CHAPTER 9 《The Guy》

133 13 0
                                    

Happy reading ❣

***

"Ada apa Papa kesini? Inikan bukan waktunya Papa untuk berkunjung" Tanya Gavin kepada Papa Alex. Gavin baru selesai rapat antar investor yang tertarik bekerja sama dengan perusahaannya.

Memang setiap seminggu sekali tepatnya di hari Sabtu, Papa Alex akan berkunjung untuk melihat kinerja anak sulung nya itu. Meskipun ia percaya jikalau Gavin bisa mengurus perusahaannya, ia tetap saja harus mengecek dan memberi arahan kepada putranya itu.

"Apa kau masih berhubungan dengan wanita itu?" tanya Papa Alex serius.

Gavin mendengus. "Kate?" Bukan menjawab tetapi Gavin berbalik nanya.

"Siapapun itu Papa tidak suka jikalau cuma menginginkan uangmu saja, lebih baik kau bersama Karlyn" tepat disaat Papanya menyebutkan nama Karlyn, orang yang mempunyai namanya itu datang.

"Sebaiknya kita ke cafetaria saja, biar lebih santai mengobrolnya" ajak Papa Alex kepada dua orang itu.

Papa Alex berjalan beriringan dengan Gavin, Karlyn mengikuti dibelakang mereka. Sampailah di cafetaria kantor mereka duduk dan melihat sekeliling yang lumayan sepi karena sudah waktu jam pulang kerja, paling mereka yang berada disini ingin melanjutkan pekerjaan atau sekedar ingin menongkrong ria disini karena tempat ini lumayan cozy.

"Jadi bagaimana tentang perjodohan kalian?" Karlyn sedikit terkejut walaupun ia tahu jikalau Papa Alex akan mengatakan hal ini.

"Maaf sebelumnya Pa, waktu itu Karlyn tidak sopan keluar pembicaraan pada malam itu" ucap Karlyn sedikit memelas dan tersenyum.

Papa Alex tersenyum. "It's okay darling, Papa tau perasaan kamu"

Gavin berdehem. "Pa, sebaiknya batalkan saja perjodohan konyol ini. Kita berdua sudah sepakat bahwa tidak menerima perjodohan ini." Perkataan Gavin membuat Karlyn kembali sesak hati, ia tahu perjodohan ini tidak akan terjadi.

"Iya Pa. Kami masih terlalu muda untuk melakukan pernikahan ini" lanjut Karlyn dengan sekuat hati untuk mengatakannya.

"Kalian tidak langsung menikah, tetapi bertunangan terlebih dahulu. Masalah menikah kita liat nanti jikalau memang kalian tidak cocok, kalian bisa memutuskannya. Itu saran Papa dan Jack, kalian harus membicarakannya dengan Mery dan Rose" ucap Papa Alex panjang lebar.

Jika menyangkut mamanya, Gavin tidak bisa menolak. Ia terlalu sayang dengan Mama Rose melebihi apapun.
"Kita akan bicarakan ini dengan Mama Mery dan Mama Rose" ucap Gavin penuh keyakinan.

"Baiklah, keputusan ada ditangan kalian berdua. Papa akan mendoakan yang terbaik buat kalian" dan mereka berlanjut mengobrol tentang perusahaan.

***

Setelah membahas hal tadi dan dilanjutkan dengan mengobrol santai tentang perusahaan, Gavin disuruh papanya untuk mengantar Karlyn pulang. Walaupun Karlyn sudah menolak --karena ia membawa mobil sendiri dan menginap dirumah Nancy, ia kan masih mode ngambek kepada orangtua nya-- Papa Alex tetap kekeh dan mencari alasan kalau sudah terlalu sore jikalau Karlyn pulang sendirian. Mau tidak mau Karlyn menuruti perkataan Papa Alex.

"Tidak usah dipikirkan perkataan papa ku tadi. Dan..."

"Bisakah kau menggunakan taksi? Aku ada urusan mendadak" lanjut Gavin.

"Baiklah. Turunkan aku dihalte depan saja" balas Karlyn tanpa menoleh kearah Gavin yang sedang menyetir.

Mobil Ferrari biru dongker itu berhenti didepan halte. Segera Karlyn keluar dengan mengucapkan terima kasih lalu mobil itu melaju kencang. Huft!

Sambil menunggu taksi datang, Karlyn duduk sendirian ditengah orang lalu lalang. Tidak ada tanda-tanda muncul nya taksi, sedari tadi ada taksi tetapi ada penumpang didalamnya. Ia sudah cukup lama menunggu selama dua jam dan sialnya baterai ponsel nya sudah habis. Sekarang tepat jam 10 malam, ia bisa melihat itu dipapan jam pemberitahuan yang tertempel dihalte itu.

Hujan pun tiba-tiba turun cukup deras. Dirinya membawa payung, tetapi masih bimbang. "Bagaimana ini, apakah aku harus jalan kerumah? Apakah itu aman walaupun cukup dekat dari sini" Karlyn berbicara kepada diri sendiri.

Karlyn ingin menunggu taksi kira-kira setengah jam lagi selagi menunggu hujan reda. Jika tidak ia akan menerobos hujan dan berjalan kerumah dengan nekat walaupun sedikit berbahaya karena sudah cukup malam.

Tiba-tiba ada sesosok pria menggunakan hoddie hitam yang menutupi kepalanya berdiri rada jauh dari tempat dirinya duduk. Awalnya Karlyn bersikap biasa saja dan tidak curiga apapun, tetapi pria itu selalu melihat sekeliling kanan dan kiri. Pria itu kini duduk tepat disebelah nya dan itu membuat Karlyn sedikit was-was.

"Sendirian saja nona?" Ucap pria itu tanpa menoleh kearah Karlyn.

Karlyn tidak menjawab, ia langsung berdiri dan sedikit berlari ingin menjauh dari halte. Tetapi ia merasa diikuti oleh pria itu yang kini telah memegang tangannya dengan kasar "Sebaiknya kau ikut aku saja nona, kita bersenang-senang" lalu pria itu dengan paksa menarik tangan Karlyn.

"Help!.. Help!..." teriak Karlyn sambil memberontak dan memukul tangan pria itu. Tetapi jalanan sepi dan tidak ada orang lewat karena sudah cukup larut malam.

Penjahat itu berbalik dan menampar pipi Karlyn cukup keras sampai bibir Karlyn sobek dan berdarah "BISA DIAM TIDAK!"

Karlyn menangis perih dan sambil terus memberontak minta tolong cukup keras. Apakah yang akan terjadi kepada dirinya. Ia segera memikir cepat dan AHA!
Ia menendang betis belakan penjahat itu dengan heels 5cm nya dengan cukup kencang lalu berlari kencang.

Penjahat itu tersungkur kedepan "Sialan!" mengaduh kesakitan. Penjahat itu segera bangun dan berlari mengejar Karlyn dengan tertatih karena tendangan heels Karlyn cukup kuat.

Karlyn berlari cukup kencang dengan sesekali melihat kearah belakang melihat penjahat itu. Karlyn terlalu kencang berlari dengan menggunakan heels 5cm itu, kakinya sekarang sangat sakit dan...... DUK.

Dirinya terjatuh dan dahi nya membentur pinggiran pot besar yang berada ditrotoar. "Mau pergi kemana lagi kau!" Ucap penjahat itu kepada karlyn.

Saat penjahat itu hendak menggapai tangan Karlyn tiba-tiba ada suara...

"Hei! Lepaskan dia!" Teriak suara itu yakni suara seorang pria.

***


VOTE
COMMENT

THANKS

Inside The LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang