segera berlari kearah mobil sport biru dongker miliknya, ia melihat mobil SUV hitam tadi melintas tepat didepan matanya. Dengan cepat ia masuk kedalam mobil dan mengejar mobil itu.
Mobil itu memasuki area bukit-bukit yang menjulang ke jurang. Diperjalan, ia menelpon Travis untuk mendatangkan beberapa anggotanya untuk membantu dirinya. Sambil terus mengejar, Gavin melihat kebelakang ternyata mobil yang dikendarai Travis sudah berada didepannya sekarang.
"Kepung mobil itu dijarak 500Meter dari sekarang. Travis" Intercom dimobilnya terhubung ke mobil Travis.
"Tembak salah satu ban mobil itu" lanjutnya. Mobil itu terlihat kehilangan keseimbangan, tetapi mobil itu terus melaju walaupun ban mobilnya tertembak.
"Anak buahku sudah berada disana. Sir." Ucap Travis. Gavin menyeringai.
Berani sekali ada yang bermain di daerahku.
Dengan keahlian yang dimiliki Gavin, sekarang ia bisa mengendarai mobil ini seperti di arena balap. Dilihatnya mobil SUV hitam itu berhenti mendadak karena terhalang oleh anak buahnya yang sudah berdiri memegang senjata laras panjang. Dan ia pun ikut berhenti.
Keluarlah seorang pria yang mengemudi lalu seorang pria satu lagi yang menodongkan kepala Karlyn dengan sebuah pistol. Gavin bisa melihat jelas bahwa wanita itu mendapati luka di dahinya dan bibir wanita itu. Karlyn ditutup matanya oleh sebuah kain hitam dan kedua tangan wanita itu diborgol.
"Jikalau kalian berbuat sesuatu, kutembak wanita ini" ancam pria yang menodongkan pistol ke kepala Karlyn.
"Oh, kalian yang berasal dari kelompok tikus itu, malang sekali kalian disuruh oleh si bodoh untuk membunuh wanita itu. Kalian tau? Kalian hanyalah sampah bagi si bodoh itu" ucap Gavin santai sedikit berteriak. Kedua pria itu terkejut karena dengan mudahnya Gavin mengetahui siapa tuan mereka.
"Diam kau Delwyn" pria yang menodongkan pistol kearah Karlyn menoleh kebelakang ternyata yang mengikutinya adalah penguasa daerah disini.
"Mengapa? Kau takut?" Gavin sedikit berjalan mendekat dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside The LOVE
RomanceMereka berdua dipertemukan kembali setelah sekian lama tidak bertemu. Dan kenyataan yang harus Karlyn akui adalah, bahwa ia masih mencintai Gavin selama 6 tahun hingga sekarang. Cinta yang tidak pernah terbalaskan membuat Karlyn ingin segera pergi...