CHAPTER 4 《That Voice》

155 12 0
                                    

Kembali update. Yeayyyy!!
Happy reading❣

***

Pekerjaan hari ini cukup banyak. Sehingga Karlyn dibuat pusing oleh dokumen-dokumen ini. Sekarang menunjukan waktu makan siang. Ia pun bergegas ke cafetaria yang berada di lantai 1.

Disaat sedang berjalan menuju lift, ia dipanggil oleh suara wanita yaitu..

"Karlyn! wait..." ucap wanita itu yang ternyata adalah Sindy teman satu management nya yaitu management pemasaran.
"Sindy? Ada apa?"

"Kita ke cafetaria bareng ya? Bolehkan?" Tanya Sindy.

"Oh oke ayo" balas Karlyn.
Mereka berdua menunggu lift sambil mengobrol tentang pekerjaan. Ting.

Disaat Karlyn ingin masuk, tetapi terhenti ketika melihat wajah Gavin. Ia ingin menjaga jarak dengan Gavin tetapi hatinya masih seperti dulu. Love!
Semua karyawan yang ingin masuk ke lift tersebut menjadi enggan masuk karena ada bos mereka didalam.
Lebih baik menunggu lift berikutnya. Batin mereka.

"Mengapa tidak masuk?" Gavin bertanya kepada semua karyawannya sambil mengedipkan matanya kepada karyawan perempuannya.

"Tidak apa-apa Mr. Martinez, kami menunggu lift berikutnya saja." Ucap Sindy yang berada tepat di depan pintu lift. Dan pintu lift pun tertutup.

"Tampan sekali Mr. Martinez itu, kapan aku bisa tidur lagi dengannya" ucap salah satu karyawan prempuan.

'Menjijikan' batin Karlyn

***

Sesampainya dicafetaria, Karlyn dan Sindy duduk didekat jendela yang mengarah kejalan raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya dicafetaria, Karlyn dan Sindy duduk didekat jendela yang mengarah kejalan raya.

Seorang waiters pun datang menghampiri kami.
"Kau mau pesan apa Sin?" Tanya Karlyn sambil membolak-balik buku menu.

"Aku sedang ingin Bruschetta Pasta Salad dan Lemon Juice. Please." jawab Sindy yang juga sedang membolak-balik buku menu kepada waiters.

"Kalau aku Chicken Bacon Avocado Salad with Lemon Vinaigrette dan strawberry smoothie. Please." Dan juga Karlyn ingin menjaga berat badan yang ideal nya ini agar tetap ramping. Dan waiters itupun pergi setelah mencatat pesanan mereka

"Oh iya Lyn, dengar-dengar kalau kau kemarin seharian diruang kerjanya Mr. Martinez ya?" Tanya Sindy dan itu membuatku terkejut.

"Ya.. kemarin aku perkenalan diri dan mengasah kemampuan yang aku punya dihadapan Mr. Martinez"
Hebat sekali kau ini Karlyn membuat alasan yang bagus.

"Tetapi kemarin aku lihat Mr. Martinez keluar kantor pada jam setelah makan siang"

'Whattt????? Jadi dia meninggalkanku diruangannya dan yang pasti pintu itu terkunci. Bagaimana jikalau kebakaran dan aku tidak bisa keluar? Terus aku menjadi perawan muda dan masuk ke dalam berita jikalau ditemukan mayat wan----' Batin Karlyn

"Tidakkkkk........." Teriak Karlyn yang mengundang semua mata yang ada di cafetaria itu menuju Karlyn.

"Karlyn ada apa?!" Tanya Sindy yang juga terkejut akan suara Karlyn yang tiba-tiba berteriak itu.
Karlyn pun sadar akan teriakan nya itu mengundang seluruh karyawan yang ada di cafetaria.

"Sorry...." ucap karlyn kepada semua karyawan-karyawan.
"Kamu kenapa Lyn?! Bikin aku terkejut saja"

"Lupakan" kata Karlyn.
Makanan pun datang dan mereka langsung menyantapnya, tetapi sebelum itu karlyn memfoto makanan itu untuk upload di Instagram nya.

Setelah selesai makan mereka berdua pun kembali ketempat kerja mereka dan kembali bekerja.

***

Saat Gavin sedang makan siang dengan teman-teman nya, ia dikejutkan dengan suara seorang wanita.

"Tidakkkkk......"

Gavin pun menengok kearah sumber suara dan ternyata itu adalah suaranya Karlyn.

"Ada apa dengan karyawanmu Vin?" Tanya Ruben.
Ya seperti kalian tahu sekarang keempat most handsome itu berada di cafetaria untuk makan bersama dikesibukan mereka. Yakni ada Martin, Bobby, Ruben dan juga Gavin.

"Cantik-cantik tetapi gila" celetuk Bobby. Dan langsung kena pukul dikepalanya oleh Gavin.
"Seenaknya kau bicara seperti itu kepada karyawanku"

"Kau pukul aku?! kalau otakku ikut gila bagaimana Vin," gerutu Bobby kesakitan sambil mengusap kepalanya.

"Tunggu Vin, sepertinya aku kenal wantia itu" Ucap Martin kepada Gavin.
"Ah aku ingat, dia mantanmu waktu SMA, right?" Lanjut Martin.

"Yes she is and-------" Jawab Gavin terpotong karena bunyi handphone nya.

"Gavin is here"
"Sekitar jam 5 ma."
"Baiklah. Love you mam."

"Dari tante Mery ya?" Tanya Ruben. Dan dijawab anggukan oleh Gavin.

Mamanya itu selalu meminta dirinya agar cepat menikah dan mempunyai keturunan.
'Derita anak laki tunggal' batin Gavin.

Bisa saja dirinya mencari wantia yang siap mengandung anaknya dan setelah itu ia campakan jika wanita itu meminta cinta. Tidak ada di kamus Gavin yang namanya CINTA. Semua adalah omong kosong. Di dunia ini tidak ada cinta sejati, semua wanita yang mendekati dirinya hanya ingin uang, uang dan uang.
Tetapi ide gila itu tentu saja tidak ia jalankan, bisa-bisa ia dibunuh oleh mama nya. Seram sekali.

"Oke bro, aku kembali keruangan duluan. Semua makanan aku yang bayar bilang pada kasir" kata Gavin dan langsung berlalu menuju ruang kerjanya dan meneruskan pekerjaan yang menantinya. Jikalau ia tidak giat, bagaimana ia menggaji karyawannya.

***


VOTE
COMMENT

THANKS

Inside The LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang