CHAPTER 15 《The Treaty》

95 7 4
                                    

Saat ini Gavin sudah berada diperusahaan Jack Bertrand, lumayan besar sama seperti perusahaan miliknya. Gavin berpikir kembali. Bagaimana jalan pikir pria tua itu dengan memperkerjakan putrinya diperusahaan orang lain?

Ia tengah berjalan kearah lift yang diarahkan oleh sekretaris Mr. Bertrand, lift berjalan menuju ke lantai yang dituju. Mengikuti kembali si sekretaris menuju ruang kerja Mr. Bertrand dan dipersilahkan untuk duduk disebuah sofa. Tetapi Gavin tidak melihat keberadaannya.

"Sir, anda diminta untuk menunggu karena Mr. Bertrand sedang berada diperjalanan dari rumah sakit sehabis mengunjungi nona Karlyn" sesudah memberikan informasi, sekretaris itu pamit undur diri.

Sial! Dia membuatku menunggu.

Jikalau bukan karena tawaran menarik itu Gavin tidak sudi disuruh untuk menunggu pria tua itu. Sungguh membuang waktu saja. Sekitar 5 menit sudah ia habiskan untuk menunggu pria tua itu. Dan kini ia muncul dengan wajah semiriknya.

"Maaf, membuatmu menunggu lama" ucap Jack lalu duduk disofa.

"First of all, terima kasih telah menyempatkan waktu untuk datang diperusahaanku" lanjutnya.

Gavin berdehem "Bisakah anda memberikan dokumen kerja samanya sekarang?"

"Kau ini sangat terburu-buru" Jack terkekeh dan mengambil dokumen itu lalu diletakan diatas meja. "Silahkan kau baca"

"Aku ingin bertanya padamu" Gavin yang tengah membaca dokumen itu sontak melihat ke arah Jack. "Mengapa kau bisa ada disana dan menyelamatkannya?"

Oh, tentang kejadian itu.

Gavin tidak menghiraukan pertanyaan Jack dan kembali membaca dokumen kerja sama tersebut. Benar apa yang dikatakan Jack pada Gavin, bahwa kerja sama ini sangat menguntungkan Gavin. Tetapi disini hanya tertulis 1 syarat.

Syarat :

Pihak pertama : Jack Bertrand
Pihak kedua : Gavin Martinez

Pihak pertama meminta pihak kedua agar menikahi Karlyn Bertrand (putri dari pihak pertama) dengan kesempatan waktu yang diberikan tidak lebih dari 14 hari untuk memikirkan persoalan ini.

# Jika pihak kedua dapat menyanggupi permintaan pihak pertama dengan tersenggalaranya pernikahan tidak lebih dari 14 hari, maka pihak kedua akan mendapatkan 50% saham perusahaan dari pihak pertama.

# Tetapi jika pihak kedua tidak menyanggupi permintaan pihak pertama, maka kerja sama ini akan dihilangkan dalam waktu yang ditentukan.

"Jadi, tentang pernikahan?" Tanya Gavin serius.

Jack tersenyum "Bukankah sangat menguntungkan dirimu, Gavin?" Jack berdiri lalu berjalan kearah jendela dengan memasukan kedua tangannya didalam saku celana. "Kau dapat menikahi putriku dan kau juga mendapatkan setengah saham dari perusahaanku. Sangat menguntungkan bukan?"

"Dan ingat! kau jangan berfikir jikalau aku menjual putri kesayanganku kepadamu." Tambahnya dengan menoleh kearah Gavin.

"Ku rasa ini adalah kerja sama yang konyol" Gavin merasa sedikit kesal.

"Ya, terserah padamu. Kau tidak usah sibuk untuk mencari alasan disaat kedua orang tua mu menanyai tentang pernikahan."

"Bukankah kalian memang menjodohkanku dengan putrimu?" Sedikit membingungkan memang.

Jack mengangkat kedua bahunya beserta kedua tangannya diatas. "Jadi bagaimana, Gavin?" Jack kembali duduk dan Gavin menatapnya penuh tanda tanya.

***

"Aku menerimanya"

"Kau gila?!" Wanita itu terkejut.

Nancy yang tiba-tiba datang langsung menceritakan sesuatu. Karlyn yang mendengar sahabatnya ini tentang percintaannya membuatnya geram. Bagaimana bisa ia kembali dengan mantannya yang berengsek itu. Setelah manis sepah dibuang.

"Dia mengatakannya dengan sungguh-sungguh, Karlyn" ucap Nancy meyakinkan Karlyn.

Pagi ini Nancy menjenguk Karlyn yang masih berada dirumah sakit dengan membawakan Red Velvet Cake kesukaan sahabatnya itu. Dan kini Karlyn tengah memakannya.

Karlyn memutar bola matanya "Dan pria brengsek itu juga akan membuangmu lagi dengan sungguh-sungguh" Karlyn jengkel sekali dengan pemikiran Nancy.

"Entahlah" ucap Nancy lemah dan menaruh piring yang berisikan kue yang ia bawa.

Karlyn kikuk melihat wajah muruh Nancy, secepat kilat ia berpikir bagaimana mengembalikan wajah gembira sahabatnya itu. "Oh ya. Bagaimana kabar dari si 'M' mu?" Karlyn melihat rona dimuka Nancy.

Syukurlah dia tidak merajuk.

"Dia mengirim pesan kepadaku pagi ini." Raut muka Nancy kembali cerah saat mengingatnya.

"Apa yang ia katakan?" Tanya Karlyn.

"Secret" Nancy menjulurkan lidahnya lalu tertawa.

"Sialan kau ini" bukannya marah akan umpatan dari Karlyn, Nancy malah tertawa keras.

Nancy selalu bercerita tentang si 'M'. Mereka bertemu melalui aplikasi mencari pasangan. Entah mengapa mereka berdua cukup dekat hingga seperti orang pacaran. Tetapi sayangnya mereka berdua tidak pernah bertemu. Hanya bertukar pesan saja. Foto profilnya pun hanya menunjukan punggung si 'M'.

"Jadi sekarang aku boleh tau nama panjang dari si 'M'.?" Selama ini Nancy hanya menyebut pria itu 'M', saat Karlyn bertanya selalu dijawab rahasia oleh Nancy dan dia juga mengatakan kalau Karlyn akan merebutnya. Cihh..

Nancy menggelengkan kepalanya bertanda ia masih tidak ingin memberi tahu. "Nanti kalau kami bertemu, kau akan ku ajak."

"Ayolah hanya sebuah nama, aku sangat penasaran" bujuk Karlyn.

"Baiklah" Nancy memutar bola matanya
"Ia bernama Martin"

'Namanya tidak asing. Apakah dia Martin teman Gavin? Tidak mungkin. Nama Martin didunia ini tidak hanya satu saja bukan?' Batin Karlyn.

"Nama keluarganya?" Rasa penasaran Karlyn pun muncul.

"Dia tidak memberitahuku tentang itu"

"Lalu ia tinggal dimana? Luar negeri?" Tanya Karlyn lagi.

"No"

"Dia juga tinggal di LA?"

"Benar, s3nangnya hatiku. tetapi lagi-lagi dia tidak memberitahu didaerah mana ia tinggal. Huft" ucap Nancy dengan mencebikan bibirnya.

"Seharusnya kau bertanya lagi padanya!" Cecar Karlyn.

"Kau ini! Masih untung aku diberitahu informasi tentangnya. Kau tidak tahu bagaimana menunggu jawaban darinya" Kesal Nancy.

***

Dering telepon membuat pria itu menoleh kearah ponsel yang berdering itu. Ia tersenyum melihat siapa yang meneleponnya, kemudian ia mengangkatnya. "Dia sudah pergi"

"Jadi, bagaimana keputusannya?"

Pria itu tertawa "Tenang saja kau tidak usah khawatir, kita hanya butuh sedikit pemanis biar dia dapat menyetujuinya"

Pria disebrang sana juga ikut tertawa "Kau memang dapat diandalkan, Jack"

"Kita ingin yang terbaik untuk mereka berdua, Alex. Saat ini nyawaku terancam, aku tidak mau putriku terkena imbasnya" tersirat ada kesedihan dari ucapan Jack.

"Aku tahu dan aku yakin Gavin bisa menjaganya"

***

Setelah sekian lama...
Maafkan aku tiba2 hiatus huhuu...


VOTE
COMMENT

THANKS

Inside The LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang